Proses Memperoleh Bahan Sesaji

sesaji dan prosesi mengolah dan mempersiapkan sesaji. Adapun keduanya dijabarkan sebagai berikut.

4.1.2.1.1 Proses Memperoleh Bahan Sesaji

Begitu pula dengan proses pemerolehan sesaji yang digunakan dalam upacara ritual sesaji Mahesa Lawung. Meskipun bahan-bahan yang diperlukan dalam membuat sesaji pada umumnya dapat diperoleh di pasar tradisional, namun ada sesaji tertentu yang proses memperolehnya tidak dapat dilakukan dengan mudah. Sesaji tersebut adalah kerbau yang hendak disembelih sebagai sesaji utama dalam pelaksanaan tradisi ritual sesaji Mahesa Lawung. Sesaji ini diperoleh dengan berbagai ketentuan. Kerbau yang digunakan sebagai syarat sesaji dalam tradisi ritual sesaji Mahesa Lawung merupakan kerbau umbaran, masih muda, perjaka, serta belum digunakan tenaganya untuk keperluan manusia. Umbaran maksudnya adalah kerbau yang digunakan sebagai sesaji dalam ritual ini merupakan kerbau liar atau boleh kerbau ternak namun tidak hidup di kandang. Masih perjaka maksudnya adalah kerbau yang akan digunakan sebagai sesaji belum pernah kawin serta belum pernah digunakan tenaganya untuk keperluan manusia seperti untuk membajak sawah, mengangkut barang, menyeret gerobak atau sarana transportasi lainnya. Berdasarkan penuturan dari K.P.H. Puspaningrat salah satu sentana dalem di keraton Surakarta Hadiningrat, upacara tradisi sesaji Mahesa Lawung pada jaman Sri Susuhunan Pakubuwana X selalu mengambil kerbau dari kabupaten Kudus karena pada masa itu populasi kerbau di sana sangat banyak. Kala itu bupati Kudus K.R.M.T.Ad. Tjondronagoro banyak membudidayakan kerbau di wilayahnya. Setelah jaman pemerintahan Sri Susuhunan Pakubuwana XII sampai sekarang sudah jarang mengambil kerbau dari Kabupaten Kudus, bahkan upacara terakir pada bulan Februari lalu kerbau yang digunakan sebagai sesaji dipeoroleh dari pesanggrahan dalem Pracimoharjo, Paras, Selo, kabupaten Boyolali. Berdasarkan observasi di lapangan, kerbau yang sudah didapat kemudian disembelih. Tatacara menyembelih kerbau menggunakan aturan penyembelihan binatang dalam agama Islam yaitu dengan membaca Al-Fatihah dan kalimat Takbir. Kucuran darah kerbau yang pertama kali keluar saat disembelih diambil sebagai salah satu syarat sesaji. Beberapa bagian tubuh kerbau seperti kepala, daging, paru, hati, dan jantung ditempatkan di sebuah bejana tempat sesaji dan dibawa ke dalem Gondorasan untuk di olah sebagai sesaji, sedangkan sisa daging yang tidak diperlukan sebagai sesaji dibagikan kepada para abdi dalem yang bertugas menyembelih kerbau.

4.1.2.1.2 Proses Mengolah Sesaji