Waktu dan Lokasi Penelitian Alat dan Bahan Metode Kerja 1. Prosedur kerja di lapangan

17

3. METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian

Pengambilan sampel dilakukan mulai dari bulan April 2009 sampai dengan September 2009 di PPI Gebang Mekar, Kabupaten Cirebon. Sampel dikirim ke Bogor dan kemudian dilakukan analisis dari bulan Maret 2010 sampai dengan Mei 2010 di Laboratorium Ekobiologi Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Gambar di bawah ini adalah peta lokasi penelitian yaitu PPI Gebang Mekar, Kabupaten Cirebon: Gambar 3. Lokasi penelitian ikan banban Engraulis grayi di PPI Gebang Mekar, Kabupaten Cirebon 18

3.2. Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah jaring rampus dengan mesh size 1,75 untuk menangkap ikan, mistar dengan ketelitian 1 mm untuk mengukur panjang total, timbangan kue untuk menimbang bobot tubuh ikan, timbangan digital dengan ketelitian 0,01 g untuk mengukur bobot gonad, botol sampel dan plastik untuk mengawetkan gonad ikan, hand tally counter untuk menghitung jumlah telur, alat bedah, cawan petri, gelas ukur, gelas objek, kertas label, pipet tetes; mikroskop binokuler, mikrometer okuler, mikrometer obyektif dan gelas objek untuk mengukur diameter telur; mikrotom dan mikroskop untuk pembuatan dan pemotretan preparat histologi. Bahan-bahan yang dibutuhkan adalah ikan banban Engraulis grayi sebagai objek penelitian, larutan formalin 4 untuk mengawetkan ikan dan gonad ikan ikan. Serta bahan-bahan lain untuk pembuatan preparat histologis terlampir. 3.3. Metode Kerja 3.3.1. Prosedur kerja di lapangan Ikan contoh diambil dari Pangkalan Pendaratan Ikan Gebang dimulai dari 1 April 2009 sampai dengan 30 September 2009. Setiap harinya diambil 3-5 ikan contoh oleh enumerator. Ikan contoh difokuskan hanya yang berjenis kelamin betina. Ikan contoh tersebut diukur panjang dan beratnya. Ikan dibedah dan kemudian diambil gonadnya. Masing-masing gonad ikan contoh tersebut dimasukkan ke dalam botol sampel yang kemudian diberi formalin 4. Setelah pengambilan sampel selesai, sampel gonad tersebut dikirim ke Bogor untuk selanjutnya dilakukan analisis di laboratorium Ekobiologi FPIK IPB. Pengambilan data berat ikan contoh yang dilakukan oleh enumerator menggunakan timbangan kasar dengan ketelitian 1 gram. Untuk memperoleh data berat ikan yang lebih teliti maka dilakukan validasi berat dengan cara membandingkan hasil timbangan yang digunakan enumerator timbangan kasar dengan hasil timbangan digital dengan ketelitian 0,01 gram. Validasi berat ikan dilakukan pada 20 ekor ikan contoh. Dari validasi tersebut diperoleh persamaan sebagai berikut: 19 Keterangan : TD : Timbangan Digital 0,01 TK : Timbangan Kue Berdasarkan persamaaan di atas diperoleh nilai R 2 = 99,4 , data berat ikan contoh yang dicatat sebelumnya dikonversi sesuai dengan persamaan tersebut. 3.3.2.Prosedur kerja di laboratorium 3.3.2.1. Pengamatan TKG Penentuan tingkat kematangan gonad ditentukan berdasarkan klasifikasi tingkat kematangan gonad ikan TKG ikan belanak Mugil dussumieri modifikasi Cassie in Effendi dan Subardja 2002. Kemudian semua gonad ditimbang beratnya menggunakan timbangan digital dengan ketelitian 0,0001 g. Gonad TKG I, II, III, dan IV masing-masing diambil satu sampel untuk kemudian dilakukan analisis histologis. Tabel 1. Klasifikasi TKG ikan belanak Mugil dussumieri modifikasi Cassie in Effendi dan Subardja 2002 Tingkat Deskripsi I Ovarium seperti benang, panjang sampai kedepan rongga tubuh, warna jernih, permukaan licin II Ukuran ovarium lebih besar. Pewarnaan lebih gelap kekuning-kuningan, telur belum terlihat jelas dengan mata. III Ovarium berwarna kuning. Secara morfologi telur mulai kelihatan butirnya dengan mata. IV Ovarium makin besar, telur berwarna kuning, mudah di pisahkan. Butir minyak tidak tampak, mengisi ½ – 23 rongga perut, usus terdekat. V Ovarium berkerut, dinding tebal, butir telur sisa terdapat di dekat pelepasan. Banyak telur seperti pada tingkat II.

3.3.2.2. Indeks kematangan gonad IKG

Indeks kematangan gonad IKGGSI dapat ditentukan dengan membandingkan berat gonad ikan dengan berat tubuh total ikan ditimbang menggunakan timbangan digital dengan ketelitian 0,01 g kemudian dikalikan dengan 100. TD = 0,938 TK – 11,31 20

3.3.2.3. Penentuan fekunditas

Perhitungan fekunditas dan diameter telur dilakukan pada gonad ikan betina yang memiliki tingkat kematangan gonad TKG IV dengan mengambil 10 contoh setiap bulannya secara acak. Perhitungan fekunditas dengan menggunakan metode gabungan yaitu metode grafimetrik dan volumetrik Effendie 2002. Metode gabungan antara grafimetrik dan volumetrik yaitu dengan cara mengeringkan gonad yang kemudian ditimbang. Kemudian telur diambil dari bagian posterior, median, dan anterior yang selanjutnya ditimbang sebagai berat telur contoh. Telur diencerkan dengan 10 ml air lalu diambil dengan pipet sebanyak 1 ml, tempatkan telur pada cawan petri kemudian menghitung jumlah telur tersebut sebagai jumlah telur contoh.

3.3.2.4. Diameter telur

Diameter telur diamati dengan cara mengambil gonad ikan contoh TKG IV. Setelah itu butir telur diamati di bawah mikroskop pada perbesaran 4x10. Diameter telur ikan yang diukur merupakan telur yang memiliki bentuk yang teratur dan diambil secara acak sebanyak 150 butir tiap gonadnya.

3.3.2.5 Pembuatan preparat histologi

Prosedur pembuatan preparat histologis ikan banban Engraulis grayi disajikan pada lampiran 2. 3.4. Analisis Data 3.4.1. Sebaran frekuensi panjang