10. Penentuan Sumber Nitrogen Terbaik pada Proses Fermentasi

siklotirosil-prolil mengikuti jalur yang pertama, yaitu asam amino terlibat langsung dalam biosintesis antibiotik. Hal ini dikuatkan dari penggunaan sumber nitrogen pepton dan kasein yang mengandung asam amino menghasilkan produktivitas siklotirosil-prolil yang lebih tinggi. Lautru et al. 2002 menjelaskan bahwa biosintesis siklophe-leu disusun oleh asam amino phenil alanin dengan leusin secara langsung dari asam amino, masing-masing asam amino diaktifkan oleh siklodipeptida sintetase CDPSs melalui gen AlbC. Sampai saat ini belum ada literatur yang menjelaskan mengenai biosintesis pembentukan siklotirosil-prolil. Biosintesis pembentukan siklotirosil-prolil diduga melalui jalur pengaktifan asam amino tirosin dan prolin dengan menggunakan siklodipeptida sintetase seperti yang dijelaskan oleh Lautru et al. 2002. Kemungkinan reaksi pembentukan siklotirosil-prolil terjadi adalah seperti yang disajikan dalam Gambar 23. HO O O H HN N H 2 + - H 3 + - + siklodipeptida sintetaseCDPSs prolin tirosin siklotirosil-prolil Gambar 23 Reaksi pembentukan siklotirosil-prolil Apabila dilihat dari komposisi asam amino dari sumber nitrogen pepton, kasein, dan ekstrak khamir, terlihat bahwa ketiga sumber nitrogen ini mengandung asam amino prolin dan tirosin dalam bentuk bebas dan terikat dalam protein seperti yang disajikan dalam Tabel 12. Pepton mengandung total prolin, tirosin bebas, dan total tirosin yang lebih tinggi dibandingkan kasein dan ekstrak khamir. Kasein mengandung jumlah prolin bebas, total prolin, tirosin bebas, dan total tirosin yang lebih besar dibandingkan dengan ekstrak khamir. Konsentrasi siklotirosil-prolil yang dihasilkan oleh pepton dan kasein lebih tinggi dibandingkan dengan ekstrak khamir. Hal ini mendukung dugaan bahwa biosintesis siklotirosil-prolil dipengaruhi oleh adanya asam amino prolin dan tirosin dalam medium fermentasi seperti yang dijelaskan oleh Lautru et al. 2002. Tabel 12 Kandungan prolin dan tirosin dalam pepton, kasein, dan ekstrak khamir. Sumber Nitrogen Komplek Prolin Bebas Total Prolin Tirosin Bebas Total Tirosin Pepton Difco 0,3 8,8 0,5 0,6 Kasein Difco 0,5 8,0 0,4 0,4 Ekstrak khamir Difco 0,3 2,3 0,1 0,2 sumber: katalog Difco 2004. Penggunaan sumber nitrogen asam glutamat terlihat mampu menghasilkan siklotirosil-prolil walaupun lebih kecil dibandingkan dengan pepton, kasein, dan ekstrak khamir. Hal ini dapat dijelaskan bahwa asam glutamat merupakan lintasan dalam pembentukan asam amino prolin melalui L-glutamil- γ-phosphate, glutamic- γ-semialdehyde GSA, dan pyroline-5-carboxylate seperti yang disajikan dalam Gambar 24. Dengan demikian glutamat berperan dalam preursor pembentukan prolin. Gambar 24 Biosintesis prolin melalui lintasan asam glutamat http:www.hort.purdue.edurhodcvhort640cprolinepr00003.htm Selain berperan sebagai prekursor pembentukan prolin, asam glutamat juga berperan dalam pembentukan tirosin. Sebagai sumber nitrogen, glutamat berperan dalam proses transaminase pembentukan tirosin melalui p- hydroxyphenylpyruvate seperti yang disajikan dalam Gambar 25. Gambar 25 Biosintesis tirosin melalui transaminase p-hydroxyphenylpyruvate http:en.wikibooks.orgwikiPrinciples_of_BiochemistrySynthesis_of_aminoacids. Pepton juga menjadi sumber nitrogen terbaik pada produksi antibiotik oxytetracycline menggunakan isolat Streptomyces rimosus Abou-Zeid et al. 1981 dan menjadi sumber nitrogen terbaik pada produksi antibiotik streptolydigin menggunakan isolat Streptomyces lydicus AS 4.2501. Liangzhi et al. 2007.

IV.11. Penentuan Mineral Terbaik untuk Produksi Siklotirosil-prolil

Mineral merupakan salah satu penyusun medium fermentasi yang memiliki pengaruh terhadap produksi antibiotik. Menurut Stanbury dan Whitaker 1987, mineral memiliki peran penting dalam reaksi enzim, yaitu sebagai kofaktor pada proses metabolisme. Kombinasi campuran mineral juga berperan penting dalam regulasi elektrolitik dan osmotik dalam sel. Menurut Vogel dan Todaro 1996, kebutuhan mineral pada fase pembentukan metabolit primer atau sekunder lebih tinggi dibandingkan pada fase pembentukan biomassa sel. Hal ini berkaitan dengan keterlibatan mineral dalam metabolisme pembentukan metabolit primer dan sekunder. Reaksi enzim dalam proses metabolisme membutuhan beberapa macam campuran mineral. Sebagai contoh kebutuhan garam fosfat pada kisaran 0,3 sampai dengan 300 mM umumnya dibutuhkan untuk pertumbuhan sel, namum demikian pada fase stasioner keberadaan garam fosfat akan merepresi pembentukan antibiotik Martin dan Demain 1980. Reaksi biosintesis antibiotik banyak melibatkan reaksi enzim dalam metabolismenya. Dalam setiap reaksi enzim dibutuhkan mineral atau ion logam yang bervariasi. Beberapa ion logam bersifat menghambat reaksi namun ada yang mempercepat reaksi enzim. Penentuan awal kebutuhan jumlah dan jenis mineral didalam medium fermentasi memang sulit ditentukan. Selain bersifat sedikit jumlahnya dalam setiap volume medium juga terdapat jenis mineral yang bersifat toksik dan menghambat pertumbuhan mikroba. Penghambatan salah satu jenis mineral terhadap jenis mikroba tertentu tidak bersifat umum. Pada penelitian ini ditentukan komposisi mineral yang mengacu dari beberapa referensi seperti yang telah disampaikan dalam Bab III. Dari hasil percobaan terlihat bahwa mineral I dengan komposisi K 2 HPO 1 g L -1 , MgSO 4 4. 7 H -1 -1 -1 O 0,025 g L , ZnSO 7 H O 0,025 g L , CaCl 2 4 2 2 .2 H O 0,025 g L , FeSO 2 4 7 H -1 O 0,025 g L 2 Sousa et al. 2001 menunjukkan konsentrasi yang paling tinggi Gambar 26. 5 10 15 20 25 30 35 40 blanko mineral I mineral II mineral III mineral IV mineral V garam mineral ko n sen tr asi si kl o t ir o si l- p ro li l m g L Gambar 26 Pengaruh campuran beberapa mineral terhadap konsentrasi siklotirosil-prolil. Hasil analisis ragam Lampiran 15 menunjukkan bahwa perlakuan terhadap beberapa campuran mineral berpengaruh nyata terhadap konsentrasi antibiotik yang dihasilkan. Hasil Uji Duncan dengan taraf nyata α 0,05 menunjukkan bahwa konsentrasi antibiotik yang dihasilkan oleh mineral I adalah yang terbaik dan berbeda nyata dengan mineral lainnya. Dalam jumlah yang sedikit, mineral memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan sel dan pembentukan produk. Menurut Stanbury dan Whitaker 1987 diantara logam dan mineral yang dibutuhkan oleh mikroba, mangan, besi, dan seng adalah jenis mineral yang paling banyak dibutuhkan. Dalam batas konsentrasi tertentu mineral mampu meningkatkan pertumbuhan sel dan pembentukan produk, namun pada konsentrasi berlebih akan menjadi toksik dan menyebabkan lisis sel. Menurut Hassan et al. 2001 penambahan magnesium sulfat dalam medium fermentasi menggunakan isolat Streptomyces violatus mampu menaikkan konsentrasi senyawa antimikroba sebesar 4 kali. Hal yang sama disampaikan oleh Paul dan Banerjee 1983 penambahan tembaga, seng, dan besi berpengaruh nyata terhadap produksi senyawa anti kapang menggunakan Streptomyces galbus . Sementara itu penambahan kalsium, seng, dan besi juga berpengaruh nyata terhadap produksi neomisin menggunakan Streptomyces fradiae Haque dan Mondal 2010.

IV.12. Optimasi Medium Fermentasi

Komposisi medium fermentasi mikroba secara umum disusun oleh sumber karbon, sumber nitrogen, vitamin dan mineral Stanbury dan Whitaker 1987. Jenis dan konsentrasi setiap sumber karbon, nitrogen dan mineral setiap mikroba adalah berbeda tergantung dari tujuan dan target produk fermentasi yang dikehendaki Vogel dan Todaro1996. Medium fermentasi untuk produksi protein sel tunggal atau metabolit primer jauh berbeda dengan komposisi medium fermentasi untuk produksi metabolit sekunder. Pada penelitian ini optimasi medium fermentasi dilakukan dengan komposisi medium fermentasi terpilih yang telah dilakukan pada percobaan sebelumnya, yaitu sumber karbon dekstrin, sumber nitrogen pepton dan komposisi mineral menurut Sousa et al. 2001. Adapun kisaran dan taraf ketiga variabel terpilih disajikan dalam Tabel 13. Tabel 13 Kisaran dan taraf variabel yang diuji pada optimasi komposisi medium Kisaran dan taraf Variabel yang diuji -1,68 -1 0 1 1,68 Konsentrasi dekstrin g L -1 21,60 25 30 35 38,40 Konsentrasi pepton g L -1 6,64 8 10 12 13,36 Penambahan mineral mL larutan stok per liter kaldu fermentasi 3,30 5 7,50 10 11,70 Komposisi mineral larutan stok adalah; K 2 HPO 4 133,33 g L -1 , MgSO 4. 7 H 2 O 3,3 g L -1 , ZnSO 4 7 H 2 O 3,3 g L -1 , CaCl 2 .2 H 2 O 3,3 g L -1 , FeSO 4 7 H 2 O 3,3 g L -1 . Dari percobaan diperoleh respon antibiotik yang disajikan dalam Tabel 14. Data selengkapnya disajikan dalam Lampiran 16. Tabel 14 Data hasil percobaan optimasi medium fermentasi Streptomyces sp. A11 menggunakan rancangan model komposit terpusat CCD. No X1 X2 X3 respon antibiotik mg L ‐1 Nilai dugaan Total konsumsi sumber karbon g Respon berbanding total konsumsi sumber karbon 1 ‐1 ‐1 ‐1 19,13 17,19 19,12 1,00 2 1 ‐1 ‐1 19,96 20,15 20,59 0,97 3 ‐1 1 ‐1 23,19 24,64 21,07 1,10 4 1 1 ‐1 40,35 36,28 22,94 1,76 5 ‐1 ‐1 1 20,59 23,72 19,96 1,03 6 1 ‐1 1 30,99 28,61 23,57 1,31 7 ‐1 1 1 35,67 34,54 22,61 1,58 8 1 1 1 47,11 48,11 23,00 2,05 9 ‐1,68 26,00 24,65 17,69 1,47 10 1,68 35,88 38,56 25,88 1,39 11 ‐1,68 16,74 16,89 19,52 0,86 12 1,68 38,37 39,55 22,90 1,68 13 ‐1,68 20,90 23,05 22,78 0,92 14 1,68 39,31 38,49 23,86 1,65 15 47,56 47,40 23,45 2,03 16 47,71 47,40 23,19 2,06 17 47,88 47,40 23,10 2,07 18 46,94 47,40 23,07 2,03 19 47,19 47,40 23,28 2,03 20 47,36 47,40 23,36 2,03 Dari beberapa model yang diuji Tabel 15 dan 16 ternyata model kuadratik merupakan model yang paling cocok untuk digunakan dalam percobaan ini.