24
dari gaya ikatan antar atom, oleh karena itu modulus elastis suatu material tidak dapat berubah tanpa mengubah sifat alami material itu sendiri.
Dari  tegangan  dan  kemuluran  material  didapat  suatu  modulus  yang  biasa disebut modulus
young’s Gere, J.M et al, 1997, dengan persamaan berikut ini : 
 
E ..
…….2.8 Dimana :
E  = Modulus Young’s
  = Nilai uji kuat tarik Nm
2
   = Regangan
Pada  uji  tarik  benda  uji  diberi  beban  gaya  tarik  sesumbu  yang  bertambah secara  kontinu,  bersamaan  dengan  itu  dilakukan  pengamatan  mengenai  perpanjang
yang dialami benda uji dengan extensometer, seperti terlihat pada gambar 2.7 berikut.
Gambar 2.7  Skema pengujian tarik dengan UTM
2.7 Pengujian Termal DTA
Universitas Sumatera Utara
25
Pengujian  termal  dilakukan  untuk  mengetahui  intensitas  tahanan  termal  panel dinding  dengan  cara  pengujian  termal  terhadap  bahan  dinding  tersebut.  Sampai  pada
suhu  berapa  panas  berpengaruh  pada  bahan  komposit.  Sifat  termal  dilakukan  karena sifat  ini  penting  untuk  menentukan  sifat  mekanis  bahan  polimer.  Metoda  yang  dapat
digunakan dalam pengujian termal adalah Differential Thermal Analysis DTA. DTA  adalah  salah  satu  tehnik  yang  dapat  mencatat  perbedaan  antara  suhu
sampel dan senyawa pembanding baik terhadap waktu atau suhu saat kedua spesimen dikenai  kondisi  suhu  yang  sama  dalam  sebuah  lingkungan  yang  dipanaskan  atau
didinginkan pada laju terkendali. DTA digunakan untuk menentukan temperatur kritis Tg dan perubahan temperatur
T, dengan ukuran sampel berkisar 30 mg Stevens, 2001.
Analisis  termal  bukan  saja  mampu  untuk  memberikan  informasi  tentang perubahan  fisik  sampel  misalnya  titik  leleh  dan  penguapan,  tetapi terjadinya  proses
kimia  yang  mencakup  polimerisasi,  degradasi,  dekomposisi,  dan  sebagainya.  Dalam bidang campuran polimer poliblen pengamatan suhu transisi kaca T
g
sangat penting untuk  meramalkan  interaksi  antara  rantai  dan  mekanisme  pencampuran  beberapa
polimer. Campuran  polimer  yang  homogen  akan  menunjukkan  satu  puncak  T
g
eksotermis  yang  tajam  dan  merupakan  fungsi  komposisi.  T
g
campuran  biasanya berada  diantara  T
g
.  Dari  kedua  komponen,  karena  itu  pencampuran  homogen digunakan  untuk  menurunkan  T
g
,  seperti  halnya  plastisasi  dengan  pemlastis  cair Rahmadi, 2011.
Pencampuran  polimer  heterogen  ditunjukkan  untuk  menaikkan  ketahanan bentur bahan polimer, seperti modifikasi karet dengan resin ABS. Campuran polimer
heterogen  ini  ditandai  dengan  beberapa  puncak  T
g
,  karena  disampng  masing-masing komponen masih merupakan fase terpisah, daerah antarmuka mungkin memberikan T
g
yang  berbeda.  Pengamatan  termal  campuran  polimer  juga  dapat  digunakan  untuk menentukan parameter interaksi, yang merupakan faktor penurunan suhu leleh kristal
Wirjosentono, B 1995.
Universitas Sumatera Utara
26
2.8      Pengujian XRD