2.4 Hasil Tangkapan Pukat Udang
Hasil tangkapan pukat udang terdiri dari hasil tangkapan utama dan hasil tangkapan sampingan. Hasil tangkapan utama berupa udang berukuran standar
internasional dan memiliki nilai jual yang tinggi sedangkan untuk udang berukuran kecil tidak dimanfaatkan atau dibuang kembali ke laut. Jenis udang yang menjadi
target utama alat tangkap pukat udang yaitu udang Jerbung Penaeus merguiensis,
udang windu atau tiger prawn P. Monodon dan udang dogol atau endeavour prawn
Metapenaeus ensis Sjahrir, 2001. Hasil tangkapan sampingan pukat udang adalah ikan yang termasuk kelompok
ikan demersal sesuai dengan tempat beroperasinya alat tangkap. Jenis ikan demersal yang tertangkap berasal dari jenis bawal hitam Formioniger, kakap lates
calcarifer , kerapu Serranidae, kembung Rastrelliger dan layur Trichiurus.
Hasil tangkapan sampingan sebagian besar dibuang kembali ke laut apabila tidak memiliki nilai ekonomis tinggi Sjahrir, 2001.
2.5 Laju tangkap catch rate dan Hasil Tangkap per Upaya Tangkapan
CPUE
Laju-tangkap adalah jumlah total hasil tangkapan berdasarkan waktu penangkapan. Laju tangkap digunakan sebagai satuan untuk menunjukkan
kemampuan tangkap suatu alat tangkap, seperti pada alat tangkap pukat udang. Hasil perhitungan diperoleh dari setiap jumlah tangkapan yang didapat per trip
dibandingkan dengan satuan waktu, digunakan sebagai indikator perikanan yang tengah berlangsung untuk mengetahui kecenderungan penurunan rata-rata ukuran
individu ikan. Laju tangkap perikanan dihitung dengan menggunakan data series,
minimal selama lima 5 tahun. Semakin panjang series waktu yang digunakan semakin tajam prediksi yang diperoleh www.dkp.go.id, 2006.
Hasil tangkapan per upaya penangkapan adalah pembagian antara produksi hasil tangkapan dengan upaya penangkapan yang beroperasi dari suatu perairan. Data
CPUE digunakan untuk menduga perubahan yang terjadi di satu perairan www.dkp.go.id, 2006.
3 METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian