2.2.3 Makna Simbolik
Herusatoto dalam Ratri, 2010:21 mengatkan bahwa manusia adalah makhluk budaya, dan budaya manusia penuh dengan simbol sehingga dapat
dikatan bahwa budaya manusia diwarnai dengan unsur-unsur simbolik. Kata simbol berasal dari bahasa Yunani,
symbolos yang berarti tanda tau ciri yang memberitahukan sesuatu hal kepada seseorang.
Endraswara dalam Ratri, 2010:21 menerangkan bahwa simbol-simbol ritual ada yang berupa sesaji. Sesaji merupakan aktualisasi dari pikiran, keinginan,
dan perasaan pelaku agar lebih mendekatkan diri kepada Tuhan. Upaya mendekatkan diri melalui sesaji sesungguhnya meruapakan bentuk akumulasi
budaya yang betrsifat abstrak. Sesaji juga sebagai sarana “negosiasi” spiritual kepada hal-hal gaib. Hal ini dilakukan agar mkhluk-makhluk halus diatas
kekuatan manusia tidak mengganggu. Dengan pemberian makanan secara simbolis kepada ruh halus, diharapkan ruh tersebut akan jinak, dan mau
membantu hidup manusia. Dari pengertian simbol dan simbol sesaji yang diutarakan diatas, maka
kedua penjabaran tentang simbol ini dapat digunakan sebagai pedoman dalam mengkaji penelitian tentang tradisi ritual sesaji
Mahesa Lawung. Mengingat dalam penelitian ini terdapat berbagai macam
ubarampe dan prosesi yang harus dilaksanakan
maka tentu memiliki simbol dengan makna tersendiri yang dapat dikaji.
2.2.4 Upacara Tradisi
Syamsuddin dalam Ratri, 2010:19 menjelaskan bahwa manusia selalu berusaha menyelamatkan atau membebaskan dirinya dari segala ancaman yang
datang dari lingkungan hidupnya. Untuk itu, manusia secar perorangan atau berkelompok mengadakan hubungn-hubungan dengan manusia lain, atau dengan
kekuatan-kekuatan gaib diluar dirinya melalui upacara. Supanto dalam Ratri, 2010:20 menjelaskan bahwa upacara tradisional
adalah kegiatan sosial yang melibatkan para warga masyarakat dalam usaha mencapai tujuan keselamatan bersama. Upacara tradisional itu merupakan bagian
yang integral kebudayaan dari masyarakat pendukungnya, dan kelestarian hidup upacara tradisional tersebut dimungkinkan oleh fungsinya bagi kehidupan
masyarakat pendukungnya dan dapat mengalami kepunahan bila tidak memiliki fungsi sama sekali dalam kehidupan masyarakat pendukungnya. Upacara
tradisional penuh dengan simbol-simbol yang berperan sebagai alat komunikasi antar manusia, dan juga menjadi hubungan antara dunia nyata dan dunia gaib.
Boestari 1985:1 Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa upacara tradisional
merupakan sebuah hal penting yang ada dalam masyarakat. Hal penting tersebut yakni bahwa upacara tradisional memiliki fungsi yang mengikat masyarakat untuk
berkumunikasi dengan sesamanya maupun dengan dunia gaib guna memperoleh keseimbangan dan keselarasan dalam hidup. Dalam upacara tradisional tersebut
juga terdapat simbol-simbol tertentu yang digunakan sebagai sarana komunikasi
dalam ritual yang tentunya memiliki makna tersendiri yang pantut untuk dikaji keberadaannya.
2.2.5 Mitos dan Fungsi Mitos