6.6. Analisis Variabel Deviasi
Hasil optimasi dan kendala diatas dapat dilihat melalui nilai dari variabel deviasional formulasi optimasi perencanaan produksi dengan goal programming
yang menunjukkan tercapai atau tidaknya sasaran-sasaran. Hasil optimasi dikatakan tercapai jika nilai variabel deviasional bernilai 0, dan tidak tercapai jika
tidak bernilai nol. Variabel deviasional yang timbul pada penyelesaian Goal Programmng
dapat dilihat pada Tabel 6.3. Tabel 6.3. menunjukkan bahwa hampir seluruh variabel deviasi bernilai , kecuali variabel d
1 +
pada bulan November yang bernilai 77840,7. Variabel deviasi d
1 +
merupakan variabel deviasi yang menunjukkan penyimpangan terhadap kelebihan jam kerja. Pada bulan November
terdapat kelebihan jam kerja sebesar 20 jam sehingga perusahaan harus menambah jam kerja lembur untuk dapat memenuhi jam kerja yang kurang pada
bulan tersebut tersebut. Maka sebagai solusi, pada bulan November dengan jumlah lembur kerja
77840,7 detik, maka rata-rata setiap hari pada bulan November harus ditambahkan sekitar 40 menit jam kerja.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 6.3. Variabel Deviasional
Variabel Deviasion
al
Periode Perencanaan Jan
2015 Feb
2015 Mar
2015 Apr
2015 Mei
2015 Jun
2015 Jul
2015 Agt
2015 Sep
2015 Okt
2015 Nov
2015 Des
2015
d
1 +
77840,7
d
2 +
d
3 +
d
4 +
d
5 +
d
6 +
d
7 +
d
8 +
d
9 +
d
10 -
d
11 -
d
12 -
d
13 -
6.6. Analisis Perencanaan Produksi dan Break Event Point
Pada perhitungan Break Event Point BEP diperoleh hasil bahwa nilai: X
1
PPM-5.0 = 5.899.309 unitbulan = 5.899.309 x 12
= 70.791.708 unittahun X
2
PPNW = 11.712.403 unitbulan
= 11.712.403 x 12 = 140.548.840 unittahun
X
3
PPHW = 2.468.972 unitbulan
= 2.468.972 x 12 = 29.627.664 unittahun
Adapun nilai X
1
, X
2
dan X
3
yang diperoleh digunakan sebagai tolak ukur perusahaan mengenai apakah jumlah produksi sudah mencapai titik dimana
perusahaan tidak memperoleh laba dan juga tidak mengalami kerugian.
Universitas Sumatera Utara
Dengan menggunakan metode Goal Programming diperoleh jumlah produksi untuk masing-masing jenis produk adalah:
PPM-5.0 = 279.085.008 unittahun
PPNW = 613.559.176 unittahun
PPHW = 166.722.301 unittahun
Metode yang digunakan menghasilkan jumlah produksi yang selalu lebih besar, dibandingkan dengan nilai Break Event Point BEP perusahaan, bahkan
menghasilkan selisih yang cukup besar, artinya perusahaan mendapatkan keuntungan yang besar pada periode perencanaan produksi. Keuntungan terbesar
didapatkan dari produk PPNW, hal ini dapat dilihat dari selisih yang besar antara jumlah produksi produk jenis PPNW selama satu tahun periode perencanaan
dengan nilai Break Event Point BEP jenis PPNW selama satu tahun.
Universitas Sumatera Utara
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN