Foto- foto daerah Jangari meliputi usaha perikanan dan obyek wisata.
Jumlah pembudidaya dan jumlah keramba jaring apung yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Cianjur.
Jumlah pengunjung ke Wisata Tirta Jangari dan karakteristik objek rekreasi, seperti luas, letak, keadaan fisik, potensi wisata, fasilitas
rekreasi, dan sebagainya yang diperoleh dari Dinas Pariwisata Kabupaten Cianjur.
4.3 Metode Pengambian Sampel
Berdasarkan data dari Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Cianjur tahun 2006, jumlah populasi pembudidaya KJA Waduk Cirata Kabupaten Cianjur
seluruhnya berjumlah 3.966 RTP Rumah Tangga Perikanan. Lokasi pengambilan sampel untuk aktivitas perikanan budidaya KJA berada di
Kecamatan Mande, Desa Bobojong yang memiliki 245 RTP yang tersebar pada 3 blok Pasirpogor, Nyelempet dan Jangari. Pengambilan sampel dilakukan secara
purposive sampling yaitu teknik penarikan sampel yang berorientasi kepada
pemilihan sampel di mana populasi dan tujuan yang spesifik dari penelitian diketahui oleh peneliti. Sampel diambil sebanyak 32 RTP dengan pertimbangan
dekat dengan lokasi wisata tirta dan RTP yang memiliki izin usaha atau terdaftar di Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Cianjur. Rincian daftar RTP tidak
tersedia secara lengkap sebagai populasi. Pengambilan sampel kegiatan pariwisata dilakukan di pusat kegiatan
wisata dan penyediaan fasilitas rekreasi yang berada di kawasan waduk Cirata di Kecamatan Mande. Pengambilan sampel dengan teknik accidental sampling,
pengunjung diambil sebanyak 30 responden karena jumlah total populasi tidak diketahui pasti. Pengunjung yang ditemui bersedia diwawancarai. Pengunjung
yang datang berkelompok dipilih seorang atau beberapa untuk mewakili kelompok agar tidak terjadi keseragaman responden.
4.4 Metode Analisis Data 4.4.1 Analisis Deskriptif Karakteristik Pembudidaya KJA Dan Wisatawan
Analisis deskriptif dilakukan untuk melihat karakteristik pembudidaya KJA dan wisatawan yang berkunjung ke Waduk Cirata. Karakteristik
pembudidaya KJA diperoleh menggunakan kuisioner dan diolah secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel. Data yang diperlukan untuk mengetahui
karakteristik pembudidaya KJA adalah umur, pendidikan, status usaha serta pengalaman kerja. Karakteristik wisatawan diperoleh menggunakan kuisioner dan
diolah secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel. Data karakteristik pengunjung yang diperlukan adalah jenis kelamin, tingkat pendidikan, pendapatan
dan biaya perjalanan
4.4.2 Analisis Nilai Ekonomi KJA
Suatu kegiatan dapat dipertimbangkan sebagai bagian dari perhitungan dengan menggunakan analisis biaya dan manfaat. Perhitungan ini sesuai untuk
mengukur pengaruh dari produktivitas dengan atau tanpa kegiatan. Pendekatan ini memiliki beberapa metode yang berkaitan dalam dasar penetapan untuk nilai
output. Nilai ekonomi untuk perubahan produktivitas diukur dengan menggunakan shadow prices yang dikalkulasikan dengan observasi harga pasar.
Nilai ekonomi Waduk Cirata yang diukur dengan menggunakan analisis perubahan produktivitas dapat dilakukan dengan 3 pilihan pendekatan, yaitu
model present value per hektar lahan, residual rent dan pendekatan produktivitas marginal. Penelitian ini menggunakan pendekatan residual rent untuk menghitung
nilai ekonomi dari kegitan perikanan keramba jaring apung. Residual rent
didefinisikan sebagai selisih antara biaya dari faktor produksi yang digunakan dalam suatu pemanfaatan sumberdaya dengan nilai total
hasil panen usaha tersebut. Residual rent dapat juga dipandang sebagai kontribusi dari ekosistem alami atau faktor pendapatan guna memperoleh nilai ekonomi total
dari suatu pemanfaatan sumberdaya. Pendugaan jumlah nilai ekonomi dari pemanfaatan sumberdaya yang dilihat dari nilai residual rent berupa fungsi
berikut :
Y = X
f Keterangan :
Y = Nilai
Residual rent Rp
X = Jumlah Keramba Unit
Persamaan dalam
menduga residual rent
yang didapatkan dari hasil regresi antara nilai residual rent dengan jumlah keramba adalah sebagai berikut :
Y =
α
+
β
X +
ε
Keterangan : Y
= Nilai Residual rent X
= Jumlah Keramba unit
α
= Intersep
β
= Koefisien regresi
ε
= Faktor kesalahan Perhitungan regresi linier di atas hanya digunakan untuk melihat nilai
residual rent pada tahun 2007. Dalam hal ini tidak dilakukan perhitungan
terhadap nilai daya dukung optimal lingkungan terhadap jumlah keramba dan nilai residual rent
.
4.4.3 Analisis Ekonomi KJA
Analisis ekonomi perlu dilakukan untuk mengetahui apakah kegiatan KJA di Waduk Cirata menguntungkan dan layak dilaksanakan. Cara untuk
menganalisis ekonomi menggunakan pendekatan Investment Criteria yaitu : a. Net Present Value NPV
Secara matematis dirumuskan: NPV
=
∑
=
+ −
n t
t
i Ct
Bt
1
1 Keterangan :
Bt = Seluruh manfaat benefit kegiatan KJA per tahun
Ct = Seluruh biaya cost kegiatan KJA per tahun
n = Umur proyek
i =
Social Opportunity Cost of Capital yang dianggap sebagai Social
Discount Rate tingkat bunga 15 .
t = Interval waktu
b. Net Benefit- Cost Ratio Net BC Net BC
dapat dirumuskan sebagai berikut :
Net B C =
∑ ∑
= =
− −
− −
n t
t n
t t
i Bt
Ct i
Ct Bt
1 1
1 1
Keterangan : Bt
= Seluruh manfaat benefit kegiatan KJA per tahun Ct
= Seluruh biaya cost kegiatan KJA per tahun n
= Umur proyek i =
Social Opportunity Cost of Capital yang dianggap sebagai Social
Discount Rate tingkat bunga 15 .
t = Interval waktu .
Perhitungan harga bayangan tenaga kerja dalam suatu proyek terdiri dari tenaga kerja kasar, menengah, dan ahli. Pada analisis ekonomi pendekatan yang
digunakan adalah pendekatan ekonomi keseluruhan, maka untuk menghitung biaya tenaga kerja digunakan harga bayangan shadow wage yang merupakan
opportunity dari upah tenaga kerja yang ada. Dalam analisis ekonomi shadow
wage diasumsikan Choliq et al. 1993 dalam Nisa 2006, misalkan untuk :
1 Tenaga kerja kasar shadow wagenya sebesar 0,5 dari nilai upah yang diterima.
2 Tenaga kerja menengah shadow wagenya sebesar 0,8 dari nilai upah yang
diterima. 3
Tenaga kerja ahli shadow wagenya sebesar 1,0 dari nilai upah yang diterima. Analisis sensitivitas juga dilakukan karena dalam analisis kegiatan
investasi, perhitungan didasarkan pada usaha-usaha yang mengandung ketidakpastian tentang apa yang akan terjadi pada waktu yang akan datang
Gittinger 1986. Ada 4 hal yang perlu diperhatikan menurut Kadariah et al 1978 :
1 Terdapatnya “cost overrup”, umpamanya kenaikan dalam biaya
konstruksi. 2
Perubahan dalam perbandingan harga terhadap tingkat harga umum. 3
Mundurnya waktu implementasi 4
Kesalahan dalam perkiraan hasil per hektar yield. Analisis sensitivitas pada kegiatan KJA dilakukan terhadap kenaikan harga
pakan hingga menghasilkan NPV negatif . Analisis sensitivitas dilakukan
menggunakan metode switching value, yaitu dengan cara memilih secara langsung sejumlah nilai harga, kemudian nilai tersebut digunakan dalam perubahan
terhadap variabel input.
4.4.4 Analisis Kegiatan Wisata 4.4.4.1 Metode Biaya Perjalanan Travel Cost Method
Metode yang digunakan untuk menganalisis data adalah Metode Biaya Perjalanan TCM secara individual yang prinsipnya hampir sama dengan sistem
zonasi, hanya saja pada pendekatan ini menggunakan data dari pengunjung perseorangan dalam analisis regresinya. Biaya perjalanan rata- rata yang
digunakan merupakan rata- rata dari biaya transportasi, konsumsi selama rekreasi, dokumentasi, penginapan, dan biaya lainnya yang dikeluarkan oleh wisatawan
selama melakukan perjalanan atau kegiatan rekreasi di suatu tempat atau objek wisata.
Tingkat kunjungan untuk tahun 2007 diduga dengan pendekatan statistik, yaitu dengan perkembangan tingkat kunjungan berdasarkan data tingkat
kunjungan tahun 2001 sampai dengan 2006. Tabel 1. Contoh Pendugaan Tingkat Kunjungan Wisatawan di Waduk Cirata
Tahun 2001 – 2006. No Tahun
Xi Yi
1 2001 -3
… 2 2002
-2 …
3 2003 -1
… 4 2004
1 …
5 2005 2
… 6 2006
3 …
Model penduga tingkat kunjungan tahun 2007 adalah sebagai berikut : Yi =
α
+
β
Xi +
ε
Keterangan : Yi = Tingkat kunjungan tahun ke-i
Xi = Waktu berkala tahun ke-i
α
= Intersep
β
= Koefisien regresi
ε
= Faktor kesalahan Tingkat kunjungan tahun 2007 diduga dengan menggunakan persamaan di atas
untuk Xi = 4. Pendugaan tingkat kunjungan pada kawasaan wisata merupakan fungsi
dari biaya perjalanan, tingkat pendapatan, jarak, umur dan tingkat pendidikan seperti fungsi di bawah ini :
Q = f X
1
, X
2
, X
3
, X
4
, X
5
Keterangan : Q
= Jumlah Kunjungan Kali X
1
= Biaya Perjalanan Rporang X
2
= Pendapatan Rptahun X
3
= Jarak Km X
4
= Umur Tahun X
5
= Pendidikan Tahun Kemudian fungsi permintaan ditransformasikan ke dalam bentuk
persamaan logaritma agar lebih operasional, menjadi : Ln
Q =
β +
β
1
LnX
1
+ β
2
LnX
2
+ β
3
LnX
3
+ β
4
LnX
4
+ β
5
LnX
5
Ln Q
= { β
+ β
2
LnX
2
+ β
3
LnX
3
+ β
4
LnX
4
+ β
5
LnX
5
+ β
1
LnX
1
} Dengan asumsi bahwa tingkat pendapatan, jarak, umur dan tingkat pendidikan
adalah konsisten, maka bentuk persamaan tersebut menjadi : Ln Q =
β’ + β
1
LnX
1
Transformasi di atas kemudian ditransformasikan kembali ke fungsi permintaan asal, yaitu :
Q =
β’
X
β1
Fungsi permintaan ini digunakan untuk menghitung utilitas sumberdaya dalam menduga total kesediaan konsumen untuk membayar sumberdaya yang
diminta atau dikonsumsi. Hipotesis yang dibangun adalah bahwa kunjungan ke tempat wisata akan sangat dipengaruhi oleh biaya perjalanan X
1
dan
diasumsikan berkorelasi negatif, sehingga diperoleh kurva yang memiliki kemiringan negatif.
Surplus konsumen merupakan selisih antara keinginan masyarakat untuk membayar dengan apa yang dibayarkan. Surplus konsumen adalah salah satu alat
ukur yang baik dalam menghitung nilai manfaat suatu barang, dalam penelitian ini digunakan untuk menghitung nilai ekonomi pemanfaatan Waduk Cirata untuk
kepentingan kegiatan pariwisata. Dalam menghitung surplus konsumen tersebut, diasumsikan bahwa tingkat pendapatan, jarak, umur dan tingkat pendidikan
adalah konstan, sehingga surplus konsumen dapat diperoleh : U =
∫
a
Q d
Q f
Keterangan : U
= Utilitas sumberdaya a
= Batas atas jumlah sumberdaya yang diminta fQ
= Fungsi Permintaan Fungsi utilitas tersebut dapat digunakan untuk menduga surplus konsumen dengan
persamaan sebagai berikut : Pt = X x Q
SK = U – Pt Keterangan :
SK = Surplus
Konsumen Pt
= Harga yang dibayarkan Q
= Rata- rata jumlah sumberdaya yang diminta X
= Harga sumberdaya yang diminta diturunkan dari fungsi permintaan Nilai ekonomi pemanfaatan Waduk Cirata untuk kegiatan pariwisata dapat
dihitung berdasarkan besarnya surplus konsumen karena nilai surplus konsumen dapat dipandang sebagai kontribusi dari faktor pendapatan guna memperoleh nilai
ekonomi total dari suatu pemanfaatan sumberdaya untuk kepentingan pariwisata, dengan rumus :
SKT = SK x Q x Σ Total Pengunjung tahun
Keterangan : SKT = Surplus Konsumen Total; Nilai Ekonomi Pemanfaatan
Sumberdaya untuk Pariwisata SK = Surplus Konsumen
Q = Tingkat Kunjungan Rata- rata
4.4.4.2 Analisis Presepsi Wisatawan a. Keindahan Alam
Persepsi keindahan alam merupakan nilai terhadap alam yang diberikan pengunjung secara relatif sehingga dapat mendatangkan rasa ketertarikan atau
kekaguman. Secara kuantitatif dapat dihitung dengan rumus : K
a
= 100
x Era
rs E
Keterangan : K
a
= Nilai keindahan alami dalam persen Ers = Jumlah responden yang menyatakan indah
Era = Jumlah seluruh responden Nilai skor dari keindahan alam :
80 = Sangat Indah
60 - 79 = Indah 40 - 59 = Kurang Indah
20 - 39 = Tidak Indah 20
= Sangat Tidak Indah
b. Kenyamanan
Persepsi kenyamanan merupakan nilai terhadap rasa nyaman, tentram dan aman yang diberikan pengunjung secara relatif sehingga dapat mendatangkan rasa
nyaman. Secara kuantitatif dapat dihitung dengan rumus :
N
a
= 100
x Era
rs E
Keterangan : N
a
= Nilai keindahan alami dalam persen Ers = Jumlah responden yang menyatakan indah
Era = Jumlah seluruh responden Nilai skor dari kenyamanan alam : 80
= Sangat Nyaman 60 - 79 = Nyaman
40 - 59 = Kurang Nyaman 20 - 39 = Tidak Nyaman
20 = Sangat Tidak Nyaman
4.5 Batasan dan Pengukuran
1. Nilai ekonomi adalah nilai yang dihasilkan dari pemanfaatan sumberdaya alam waduk secara langsung untuk kepentingan perikanan
KJA dengan komoditas berupa ikan mas dan ikan nila serta aktivitas wisata tirta yang dinyatakan dalam Rupiah.
2. Biaya investasi adalah biaya yang dikeluarkan pada waktu usaha belum mendapatkan hasil atau biaya yang digunakan untuk penggantian barang
yang diinvestasikan yang dinyatakan dalam Rupiah. 3. Biaya variabel adalah biaya yang besarnya tergantung kepada jumlah
produksi yang dihasilkan yang dinyatakan dengan Rupiah. 4. Biaya tetap adalah biaya yang rutin dikeluarkan setiap tahun dan tidak
terpengaruh pada hasil produksi yang dinyatakan dalam Rupiah. 5. Nilai panen adalah besarnya produksi ikan yang dihasilkan oleh KJA
dengan satuan Kg. 6. Biaya faktor produksi adalah biaya total dari pemanfaatan sumberdaya
untuk suatu usaha sejak mulai usaha sampai panen yang dinyatakan dalam Rupiah.
7. Penerimaan adalah jumlah produksi yang dihasilkan dikalikan dengan harga dalam 1 tahun yang dinyatakan dalam Rupiah.
8. Nilai sisa adalah nilai dari investasi yang tidak habis terpakai selama umur proyek.
9. Pendapatan usaha adalah selisih antara penerimaan dengan biaya total selama satu tahun, dinyatakan dalam Rupiah.
10. NPV adalah penerimaan bersih yang diterima sekarang untuk proyek yang dilakukan di masa yang akan datang pada tingkat diskonto tertentu.
11. Net BC adalah perbandingan antara total nilai sekarang dari penerimaan bersih yang bersifat positif dengan total nilai sekarang dari penerimaan
bersih yang negatif. 12. Sensitivitas adalah tindakan menganalisis kembali untuk mengetahui
sampai sejauh mana dapat diadakan penyesuaian sehubungan dengan perubahan harga yang terjadi baik harga input maupun output.
13. Permintaan rekreasi adalah frekuensi jumlah kunjungan ke lokasi rekreasi Waduk Cirata yang dinyatakan dengan kali kunjungan.
14. Biaya perjalanan adalah biaya yang dikeluarkan setiap individu selama melakukan perjalanan rekreasi seperti biaya transportasi, konsumsi,
dokumentasi, akomodasi dan lainnya yang dinyatakan dalam Rupiah. 15. Surplus konsumen adalah selisih antara tingkat kesediaan membayar dari
konsumen wisatawan dengan biaya atau harga yang harus dibayarkan untuk memperoleh kepuasan yang dinyatakan dalam Rupiah.
4.6 Waktu dan Tempat Penelitian