Sejarah Perusahaan Ruang Lingkup Bidang Usaha Lokasi Perusahaan Daerah Pemasaran Tempat dan Waktu Penelitian

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

PT. Latexindo Toba-Perkasa adalah perusahaan yang bergerak di bidang produksi sarung tangan berbahan latex. PT. Latexindo Toba-Perkasa didirikan pada tahun 1988. Perusahaan ini terletak di Jalan Medan – Binjai Km. 11, Kabupaten Deliserdang. PT. Latexindo Toba-Perkasa memiliki ±750 pekerja dengan 14 lini produksi dengan kapasitas produksi 135 juta pasang sarung tanganbulan. Hasil produksi perusahaan ini seluruhnya di ekspor ke luar negeri. Negara yang menjadi tujuan ekspor adalah negara-negara di Amerika Utara, Amerika Selatan, Amerika Latin, Eropa, Timur Tengan dan Asia terutama Jepang. PT. Latexindo Toba-Perkasa memperoleh izin dari United States Food and Drug Administration FDA 510K dan FDA Medical Device Listing Approval untuk pemasaran sarung tangan di wilayah Amerika Serikat. Perusahaan ini telah memperoleh GM-Mark Gepruftes Medizinprodukt yang disertifikasi oleh TÜV Rheinland. Hal ini membuktikan bahwa produk yang dihasilkan oleh perusahaan ini memiliki kualitas yang sesuai dengan standard. Perusahaan ini juga telah tersertifikasi oleh International Standard Organization ISO ISO 9001:2008 dan ISO 13485:2003. Universitas Sumatera Utara

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

PT. Latexindo Toba – Perkasa adalah perusahaan yang bergerak di bidang produksi sarung tangan berbahan latex dengan jenis powdered dan powder free.

2.3. Lokasi Perusahaan

PT. Latexindo Toba-Perkasa terletak di Jalan Medan – Binjai Km. 11, Kabupaten Deliserdang.

2.4. Daerah Pemasaran

PT. Latexindo Perkasa merupakan perusahaan yang daerah pemasarannya di luar Indonesia. Daerah pemasarannya antara lain negara-negara yang berada di Amerika Utara, Amerika Selatan, Amerika Latin, Eropa, Timur Tengah dan Asia terutama Jepang. 2.5. Organisasi dan Manajemen 2.5.1. Struktur Organisasi PT. Latexindo Toba Perkasa memiliki bentuk organisasi yaitu lini garis dan fungsional. Bentuk atau hubungan garis ditunjukkan dengan adanya spesialisasi atau pembagian tugas setiap unit organisasi departemen sehingga pelimpahan wewenang dari pimpinan dalam bidang pekerjaan tertentu dapat langsung dilimpahkan kepada departemen yang menangani pekerjaan tersebut. Mampu atau tidaknya perusahaan dalam memajukan usahanya tergantung kepada karyawan dalam memenuhi tanggung jawabnya sebagai salah satu aktor produksi Universitas Sumatera Utara yang mempengaruhi kinerja perusahaan. Setiap karyawan yang bekerja di PT. Latexindo Toba Perkasa harus memiliki keterampilan, pemahaman, kesadaran, jadwal, dan target untuk setiap pekerjaan yang diberikan oleh atasannya. Struktur organisasi di PT. Latexindo Toba Perkasa adalah dapat dilihat pada Gambar 2.1.

2.5.2. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab

Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut saling diintegrasikan koordinasi. Dalam menjalankan aktivitas sehari - hari pada suatu organisasi dibutuhkan personil - personil untuk menduduki jabatan tertentu yang mampu menjalankan wewenang dan tanggung jawab yang dibebankan sesuai dengan jabatan tersebut. Uraian tanggung jawab dan wewenang untuk masing-masing jabatan pada PT. Latexindo Toba Perkasa adalah sebagai berikut: 1. President Director a. Tanggung Jawab 1 Menetapkan tujuan dan sasaran perusahaan 2 Menetapkan strategi perusahaan dan memanfaatkan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan dan sasaran perusahaan Mengawasi pelaksanaan tugas manajemen perusahaan apakah telah sesuai dengan kebijakan yang ditentukan Universitas Sumatera Utara President Director General Manager Vice General Manager Production Manager Quality Assurance Manager Human Resources Manager Marketing Manager Purchasing Accounting Finance Accounting Manager Management Represntative MR Cashier Boiler Control Operator Head Compound Latex Stocker Chemical Stock Keeper Lab Analyst Production Assistant Maintenance Supervisor Electrician Supervisor Security Cleaning Operator Administration HRD Driver Forklift Operator Prod. ADM Boiler Control Operator Charcoal Transporter Pearl Mill Ball Mill Operator Production Supervisor Machine Operator Stripping Tumbling Operator Building Maintenance Maintenance Electrician QAQC Administration QAQC Manager Assistant QAQC Stocking Manager Assistant QC Assistant QC 2nd Level QC Sampler Packing QC Sortation Water Test Operator Stock Mover Packaging Stocking Material Opr. Marketing Manager Assistant Export Customs Documentation Officer Keterangan: = Hubungan Fungsional = Hubungan Lini Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Latexindo Toba Perkasa Universitas Sumatera Utara VI-1 b. Wewenang 1 Membuat keputusan atas pemakaian bahan yang sesuai dengan kebijakan mutu perusahaan 2 Mengawasi pelaksanaan tugas manajemen perusahaan apakah telah sesuai dengan kebijakan 3 Mempelopori pelaksanaan sistem manajemen mutu di perusahaan 2. General Manager a. Tanggung Jawab 1 Membangun dan mengkomunikasikan kebijakan mutu dalam perusahaan 2 Memastikan implementasi kebijakan mutu dengan sumber daya yang terbatas dalam perusahaan 3 Memelihara hubungan baik dengan pelanggan 4 Mengelola dan mengembangkan bisnis perusahaan 5 Memimpin dan mengkoordinasi kegiatan bawahannya sesuai dengan divisi masing-masing: operasional dan non operasional, dalam melaksanakan kebijakan mutu perusahaan b. Wewenang 1 Mengevaluasi hasil kegiatan bawahannya 2 Menetapkan apakah kebijakan mutu perusahaan telah dilaksanakan, jika tidak harus diputuskan tindakan perbaikan yang diperlukan 3. Vice General Manager a. Tanggung Jawab Universitas Sumatera Utara 1 Membantu General Manager membangun dan mengkomunikasikan kebijakan mutu perusahaan kepada departemen operasional atau non- operasional 2 Memastikan pelaksanaan sistem manajemen mutu yang efektif pada departemen operasional dan non-operasional 3 Memimpin dan mengkoordinasikan kegiatan departemen operasional untuk melaksanakan kebijakan mutu perusahaan b. Wewenang 1 Menentukan tindakan perbaikan yang diperlukan bila terjadi penyimpangan sistem pada departemen operasional ataupun non operasional. 2 Mengevaluasi hasil kerja departemen yang dipimpinannya. 4. Marketing Manager a. Tanggung Jawab 1 Membantu Vice GM menyusun strategi pemasaran untuk produk yang sudah ada maupun produk baru 2 Membina hubungan baik dengan pelanggan 3 Melaksanakan kegiatan pemasaran dan penjualan seperti menginformasikan produk baru, negosiasi harga dan jangka waktu pembayaran, penetapan tanggal pengiriman b. Wewenang 1 Menerima dan menindaklanjuti keluhan pelanggan kepada departemen terkait untuk diambil tindakan perbaikan yang tepat Universitas Sumatera Utara 5. Marketing Manager Assistant a. Tanggung Jawab 1 Membantu tugas-tugas Marketing Manager melaksanakan kegiatan pemasaran dan penjualan produk 2 Menangani permintaan pelanggan serta memberikan info tambahan yang diperlukan oleh pelanggan b. Wewenang 1 Menindaklanjuti informasi yang diberikan oleh pelanggan, seperti perubahan kontrak, informasi tambahan dari pelanggan dan masalah- masalah lainnya 2 Menggantikan Marketing Manager saat tidak berada di kantor 6. Export a. Tanggung Jawab 1 Menganalisa hasil pre-shipment test 2 Mengurus dokumen-dokumen ekspor 3 Mencari perusahaan jasa pelayaran yang dibutuhkan b. Wewenang 1 Memutuskan pengiriman atau penolakan pengiriman produk 7. Customs Documentation Officer a. Tanggung Jawab 1 Mengontrol kegiatan ekspor-impor di perusahaan 2 Menyiapkan laporan ekspor-impor yang berhubungan dengan bea cukai b. Wewenang Universitas Sumatera Utara 1 Melaporkan hasil kerja pada atasannya 8. Export Assistant a. Tanggung Jawab 1 Membantu staf ekspor mengontrol kuantiti dan kondisi bahan yang siap diekspor 2 Memeriksa kontainer setelah dimuat dan sebelum di segel 3 Memberikan sealsegel pada kontainer setelah dimuat b. Wewenang 1 Melaporkan kepada staf ekspor bila ditemukan masalah 9. Finance Accounting Manager a. Tanggung Jawab 1 Menyusun dan menganalisa laporan keuangan 2 Membuat anggaran biaya dan laporan hutang-piutang 3 Memastikan semua pembayaran yang dilakukan benar-benar dapat dipertanggungjawabkan b. Wewenang 1 Menerima atau menolak tagihan pembayaran berdasarkan kelengkapan administrasi dan kebenaran transaksi 2 Menetapkan prosedur pembukaan yang akan digunakan 10. Accounting a. Tanggung Jawab 1 Menginput data transaksi keuangan dan stock Universitas Sumatera Utara 2 Membantu Finance Accounting Manager membuat laporan keuangan. 3 Memeriksa tagihan hutang-piutang serta mengajukan pembayaran hutang perusahaan yang sudah jatuh tempo b. Wewenang 1 Meminta kelengkapan administrasi atas pembayaran yang telah dilakukan bila diperlukan 2 Mengajukan pembayaran hutang perusahaan yang jatuh tempo 11. Cashier a. Tanggung Jawab 1 Membuat laporan kas 2 Membuat laporan bank 3 Melaksanakan pembayaran gaji dan transaksi keuangan lainnya b. Wewenang 1 Mengontrol saldo bank setiap hari 2 Melakukan pembayaran gaji dan transaksi keuangan lainnya 12. Management Representative a. Tanggung Jawab 1 Menerapkan dan memastikan sistem manajemen mutu dilaksanakan secara efisien 2 Melakukan verifikasi sistem dengan melaksanakan audit mutu dan rapat tinjauan manajemen Universitas Sumatera Utara 3 Membuat proposal untuk perubahan sistem manajemen mutu perusahaan b. Wewenang 1 Berhubungan dengan pihak luar dalam kaitan dengan sistem manajemen mutu 2 Membuat dan melaksanakan rencana-rencana yang berkaitan dengan peningkatan pemahaman sistem manajemen mutu di dalam perusahaan 13. Human Resources Manager a. Tanggung Jawab 1 Menyeleksi dan menerima karyawan baru yang sesuai dengan kualifikasi jabatan yang akan diisi 2 Melaksanakan training untuk karyawan baru maupun yang sudah ada sesuai dengan permintaan atasan yang bersangkutan 3 Menyimpan data karyawan dan pelatihan yang pernah dilaksanakan 4 Memastikan peraturan pemerintah tentang ketenagakerjaan benar-benar diterapkan b. Wewenang 1 Memberikan instruksi kepada bawahannya tentang pekerjaan dan hal- hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan pekerjaannya 2 Memberikan peringatan kepada karyawan yang tidak disiplin dalam melakukan pekerjaannya 3 Menyelesaikan masalah perusahaan dengan pihak luar, misalnya masalah kontrak, masalah tenaga kerja Universitas Sumatera Utara 14. HRD Administrator a. Tanggung Jawab 1 Membantu Human Resource Manager untuk urusan administrasi 2 Menyimpan data karyawan 3 Menghitung upah karyawan b. Wewenang 1. Memeriksa kehadiran karyawan Universitas Sumatera Utara

BAB III LANDASAN TEORI

3.1. Perencanaan Produksi

2 Perencanaan produksi merupakan perencanaan tentang produk apa dan berapa yang akan diproduksi oleh perusahaan yang bersangkutan dalam satu periode yang akan datang. Perencanaan produksi merupakan bagian dari perencanaan operasional di dalam perusahaan. Dalam penyusunan perencanaan produksi, hal yang perlu dipertimbangkan adalah adanya optimasi produksi sehingga akan dapat dicapai tingkat biaya yang paling rendah untuk pelaksanaan proses produksi tersebut. Perbedaan antara perencanaan produk dengan perencanaan produksi ini adalah bahwa perencanaan produk tersebut akan lebih banyak menyangkut aspek- aspek teknis, sedangkan perencanan produksi ini akan lebih banyak menyangkut aspek-aspek ekonomis. Suatu produk yang secara teknis dapat diproduksikan oleh suatu perusahaan, namun dikarenakan dalam suatu periode tertentu tidak ekonomis untuk diproduksikan, akan ditinggalkan di dalam penyusunan perencanaan produksi pada periode tersebut. Perbedqaan yang lain dalah bahwa jangka waktu pakai dari perencanaan produk tersebut adalah jangka panjang, sedangkan pada perencanaan produksi ini adalah jangka pendek. Titik berat dari perencanaan produk adalah kepada produk apa, produk yang bagaimana dan berapa yang akan dapat diproduksikan oleh perusahaan. 2 Agus Ahyari. Manajemen Produksi: Perencanaan Sistem Produksi.2002. Yogyakarta: BPFE. 13-14 Universitas Sumatera Utara Desain teknis, bahan apa yang dipergunakan, berapa standar pemakaian bahan untuk masing-masing unit produk serta bagaimana proses produksinya merupakan masalah-masalah teknis yang harus diselesaikan dalam rangka perencanaan produk tersebut. Di dalam perencanaan produksi, dengan mendasarkan diri kepada data teknis yang ada, akan dibicarakan apa dan berapa produk yang segera akan diproduksikan dalam satu periode yang akan datang, berapa kebuthan masukan input untuk penyelenggaraan produksi tersebut misalnya berapa bahan baku yang akan dipergunakan, berapa tenaga kerja langsung yang akan dipergunakan, jam mesin yang diperlukan dan lain sebagainya, yang kesemuanya akan diadakan perhitungan-perhitungan yang teliti dan secermat-cermatnya. Dengan demikian diharapkan bahwa proses produksi yang dilaksanakan oleh perusahaan tersebut akan dapat berhasil dengan baik, ekonomis serta tidak menimbulkan berbagai kerugian dan hambatan terhadap kegiatan operasi dari perusahaan yang bersangkutan.

3.1.1. Tujuan Perencanaan Produksi

Adapun tujuan perencanaan produksi adalah sebagai berikut: 1. Menetapkan kebutuhan produksi dan tingkat persediaan pada saat tertentu. 2. Memonitor tingkat persediaan, membandingkannya dengan rencana persediaan dan melakukan revisi rencana produksi pada saat yang ditentukan. 3. Membuat jadwal produksi, penugasan serta pembebanan mesin dan tenaga kerja yang terperinci. 4. Stabilisasi produk dan tenaga kerja terhadap fluktuasi permintaan demand. Universitas Sumatera Utara

3.1.2. Karakteristik Perencanaan Produksi

Pengendalian produksi dilakukan dengan tujuan mendapatkan hasil yang sesuai dengan apa yang direncanakan, baik mengenai jumlah, kualitas, harga maupun waktunya. Menurut Agus Ahyari 1992, pengendalian produksi bila ditinjau secara terperinci maka akan dapat dilihat ciri-ciri masing-masing, antara lain sebagai berikut: 1. Pengendalian proses produksi Pengendalian produksi ini akan menyangkut beberapa masalah tentang perencanaan dan pengawasan dari proses produksi dari suatu perusahaan. Mengenai jenis produk dan jumlah produk yang akan diproduksi pada suatu periode yang akan datang. 2. Pengendalian bahan baku Bahan baku merupakan unsur yang sangat penting dalam perencanaan produksi. 3. Pengendalian tenaga kerja 4. Pengendalian kualitas 5. Pengendalian pemeliharaan peralatan

3.1.3. Sifat-Sifat Perencanaan Produksi

3 Sifat-sifat yang harus dimiliki oleh sebuah perencanaan produksi adalah sebagai berikut: 3 Arman Hakim Nasution. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. 1999. Jakarta.: PT. Candimas Metropole. Hal 12-15. Universitas Sumatera Utara 1. Berjangka Waktu Proses produksi merupakan proses yang sangat kompleks yang memerlukan keterlibatan bermacam-macam tingkat keterampilan tenaga kerja, peralatan, modal, dan informasi yang biasanya dilakukan secara terus- menerus dalam jangka waktu yang sangat lama. Lingkungan yang dihadapi perusahaan, pola permintaan, tersedianya bahan baku dan bahan penunjang, iklim usaha, peraturan pemerintahan, persaingan, dan lain-lain selalu menunjukkan pola yang tidak menentu dan akan selalu berubah dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, suatu perusahaan tidak mungkin dapat membuat suatu rencana produksi yang dapat digunakan selamanya. Rencana baru harus dapat dibuat bila keadaan yang digunakan sebagai dasar pembuatan rencana yang lama sudah berubah. Karena perubahan yang akan terjadi bersifat sulit untuk diramalkan sebelumnya, maka secara periodik harus diadakan pengecekan apakah rencana produksi yang sudah dibuat masih berlaku. Pendekatan yang biasa dilakukan adalah dengan membuat rencana produksi yang mencakup periode waktu tertentu dan akan diperbaharui bila periode waktu tersebut sudah dicapai. Ada tiga jenis perencanaan produksi yang didasarkan pada periode waktu, yaitu: a. Perencanaan produksi jangka panjang b. Perencanaan produksi jangka menengah c. Perencanaan produksi jangka pendek Universitas Sumatera Utara 2. Bertahap Pembuatan rencana produksi tidak bisa dilakukan hanya sekali dan digunakan untuk selamanya. Perencanaan produksi harus dilakukan secara bertahap. Artinya perencanaan produksi akan bertingkat dari perencanaan produksi level tinggi sampai perencanaan produksi level rendah, dimana perencanaan produksi level yang lebih rendah adalah merupakan penjabaran dari perencanaan produksi level yang lebih tinggi. Berdasarkan pengelompokkan perencanaan produksi atas dasar jangka waktu diatas, maka dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Perencanaan produksi jangka panjang biasanya melihat 1 sampai 5 tahun atau lebih ke depan. Jangka waktu terpendeknya adalah ditentukan oleh berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengubah kapasitas yang tersedia. Hal ini meliputi waktu yang dibutuhkan dalam menyelesaikan desain dari bangunan dan peralatan pabrik yang baru, konstruksinya, instalasinya, dan hal-hal lainnya sampai fasilitas baru tersebut siap dioperasikan. b. Perencanaan produksi jangka menengah mempunyai horizon perencanaan antara 1 sampai 12 bulan, dan dikembangkan berdasarkan kerangka yang telah ditetapkan pada perencanaan produksi jangka panjang. Perencanaan jangka menengah didasarkan pada peramalan permintaan tahunan dari bulan dan sumber daya produktif yang ada jumlah tenaga kerja, tingkat persediaan, biaya produksi, jumlah suplier dan sub kontraktor, dengan asumsi kapasitas produksi relatif tetap. Universitas Sumatera Utara c. Perencanaan produksi jangka pendek mempunyai horizon perencanaan kurang dari 1 bulan, dan bentuk perencanaannya adalah berupa jadwal produksi. Tujuan dari jadwal produksi adalah menyeimbangkan permintaan aktual yang dinyatakan dengan jumlah pesanan yang diterima dengan sumber daya yang tersedia jumlah departemen, waktu shift yang tersedia, banyaknya operator, tingkat persediaan yang dimiliki dan peralatan yang ada, sesuai dengan batasan-batasan yang ditetapkan pada perencanaan jangka menengah. 3. Terpadu Perencanaan produksi akan melibatkan banyak faktor, seperti bahan baku, mesin peralatan, tenaga kerja, dan waktu, dimana ke semua faktor tersebut harus sesuai dengan kebutuhan yang direncanakan dalam mencapai target produksi tertentu yang didasarkan atas perkiraan. Masing-masing faktor tersebut tidak harus direncanakan sendiri-sendiri sesuai dengan keterbatasan yang ada pada masing-masing faktor yang dimiliki perusahaan, tetapi rencana tersebut harus dibuat dengan mengacu pada satu rencana terpadu untuk produksi. Rencana produksi tersebut juga harus terkait dengan rencana produksi, seperti pemeliharaan, rencana tenaga kerja, rencana pengadaan material, dan sebagainya. Keterpaduan ini tidak hanya secara horizontal saja, tetapi juga secara vertikal. Hal ini berarti rencana jangka pendek harus mengacu pada rencana jangka menengah harus terpadu dengan rencana jangka panjang, demikian juga sebaliknya. Universitas Sumatera Utara 4. Berkelanjutan Perencanaan produksi disusun untuk satu periode tertentu yang merupakan masa berlakunya rencana tersebut. Setelah habis masa berlakunya, maka harus dibuat rencana baru untuk periode waktu berikutnya lagi. Rencana baru ini harus dibuat berdasarkan hasil evaluasi terhadap rencana sebelumnya, apa yang sudah dilakukan dan apa yang belum dilakukan, apa yang dihasilkan dan bagaimana perbandingan hasilnya dengan target yang telah ditetapkan. Dengan demikian, rencana baru tersebut haruslah merupakan kelanjutan dari rencana yang dibuat sebelumnya. 5. Terukur Selama pelaksanaan produksi, realisasi dari rencana produksi akan selalu dimonitori untuk mengetahui apakah terjadi penyimpangan dari rencana yang telah ditetapkan. Untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan, maka rencana produksi harus menetapkan suatu nilai yang dapat diukur, sehingga dapat digunakan sebagai dasar untuk menetapkan ada tidaknya penyimpangan. Nilai-nilai tersebut dapat berupa target produksi dan jika dalam realisasinya tidak memenuhi target produksi, maka kita dengan mudah dapat mengukur berapa besar penyimpangan menyusun rencana berikutnya. 6. Realistis Rencana produksi yang dibuat harus disesuaikan dengan kondisi yang ada di perusahan, sehingga target yang ditetapkan merupakan nilai yang realistis untuk dapat dicapai dengan kondisi yang dimiliki perusahaan pada saat rencana tersebut dibuat. Jika recana produksi dibuat tanpa memperhitungkan Universitas Sumatera Utara kondisi yang ada pada perusahaan, maka perencanaan yang dibuat tidak akan ada gunanya karena target produksi yang ditetapkan sudah pasti tidak akan dapat dicapai. Selain itu, penyimpangan pelaksanaannya tidak dapat diketahui karena pelaksanaannya tidak akan pernah tepat sesuai dengan rencana. Dengan membuat suatu rencana yang realistis, maka akan dapat memotivasi pelaksana untuk berusaha mencapai apa yang telah disusun pada rencana tersebut. 7. Akurat Perencanaan produksi harus dibuat berdasarkan informasi-informasi yang akurat tentang kondisi internal dan eksternal sehingga angka-angka yang dimunculkan dalam target produksi dapat dipertanggungjawabkan. Kesalahan dalam membuat perkiraan nilai parameter produksi harus dilakukan seteliti mungkin, sehingga tidak akan terjadi kesalahan yang sama. 8. Menantang Meskipun rencana produksi harus dibuat serealistis mungkin, hal ini bukan berarti rencana produksi harus menetapkan target yang dengan mudah dapat dicapai dengan usaha yang sungguh-sungguh.

3.2. Goal Programming

Goal Programming merupakan suatu teknik penyelesaian problema pengambilan keputusan yang melibatkan jamak sasaran.. Pendekatan dasar yang digunakan dalam goal programming adalah meminimalkan deviasi antara sasaran yang ditetapkan dan usaha yang akan dilakukan dalam suatu himpunan kendala Universitas Sumatera Utara sistem. Dengan demikian, model program sasaran hanya melibatkan problema meminimalkan. Dalam goal programming selalu diterapkan dalam problema pengambilan keputusan untuk alokasi sumber daya, perencanaa dan penjadwalan, dan analisis kebijaksanaan, baik di tingkat perusahan publik atau instansi pemerintah maupun lembaga sosial nonkomersial, seperti perencanaan sumber daya manusia tenaga kerja, perencanaa produksi dan pengendalian inventory, analisis kebijakan ekonomi, logistik transportasi dan lain-lainnya. Model Goal Programming merupakan perluasan dari model pemrogaman linier, sehingga seluruh asumsi, notasi formulasi model matematis, prosedur perumusan model dan penyelesaiannya tidak berbeda. Perbedaannya hanya terletak pada kehadiran sepasang variabel deviasioanal yang akan muncul difungsi tujuan dan fungsi-fungsi kendala. Goal Programming adalah salah satu model matematis empiris yang dipakai sebagai dasar dalam pengambilan keputusan dan karenanya pendekatan Goal Programming ini disebut dengan pendekatan kuantitatif. Goal Programming dipakai untuk menjawab berbagai masalah yang pemecahannya sesuai dengan menggunakan Goal Programming daripada menggunakan teknik lainnya. Metode goal programming telah banyak diterapkan dalam penelitian- penelitian terdahulu sebagai solusi pemecahan masalah dalam pengambilan masalah multi sasaran. Boppana Chowdary Jannes Slomp 2002, dalam paper “Production Planning Under Dynamic Product Enviroment : A Multi-objective Goal Programming Approach ”, memaparkan bahwa goal programming dapat Universitas Sumatera Utara diterapkan secara efektif dalam perencanaan produksi, karena metode goal programming potensial untuk menyelesaikan aspek-aspek yang bertentangan antara elemen-elemen dalam perencanaan produksi, yaitu konsumen, produk, dan proses manufaktur. Metode goal programming juga efektif bila digunakan untuk menentukan kombinasi produk yang optimal dan sekaligus mencapai sasaran- sasaran yang diinginkan perusahaan.

3.2.1. Model dan Perumusan Goal Programming

Model umum dari program tujuan ganda tanpa faktor prioritas di dalam strukturnya adalah sebagai berikut: Untuk menentukan nilai variabel keputusan X dilakukan dengan meminimumkan fungsi linear variabel simpangan. Selanjutnya perumusan fungsi pencapaian dilakukan dengan menggabungkan setiap tujuan yang berbentuk minimasi variabel simpangan sesuai tujuan prioritas Mulyono,2007. Universitas Sumatera Utara

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada PT. Latexindo Toba Perkasa yang beralamat di Jl. Medan – Binjai Km 11 Deliserdang, Sumatera Utara. Penelitian mulai dilakukan pada Januari 2014.

4.2. Jenis Penelitian