5.4.3.2 Biaya Faktor Produksi
Biaya faktor produksi atau biaya usaha merupakan biaya yang harus dikeluarkan setiap tahunnya untuk melaksanakan kegiatan budidaya keramba
jaring apung. Rincian komponen serta besar biaya dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Biaya Faktor Produksi per Unit Keramba Jaring Apung Per
Tahun, Tahun 2007
No Komponen Jumlah Rp
Persentase A
Biaya Tetap
1. Biaya Perawatan Peralatan a. rumah jaga
198.974,60 0,2557
b. jaring ikan mas 476.181,12
0,5806 c. jaring ikan nila
531.019.62 0,6475
Total perawatan 1.206.175,33
1,4839
2. Biaya Penyusutan Peralatan a. rumah jaga
163.886,50 0,2016
b. jangkar 24.646,29
0,0303 c. besi
230.183,30 0,2832
d. drumsterofoam 799.631,70 0,9838
e. tambang 33.705,60
0,0415 f. ember
772,90 0,0010
g. bambu 148.523,60
0,1827 h. kayukaso
22.008,70 0,0271
i. jaring ikan mas 220.008,70
0,2707 j. jaring ikan nila
274.847,20 0,3381
Total Penyusutan 1.918.214,49
2,3599
3. Retribusi Lahan 63.122,27
0,0777 4. Upah tenaga kerja
1.446.288,2 0,8897
Total Biaya Tetap TFC 4.633.800,29
4,8112
B
Biaya Variabel
1. Pakan 60.227.283,84
74,0965 2. Benih ikan
a. Mas 12.438.165,94
15,3024 b. Nila
4.706.113,53 5,7898
Total Biaya Variabel TVC 77.371.563,31
95,1888 Total Biaya TC
82.005.363,61 100,0000
Sumber : Data Primer Diolah 2007
Biaya tetap adalah biaya yang besarannya tetap dan tidak terkait langsung dengan jumlah produksi dari suatu masa proyek. Berdasarkan data dari responden
diketahui rata- rata biaya tetap per unit keramba yang dikeluarkan tiap tahun sebesar Rp 4.633.800,29 atau 4,8112 dari total biaya faktor produksi.
Komponen biaya tetap berupa biaya perawatan sebesar 1,4839 dengan
pengeluaran terbesar berupa perawatan jaring ikan mas dan nila, perawatan yang dilakukan oleh pembudidaya berupa penambalan jaring yang rusak atau berlubang
bila kerusakannya parah maka diperlukan biaya yang lebih besar berupa penggantian jaring baru. Perawatan tidak selalu dilakukan seluruh pembudidaya
ada yang cenderung mengganti dengan jaring baru. Biaya penyusutan total sebesar 2,3599
per unit keramba dari total biaya yang didapat dari rata- rata responden. Besarnya retribusi lahan ditentukan oleh BPWC, Rp 1.000,00 untuk
1 m
2
. Satu unit keramba yang berukuran 14 m x 14 m dikenakan biaya Rp 196.000,00, dari data responden diketahui rata- rata pengeluaran untuk
retribusi sebesar Rp 63.122,27 per unitnya jumlah ini tidak sama dengan jumlah perkalian per meternya, karena kebanyakan pemilik usaha atau pembudidaya tidak
menyertakan seluruh unit kerambanya untuk dihitung sebagai sewa. Biaya Variabel adalah biaya yang besarannya tergantung dari output yang
dihasilkan. Pakan merupakan biaya variabel paling besar 74,0965 , rata- rata responden untuk satu unit keramba mengeluarkan biaya Rp 60.227.283,84 untuk
satu tahun yang berarti 3 – 4 kali panen dengan banyaknya pakan rata- rata sebesar 4.981,24 kg per unit keramba untuk 4 unit kolam ukuran 7 m x 7 m. Benih
ikan mas membutuhkan biaya sebesar Rp 12.438.165,94 per tahun, dan benih ikan
nila Rp 4.706.113,53.
5.4.3.3 Penerimaan Usaha