48
Gambar 4.5 Grafik Hubungan Antara Harga Impak Terhadap Variasi Sampel Gipsum : Semen PPC : Serat Rami
Dari Gambar 4.5 tersebut diperoleh nilai impak maksimum pada variasi 65:29:6 sebesar 4600 Jm
2
, sedangkan nilai impak minimum pada variasi 65:35:0 sebesar 900 Jm
2
, kenaikan rata-rata setelah penambahan serat rami sebesar 3480 Jm
2
. Terjadi peningkatan sebesar 1120 Jm
2
, yang menunjukkan bahwa penambahan serat rami dapat meningkatkan ketahanan terhadap benturan. Hasil lengkap dari uji impak
dapat dilihat pada Lampiran E pada halaman L-5. Ketahanan terhadap benturan ini karena adanya serat selulosa pada serat rami.
Menurut McKinney 1995 adanya gaya antar molekul yang kuat pada serat selulosa dan struktur yang berulang menghasilkan derajat kristalin yang tinggi, sehingga plafon
gipsum yang dihasilkan memiliki daya tahan lebih baik terhadap benturan dibandingkan dengan gipsum yang tidak memakai serat rami. Jelaslah dalam hal ini
semakin banyak serat rami yang ditambahkan akan menghasilkan harga impak yang lebih besar.
4.2.6 Pengujian Kuat Tarik
Pengujian kuat tarik mengacu pada SNI 03-2105-2006 dan standar Jayaboard untuk menentukan besarnya kekuatan tarik suatu sampel terhadap beban yang
diberikan. Pengujian ini telah dilakukan terhadap semua jenis variasi sampel
Universitas Sumatera Utara
49
menggunakan alat penguji yang sama dengan uji kuat lentur MOR dan modulus of elastisitas MOE tetapi yang berbeda digunakan penjepit untuk mencengkram sampel.
Nilai load P yang diperoleh dari tiap-tiap sampel disubstitusi kepersamaan 2.6 yang dikonversi kedalam satuan Nm
2
. Hasil pengukuran dapat dilihat pada Lampiran F pada halaman L-6. Kuat tarik dari papan gipsum plafon terhadap sampel
dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut.
Tabel 4.6 Uji Impak dari papan gipsum plafon terhadap Sampel Gipsum : Semen PPC : Serat Rami
No Sampel
L m
T m
P kgf
Nilai Kuat Tarik Stroke
Gipsum : Semen PPC :
Serat Rami P N
Nm
2
x 10
6
Nm
2
mmmenit
1 65 : 35 : 0
0,01 0,01
9.53 93,49
934900 0.93
2.89 2
65 : 33 : 2 0,01
0,01 10.80
105,95 1059500
1.06 3.29
3 65 : 31 : 4
0,01 0,01
29.53 289,69
2896900 2.89
2.42 4
65 : 29 : 6 0,01
0,01 67.76
664,73 6647300
6.65 3.83
5 65 : 27 : 8
0,01 0,01
29.23 286,75
2867500 2.87
2.91 6
65 : 25 : 10 0,01
0,01 22.16
217,39 2173900
2.17 3.58
Grafik Hubungan Antara nilai kuat tarik Dengan Variasi Sampel Dapat dilihat pada Gambar 4.6 berikut ini :
Universitas Sumatera Utara
50
Gambar 4.6 Grafik Hubungan Antara Kuat Tarik Terhadap Variasi Sampel Gipsum : Semen PPC : Serat Rami
Berdasarkan Gambar 4.6 tersebut terlihat nilai kuat tarik maksimum pada variasi sampel 65:29:6 sebesar 6,65 x 10
6
Nm
2
, dan nilai minimum pada variasi sampel 65:35:0 sebesar 0,93 x 10
6
Nm
2
. Perbedaan nilai tersebut cukup signifikan, ini menunjukkan bahwa penambahan pengisi serat rami sangat efektif dalam
meningkatkan sifat mekanik dari plafon gipsum terutama ketahanan terhadap beban tarik. Dari hasil ini menunjukkan bahwa kemampuan serat rami sebagai pengisi
memiliki kemampuan yang sangat baik dalam pengujian tarik. Ini terjadi karena adanya pergeseran antar atom akibat banyak pori dalam serat akan menurunkan
kemampuan bahan. Perbedaan nilai kuat tarik pada sampel 65:29:6 yang cukup besar
dibandingkan variasi lainnya dikarenakan serat rami merupakan kayu yang mengandung serat selulosa. Dimana sifat khusus selulosa merupakan hasil dari
kumpulan rantai panjangnya untuk membentuk serat lebih besar. Menurut McKinney 1995 bahwa serat memiliki gaya antar molekul yang kuat sehingga menghasilkan
ikatan yang kuat dan struktur yang berulang. Dibandingkan dengan kuat tarik plafon gipsum yang komersial dengan kuat
tariknya sebesar 0,91 x 10
6
Nm
2
, maka sampel yang diujikan kuat tariknya 6,65 x 10
6
Nm
2
artinya lebih tinggi dari standar. Ini menunjukkan adanya peranan dari semen PPC dan pengisi serat rami dalam meningkatkan sifat mekaniknya.
Universitas Sumatera Utara
51
4.2.7 Pengujian Termal Dengan DTA