12 Informasi mengenai tingkat kematangan gonad diperlukan untuk mengetahui
perbandingan ikan yang matang gonad dengan ikan yang belum matang gonad dari stok ikan di perairan, selain itu dapat mengetahui waktu pemijahan, lama pemijahan
dalam setahun, frekuensi pemijahan dan umur atau ukuran ikan pertama kali matang gonad Effendie 2002. Tingkat kematangan gonad dapat memberikan informasi
atau keterangan apakah ikan akan memijah, baru memijah atau telah selesai memijah.
Ukuran matang gonad tiap spesies ikan berbeda-beda dan juga pada spesies yang sama jika tersebar pada lintang yang berbeda lebih dari lima derajat akan
mengalami perbedaan ukuran dan umur pertama kali matang gonad Effendie 2002. Faktor yang mempengaruhi saat pertama kali ikan matang gonad ada dua yaitu
faktor luar seperti suhu dan arus serta faktor dalam seperti umur, jenis kelamin, perbedaan spesies, ukuran dan sifat-sifat fisiologis ikan seperti kemampuan
beradaptasi dengan lingkungan. Sinovcic dan Zorica 2006 membagi tingkat kematangan gonad ikan
Engraulis encrasicolus menjadi delapan tahapan berdasarkan penelitian mereka
pada tahun 2003 di perairan estuari Zrmanja Kroasia. Kemudian mereka mengelompokkan lagi menjadi 5 tahapan tingkat kematangan gonad, yaitu dewasa
atau immature TKG I dan II, pematangan atau ripening TKG III dan IV, masak atau ripe TKG V dan VI, menghabiskan atau spent TKG VII, dan istirahat atau
resting TKG VIII. Semua tahapan tingkat kematangan gonad terdapat pada bulan
April sampai September kecuali tahap istirahat atau resting. Tahap masak atau ripe terjadi hanya pada bulan Mei sampai dengan September. Berdasarkan bobot gonad,
TKG, dan IKG ikan spesies ini aktif memijah pada bulan April sampai dengan September. Sedangkan pada bulan Oktober sampai dengan Maret mengalami fase
tidak aktif seksual, berhubungan pula dengan berat gonad serta nilai IKG yang rendah.
2.6.2. Indeks kematangan gonad IKG
Indeks kematangan gonad dapat menyatakan perubahan yang terjadi dalam gonad. Indeks ini merupakan persentase perbandingan berat gonad dengan berat
tubuh ikan. Perubahan IKG erat kaitannya dengan tahap perkembangan telur.
13 Umumnya gonad akan semakin bertambah berat dengan bertambahnya ukuran
gonad dan diameter telur Effendie 2002. Pada TKG yang sama, IKG ikan jantan akan berbeda dengan ikan betina.
Umumnya kisaran IKG ikan betina lebih besar dibandingkan dengan kisaran IKG ikan jantan. Hal ini disebabkan oleh perbedaan ukuran gonad antara ikan jantan dan
betina. Biasanya ovarium pada ikan betina akan lebih berat daripada testis pada ikan jantan. Berat gonad mencapai maksimum sesaat sebelum ikan akan memijah dan
nilai IKG akan mencapai maksimum pada kondisi tersebut Effendie 2002. Nilai IKG sangat berkaitan dengan kematangan gonad ikan. Nilai IKG
semakin meningkat dengan meningkatnya ikan yang matangdewasa. Sebagai contoh, penelitian yang dilakukan oleh El-Halfawy 2004 menunjukan bahwa rata-
rata nilai IKG ikan Mugil seheli betina adalah 0,09 tahap pra pemijahan kemudian berangsur-angsur meningkat dan puncaknya terjadi pada bulan Desember dengan
nilai 7,68 tahap pemijahan. Sedangkan ikan jantan, nilai IKG sebesar 1,12 terdapat pada bulan Oktober dan semakin meningkat pada bulan November dengan
puncaknya sebesar 4,11. Keanekaragaman nilai IKG di laut terbuka mungkin dikarenakan faktor makanan alami dan suhu. Ukuran ikan jantan matang gonad lebih
kecil daripada ikan betina matang gonad.
2.6.3. Fekunditas
Fekunditas merupakan jumlah telur masak ikan betina sebelum dikeluarkan pada waktu akan memijah, fekunditas demikian dinamakan fekunditas mutlak atau
fekunditas individu Effendie 2002. Pengertian fekunditas lainnya adalah fekunditas relatif yang berarti jumlah telur persatuan panjang atau berat ikan yang
umumnya digunakan sebagai indeks fekunditas Royce 1972. Nikolsky 1963 menyatakan bahwa ikan yang mempunyai fekunditas besar
pada umumnya memijah di daerah permukaan sedangkan ikan yang memiliki fekunditas kecil biasanya melindungi telurnya dari pemangsa atau menempelkan
telurnya pada tanaman atau substrat lainnya. Umumnya ikan yang menjaga telur parental care mempunyai fekunditas yang lebih rendah dibandingkan dengan ikan
yang melepaskan telurnya ke perairan dan tidak menjaganya non parental care.
14 Menurut Moyle 1988, secara umum pada setiap ikan, fekunditas akan
meningkat sesuai dengan ukuran berat tubuh ikan betina. Fekunditas ikan di alam akan bergantung pada kondisi lingkungannya, apabila ikan hidup di kondisi yang
banyak ancaman predatornya maka jumlah telur yang dikeluarkan akan semakin banyak atau fekunditas akan semakin tinggi sebagai bentuk upaya untuk
mempertahankan regenerasi keturunannya, sedangkan ikan yang hidup di habitat yang sedikit predator maka telur yang dikeluarkan akan sedikit atau fekunditas
rendah. Fekunditas ikan berhubungan erat dengan lingkungannya, dimana fekunditas
ikan akan meningkat bila keadaan lingkungannya baik. Jika kondisi lingkungan tidak menguntungkan, umumnya ikan betina yang siap memijah akan menunda
pengeluaran telurnya atau mengeluarkan telurnya dalam jumlah yang sedikit daripada biasanya Sjafei et al. 1993. Perubahan fekunditas juga dipengaruhi
ketersediaan makanan. Fekunditas mempunyai hubungan dengan umur, panjang atau bobot individu, dan spesies ikan. Pada umumnya individu yang pertumbuhannya
cepat fekunditasnya juga lebih tinggi dibandingkan yang lambat pertumbuhannya pada ukuran yang sama Effendie 2002. Woynarovich
in Yustina dan Arnentis
2002 mengemukakan bahwa fekunditas dapat juga dipengaruhi oleh diameter telur. Umumnya ikan yang berdiameter telur 0,6 – 1,1 mm mempunyai fekunditas 100.000
sampai 300.000 butir. Ikan-ikan yang tua dan berukuran besar mempunyai fekunditas relatif yang
lebih kecil dimana ikan-ikan berukuran besar dan berumur tua pertumbuhan tubuhnya lambat sehingga proses perkembangan gonad juga cenderung lambat
sehingga berpengaruh terhadap fekunditas. Oleh karena itu fekunditas maksimum terjadi pada golongan ikan-ikan yang masih muda Effendie 2002. Secara tidak
langsung suhu air dapat mempengaruhi fekunditas begitu juga dengan kedalaman air dan oksigen terlarut Effendie 2002. Pada suhu yang rendah, terjadi penurunan
konsumsi makanan sehingga fekunditas menjadi berkurang.
2.6.4. Diameter telur