c. Try net
Merupakan jaring
trawl berukuran kecil yang berfungsi untuk mengestimasi
tangkapan udang sebelum dilakukan hauling. Walaupun pendeteksian sudah dilakukan menggunakan fish finder untuk lebih meyakinkan jumlah udang yang akan
tertangkap dapat dilihat dari hasil tangkapan pada try net.
d. Ganco
Alat berbentuk seperti kail yang memiliki ujung tumpul ini digunakan untuk mengait lazy line pada saat hauling. Panjangnya sekitar 12 m. Saat melempar ganco
diperlukan keahlian khusus supaya tidak tersangkut pada jaring.
e. Stopper
Stopper digunakan untuk menahan jaring, sehingga pada waktu hauling jaring
tidak hanyut dan kantong dapat diangkat ke atas dek kerja. Gaya berat menyebabkan jaring tidak jatuh lagi ke laut.
5.2 Kegiatan Penangkapan 1
Persiapan Operasi Penangkapan
Sebelum melakukan kegiatan penangkapan udang terlebih dahulu dilakukan persiapan dan pemeriksaan perbekalan untuk melaut. Persiapan ini dibagi dalam dua
tempat yaitu di darat dan di laut. a. Persiapan di darat meliputi pemeriksaan surat-surat dan kelengkapan izin
berlayar yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Perikanan, pengisian bahan bakar, perbekalan melaut, pemeriksaan perlengkapan alat tangkap seperti
webbing , beserta tali temali, pemeriksaan kondisi kapal dan terakhir
menentukan daerah penangkapan. b. Persiapan laut dilakukan pada saat kapal berlayar menuju fishing ground.
Kegiatan yang dilakukan antara lain membuka rigger pada kedua sisi kapal, menyambung tali-temali pada beberapa bagian jaring, menempatkan otter
board ke ujung rig dan pembersihan dek kapal tempat penanganan hasil
tangkapan.
2 Setting
Setting adalah penurunan alat tangkap dalam keadaan siap untuk menangkap
ikan. Sebelum melakukan setting perlu diketahui keadaan dasar perairan, arus, gelombang dan populasi udang di daerah tersebut. Saat jaring siap untuk diturunkan,
kapten memberi perintah dengan istilah lego. Kecepatan kapal diturunkan menjadi di bawah 3 knot dan anak buah kapal siap ditempat masing-masing. Nakhoda
menyebutkan panjang area yang akan dilego beserta kedalaman. Winch kecil siap untuk dimatikan dan secara bergantian winch utama dihidupkan. Otter board
dijatuhkan secara perlahan sambil mengukur panjang warp yang akan digunakan saat beroperasi. Ketika otter board masuk ke dalam air, secara otomatis sayap jaring akan
membuka dan stopper harus dilepas. Petugas winch membunyikan lonceng sebagai tanda selesai mengulur ketika panjang warp sudah sesuai dengan kedalaman laut
yaitu sekitar lima kali kedalaman laut. Try net diturunkan dan dipakai untuk mengestimasi hasil tangkapan sebelum hauling.
3 Towing
Towing adalah penyeretan jaring di dasar perairan. Selama kegiatan towing
nakhoda bertugas untuk menjaga keselamatan ABK dengan cara berada di anjungan kapal melakukan pengawasan dengan bantuan radar untuk mengetahui jarak pantai,
jarak antar kapal, pengamatan menggunakan fish finder dan menjaga warp pada kedua rigger agar selama towing berlangsung panjang warp tidak berubah.
Lamanya waktu
towing berkisar antara 1,5 - 2 jam dilakukan pada kecepatan
kapal 3 knot. Try net diangkat setiap 15 - 30 menit sekali untuk mengetahui jumlah hasil tangkapan.
4 Hauling
Hauling adalah saat pengangkatan jaring. Nakhoda memberi perintah ABK
untuk siap berjaga dan menempati posisi masing-masing. Dua orang berjaga di winch dan seorang di rig. Hal yang harus diperhatikan, pada saat hauling kapal dalam posisi
melawan arus agar jaring tidak tersangkut ke propeler. Kecepatan kapal dikurangi sehingga tali warp dapat ditarik sampai otter board berada pada ujung rig. Tali lazy
line ditarik menggunakan ganco dan dihubungkan ke bagian winch. Lazy line dapat
dilepas apabila belly line sudah dikaitkan pada stopper untuk menaikkan kantong jaring. Kantong jaring dinaikkan ke atas dek dengan menggunakan bantuan winch.
Tali kantong dibuka pada saat akan mengeluarkan hasil tangkapan.
5.3 Penanganan Hasil Tangkapan