Proses Pengujian Daya Serap Air Proses Pengujian Kuat Lentur MOR Proses Pengujian Modulus Of Elastisitas MOE

33 3.4 Pengujian Sampel 3.4.1 Proses Pengujian Densitas Pengukuran densitas dilakukan dengan metode Archimedes, dan mengacu pada SNI 01-4449-2006. Dengan prosedurnya sebagai berikut : 1. Ditimbang sampel uji setelah dikeringkan didalam oven, set suhunya sekitar 100 C selama 1,5 jam, lakukan beberapa kali pengulangan hingga massanya konstan massa kering, M k . 2. Kawat atau tali yang digunakan juga ditimbang hingga massanya konstan, yang selanjutnya disebut dengan massa tali penggantung, M t . 3. Sampel ditimbang didalam air berikut penggantungnya menggunakan kawat massa sampel dan pengantungnya didalam air, M g . 4. Berdasarkan data tersebut dengan menggunakan persamaan 2.1, maka besarnya nilai densitas dapat dihitung.

3.4.2 Proses Pengujian Daya Serap Air

Pengujian daya serap air dilakukan mengacu pada SNI 01-4449-2006. Dengan prosedur pengukurannya sebagai berikut : 1. Sampel dilap dan dibersihkan, kemudian ditimbang beberapa kali sehingga diperoleh massa kering yang konstan, M k . 2. Sampel direndam didalam air selama 24 jam, kemudian sampel diangkat dan dilap, lalu ditimbang dan selanjutnya disebut dengan massa basah, M b . 3. Berdasarkan data tersebut dengan menggunakan persamaan 2.2, maka besarnya nilai daya serap air dapat dihitung.

3.4.3 Proses Pengujian Kuat Lentur MOR

Alat yang digunakan pada uji kuat lentur adalah Tokyo Testing Machine Type 20E MGF No. 6079 dengan kapasitas 2000 kgf 19620 N. Sampel uji berbentuk balok dengan ukuran 150 mm x 10 mm x 10 mm. Pengukuran kuat lentur mengacu pada SNI 03-2105-2006. Dengan prosedur pengujian sebagai berikut : 1. Sampel diletakkan memanjang diatas dua tumpuan dengan jarak sangga sebesar 90 mm. Universitas Sumatera Utara 34 2. Kemudian diletakkan sampel dimesin penguji dimana jarak dari tepi balok ketumpuan harus sama pada kedua ujungnya, dan posisikan garis tengah spesimen tepat dibawah penekan. 3. Secara perlahan-lahan beban diberikan sebesar 100 kgf 981 N dengan menurunkan penekan dengan kecepatan 10 mmmenit. 4. Pemompaan terus dilakukan perlahan sampai spesimen mengalami defleksi maksimum sebelum patah. 5. Saat tercapai defleksi maksimum tersebut dicatat gaya yang diberikan oleh mesin tersebut, yang kemudian dicatat sebagai P 1 . 6. Berdasarkan data tersebut dengan menggunakan persamaan 2.3, maka besarnya nilai kuat lentur dapat dihitung.

3.4.4 Proses Pengujian Modulus Of Elastisitas MOE

Alat yang digunakan pada uji Modulus Elastisitas adalah Tokyo Testing Machine Type 20E MGF No. 6079 dengan kapasitas 2000 kgf 19620 N. Sampel uji berbentuk balok dengan ukuran 150 mm x 10 mm x 10 mm. Pengukuran Modulus Elastisitas mengacu pada SNI 03-2105-2006. Dengan prosedur pengujian sebagai berikut : 1. Sampel diletakkan memanjang diatas dua tumpuan dengan jarak sangga sebesar 90 mm. 2. Kemudian diletakkan sampel dimesin penguji dimana jarak dari tepi balok ketumpuan harus sama pada kedua ujungnya, dan posisikan garis tengah spesimen tepat dibawah penekan. 3. Secara perlahan-lahan beban diberikan sebesar 100 kgf 981 N dengan menurunkan penekan dengan kecepatan 10 mmmenit. 4. Pemompaan terus dilakukan perlahan sampai spesimen mengalami defleksi maksimum sebelum patah. 5. Saat spesimen mengalami defleksi maksimum sebelum patah tersebut dicatat gaya yang diberikan oleh mesin tersebut, yang kemudian dicatat sebagai P E . 6. Berdasarkan data tersebut dengan menggunakan persamaan 2.4, maka besarnya nilai Modulus Elastisitas dapat dihitung. Universitas Sumatera Utara 35

3.4.5 Proses Pengujian Impak