terdapat kesalahan dan perubahan dalam dasar perhitungan biaya atau keuntungan Kadariah, Karlina dan Gray 1978.
2.7 Analisis Perubahan Produktivitas
Perubahan lingkungan akan mengarah kepada perubahan produktivitas dan biaya produksi, sehingga menyebabkan perubahan harga dan tingkat output yang
dapat dilihat dan dinilai dari perubahan- perubahan tersebut. Kualitas lingkungan dilihat sebagai faktor produksi. Nilai surplus yang didapat dari penggunaan
metode ini merupakan nilai manfaat langsung yang diturunkan dari pemanfaatan output yang didapat dari alam.
Menurut Barton 2004 diacu dalam Wijaya 2006 produktivitas tergantung pada pemanfaatan hasil langsung yang didapat dari lingkungan dengan
asumsi ekonomi yang terpengaruh tidak mengkompensasi untuk merubah produktivitas dan kegiatan, dampak lingkungan serta perubahan output tidak
mempengaruhi harga pasar. Nilai manfaat langsung juga dapat diinterprestasikan sebagai perkiraan dari fungsi nilai pemanfaatan tidak langsung. Berikut beberapa
metode yang terkait dengan perhitungan nilai yang beragam dalam tingkat estimasi suplai atau fungsi produksi dari sistem alami output :
1. Model Present Value per Hektar lahan – Pendekatan Pendapatan
Perhitungan terhadap nilai manfaat dari produksi biologi didapat dari perhitungan terhadap habitatnya. Dengan memisahkan nilai produksi lahan
per hektar dapat mendukung dalam menghitung manfaat biologi produksi – per hektar dari habitatnya pendekatan ini mengabaikan biaya dari buruh dan
sumberdaya manusia lainnya sebagai faktor produksi. Perhitungan produktivitas ekonomi tersebut menjadi dasar dalam menghitung manfaat
ekosistem alami dari input populasinya. 2. Pendekatan
Residual Rent Residual
rent didefinisikan sebagai selisih antara biaya faktor produksi yang
digunakan dalam suatu pemanfaatan sumberdaya dengan nilai total dari hasil panen usaha tersebut. Residual rent dapat juga dipandang sebagai kontribusi
dari ekosistem alami atau faktor pendapatan, guna memperoleh nilai ekonomi dari suatu pemanfaatan sumberdaya.
3. Pendekatan Produktivitas
Marjinal Pendekatan ini digunakan untuk menghitung perubahan kecil dalam
produktivitas akibat perubahan yang terjadi pada habitatnya. Teknik ini dapat menghasilkan determinasi dari fungsi produksi bioekonomi yang
didapat dari determinasi produktivitas marjinal. Data- data yang signifikan dibutuhkan dalam menghitung produktivitas yang bervariasi. Untuk
perubahan produktivitas lahan yang lebih sempit lagi pendekatan produktivitas marjinal tidak menghitung perubahan dalam kesejahteraan.
III. KERANGKA PENDEKATAN STUDI
Waduk Cirata memiliki potensi dan nilai manfaat yang besar untuk perekonomian dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pemanfaatan waduk
dapat berupa aktivitas perikanan keramba jaring apung dan kegiatan rekreasi wisata tirta.
Aktivitas perikanan sistem keramba jaring apung memiliki tujuan berupa meningkatkan produksi untuk mendapatkan keuntungan maksimum, pencapaiaan
tujuan produksi didukung oleh kemampuan pembudidaya dalam mengelola input tetap berupa investasi peralatan dan sewa lahan, serta input variabel berupa benih,
pakan dan lainnya merupakan faktor penting untuk dapat mencapai tujuan. Wisata tirta merupakan kebijakan pemerintah Kabupaten Cianjur untuk
memanfaatkan keberadaan Waduk Cirata. Kegiatan tersebut disesuaikan dengan kebutuhan dan permintaan masyarakat akan wisata. Dampak dari kegiatan wisata
diharapkan dapat memberikan manfaat lebih dan sejalan dengan kepentingan masyarakat sekitar waduk.
Pemanfaatan dan pengembangan kawasan Waduk Cirata untuk kegiatan perikanan dan wisata diperlukan nilai ekonomi untuk mengukur seberapa besar
nilai manfaat yang dihasilkan. Nilai ekonomi kegiatan perikanan diperoleh menggunakan pendekatan produktivitas residual rent, pendekatan tersebut
merupakan hubungan antara biaya yang dikeluarkan dengan manfaat yang diperoleh pembudidaya, analisis ekonomi dilakukan untuk mengetahui layak
tidaknya kegiatan ini dilaksanakan, ukuran yang dihasilkan analisis ekonomi berupa nilai NPV dan Net BC. Nilai ekonomi kegiatan wisata tirta diperoleh
melalui pendekatan metode biaya perjalanan, metode ini merupakan hubungan antara biaya yang dikeluarkan pengunjung dengan manfaat yang diperoleh dari
kegiatan wisata.