8
2.4 Pengaruh Musim dan Produksi Tangkapan
Fenomena alam yang memberi konstribusi penting dalam menunjang kontinyuitas produksi adalah kondisi lingkungan yang memiliki produktivitas
perairan dan zooplankton yang tinggi yang diakibatkan oleh dampak kenaikan massa air upwelling yang terjadi di laut. Fenomena ini ditandai dengan tingginya salah
satu parameter hidrologi yaitu kandungan zat hara, yang terangkat dari kedalaman tertentu ke lapisan permukaan. Kadar haranutrien yang tinggi ini dimanfaatkan oleh
produser primer yaitu fitoplankton untuk tumbuh dan berkembang dengan baik sehingga kesuburan perairan meningkat. Keadaan ini kemudian disusul oleh
kehadiran konsumer tingkat awal yaitu zooplankton dan akhirnya bermunculan berbagai jenis ikan sehingga terbentuk suatu daerah penangkapan fishing ground
Yusuf dan Hamzah 1998. Daerah dimana upwelling terjadi biasanya akan membawa massa air yang
suhunya lebih rendah, juga membawa zat hara sehingga kesuburan perairan tersebut akan meningkat. Kesuburan suatu perairan pada umumnya, akan merangsang
kegiatan biologis lainnya, sehingga pada akhirnya diharapkan juga akan meningkatkan kelimpahan sumberdaya hayati perairan tersebut. Suhu perairan
sangat mempengaruhi pertumbuhan ikan, aktifitas dan mobilitas gerakan, ruaya, penyebaran, kelimpahan, penggerombolan, maturasi, fekunditas, pemijahan masa
inkubasi dan penetasan telur serta kelulusan hidup larva ikan. Perubahan suhu perairan menjadi dibawah suhu normal atau suhu optimal menyebabkan penurunan
aktifitas gerakan dan aktifitas makan serta menghambat berlangsungnya proses pemijahan. Pada umumnya semakin bertambah besar ukuran dan semakin tua ikan,
ada kecenderungan menyukai dan mencari perairan dengan dengan suhu yang lebih rendah di perairan yang lebih dalam Tadjuddah et al. 2004.
Yusuf dan Hamzah melakukan penelitian dengan mengacu pada data Dinas Perikanan Tingkat 1 Maluku dari tahun 1991-1996 mengenai pengaruh variasi
musiman kondisi hidrologi terhadap produksi perikanan momar Decapterus sp. di perairan Maluku Tengah, membuktikan bahwa jumlah produksi ikan momar sangat
dipengaruhi oleh kondisi musim dalam hal ini adalah kondisi hidrologi. Dengan demikian bila berbeda musim akan berbeda pula jumlah produksi ikan momar yang
diperoleh. Penelitian yang dilakukan oleh Yusuf dan Hamzah menunjukkan bahwa
9 produksi ikan momar lebih tinggi pada bulan September – November yang
bertepatan dengan musim peralihan II dibandingkan dengan musim-musim yang lainnya. Meningkatnya produksi ikan momar yang tercatat pada musim tersebut
adalah bersamaan dengan berlangsungmya proses penaikkan massa air upwelling yang terjadi di Laut Banda dan Laut Seram yang diikuti pula oleh produksi ikan
yang tinggi. Pada bulan-bulan di musim peralihan II terjadi peningkatan produksi ikan seiring dengan peningkatan kelimpahan fitoplankton dan zooplankton. Produksi
ikan momar yang tertangkap sepanjang tahun dengan puncaknya terjadi pada musim peralihan II dan akhir musim barat adalah diduga sebagai akibat dari ikan momar
dapat memijah sepanjang tahun. Ikan momar adalah ikan pemakan plankton, dengan demikian dapat dikatakan bahwa keadaan dimana terjadi peningkatan produktivitas
perairan yang bersamaan dengan puncak pemijahan ikan momar yang terjadi pada musim peralihan II September-November, musim barat Desember dan Februari,
musim peralihan I April, dan musim timur Juni adalah sangat mendukung kontinyuitas penambahan populasi baru, sehingga dapat memungkinkan terciptanya
kestabilan produksi hasil tangkap dari tahun ke tahun.
2.5. Aspek Pertumbuhan