44
Gambar 4.3 Grafik Hubungan Antara Nilai Kuat Lentur Terhadap Variasi Sampel Gipsum : Semen PPC : Serat Rami
MOR Modulus of Rufture papan gipsum plafon mengacu pada SNI 03-2105- 2006, JIS A 5908-2003 dan standar Jayaboard. Dibandingkan dengan MOR papan
gipsum plafon yang komersial, dimana nilai MOR nya sebesar 1,28 x 10
6
Nm
2
. Untuk semua sampel yang diujikan nilai MOR nya jauh lebih besar dibandingkan dengan
yang komersial, ini menunjukkan adanya peranan dari semen PPC dan serat rami dalam meningkatkan sifat mekaniknya.
Terlihat bahwa pada komposisi 65:27:8 terjadi penurunan nilai kuat lentur, pada komposisi tersebut kemungkinan karena adanya ketidak homogenan dalam
pengadukan sampel uji dan kurang cermat pengamatan alat ukur sehingga terjadi penurunan grafik dari nilai kuat lenturnya.
Berdasarkan data yang diperoleh tersebut melalui harga P
1
dari tiap-tiap sampel selanjutnya disubstitusi kepersamaan 2.3, sehingga diperoleh nilai kuat lentur
dalam satuan Nm
2
. Hasil perhitungan dan tabel dapat dilihat pada Lampiran C halaman L-3.
4.2.4 Pengujian Modulus Of Elastisitas MOE
Pengujian Modulus Elastisitas mengacu pada JIS A 5908-2003 dan standar Jayaboard dan telah dilakukan terhadap semua jenis variabel sampel. Pengujian ini
merupakan lanjutan dari pengujian kuat lentur, dimana setelah diperoleh nilai load
Universitas Sumatera Utara
45
P
l
untuk uji kuat lentur, pengujian tetap dilanjutkan dengan memberikan beban terhadap sampel hingga patah dan didapat nilai load P
E
. Berdasarkan data nilai P
E
yang diperoleh dari tiap-tiap sampel selanjutnya disubstitusi ke persamaan 2.4 sehingga diperoleh nilai Modulus Elastisitas dalam
satuan Nm
2
. Modulus Elastisitas dari papan gipsum plafon terhadap sampel dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut.
Tabel 4.4 Modulus Elastisitas dari papan gipsum plafon terhadap Sampel Gipsum : Semen PPC : Serat Rami
No Sampel
S m
L m
T m
Y m
P
E
P
E
MOE Stroke
Gipsum : Semen PPC :
Serat Rami kgf
N MOE
Nm
2
MOE x 10
6
Nm
2
mmmenit
1 65:35:0
0.09 0.01
0.01 0.045
3.88 38.06
15415434 15.41
0.69 2
65:33:2 0.09
0.01 0.01
0.045 15.65
153.53 62178233
62.18 1.98
3 65:31:4
0.09 0.01
0.01 0.045
18.35 180.01
72905468 72.91
1.72 4
65:29:6 0.09
0.01 0.01
0.045 19.14
187.76 76044177
76.04 1.57
5 65:27:8
0.09 0.01
0.01 0.045
17.53 171.97
69647567 69.65
2.21 6
65:25:10 0.09
0.01 0.01
0.045 15.56
152.64 61820658
61.82 2.16
Berikut terlihat gambar 4.4 yang menyajikan hubungan antara nilai kuat lentur dan Modulus Elastisitas dengan variasi komposisi sampel yang dinyatakan dalam
bentuk grafik.
Universitas Sumatera Utara
46
Gambar 4.4 Grafik Hubungan Antara Nilai Modulus Elastisitas Terhadap Variasi Sampel Gipsum : Semen PPC : Serat Rami
Dari Gambar 4.4 terlihat nilai Modulus Elastisitas maksimum terdapat pada variasi 65:29:6 sebesar 76,04 x 10
6
Nm
2
dan nilai Modulus Elastisitas minimum terdapat pada variasi 65:35:0 sebesar 15,41 x 10
6
Nm
2
. Pada variasi sampel 65:29:6 grafik menunjukkan tingginya nilai kuat lentur suatu sampel, sehingga
dibutuhkan gaya yang cukup besar pula sampai sampel menjadi patah. Besarnya gaya yang dibutuhkan menghasilkan nilai Modulus Elastisitas yang besar. Nilai Modulus
Elastisitas pada variasi sampel 65:29:6 menunjukkan hasil yang maksimum dibandingkan dengan variasi yang lainnya. Lihat hasilnya pada Lampiran D halaman
L-4. MOE Modulus Of Elastisitas papan gipsum plafon mengacu pada JIS A
5908-2003 dan standar Jayaboard. Dibandingkan dengan MOE papan gipsum plafon yang komersial, dimana nilai MOE nya sebesar 6,13 x 10
6
Nm
2
. Untuk semua sampel yang diujikan nilai MOE nya jauh lebih besar dibandingkan dengan yang komersial,
ini menunjukkan adanya peranan dari semen PPC dan serat rami dalam meningkatkan sifat mekaniknya.
Terlihat bahwa pada komposisi 65:27:8 terjadi penurunan nilai Modulus Elastisitas, pada komposisi tersebut kemungkinan karena adanya ketidak homogenan
dalam pengadukan sampel uji dan kurang cermat pengamatan alat ukur sehingga terjadi penurunan grafik dari nilai modulus elastisitasnya.
Universitas Sumatera Utara
47
4.2.5 Pengujian Impak