10
2.5.1. Panjang-berat
Berdasarkan hubungan panjang dan berat yang dinyatakan dalam rumus W = aL
b
maka pertumbuhan memiliki dua pola yaitu pertumbuhan isometrik dan allometrik. Pertumbuhan isometrik b = 3 berarti pertambahan panjang seimbang
dengan pertambahan berat sedangkan pertumbuhan allometrik b ≠ 3 berarti pertambahan panjang tidak seimbang dengan pertambahan berat. Pertumbuhan
dinyatakan bersifat allometrik positif jika b 3 yang berarti pertambahan berat lebih dominan dibandingkan dengan pertambahan panjang sedangkan pertumbuhan
dinyatakan bersifat allometrik negatif jika b 3 yang berarti pertambahan panjang lebih dominan dari pertambahan berat. Nilai a dan b merupakan konstanta hasil
regresi, sedangkan W adalah berat total ikan dan L adalah panjang total ikan. Untuk mendapatkan hubungan antara panjang dan berat digunakan nilai koefisien korelasi
jika mendekati 1 maka terdapat hubungan yang erat antara kedua variabel. Panjang dan berat juga sering dihubungkan dengan fekunditas. Fekunditas
sering dihubungkan dengan panjang dari pada dengan berat karena keuntungannya bahwa panjang tidak mudah berubah atau berkurang tidak seperti berat dapat
berkurang dengan mudah Effendie 2002.
2.5.2. Faktor kondisi
Faktor kondisi adalah keadaan yang menyatakan kemontokan ikan yang dinyatakan dengan angka-angka berdasarkan data panjang dan berat Lagler et al.
1977. Faktor kondisi menunjukkan keadaan ikan baik dilihat dari segi kapasitas fisik untuk bertahan hidup dan bereproduksi. Didalam penggunaan secara komersil
maka kondisi ini mempunyai arti kualitas dan kuantitas daging ikan yang tersedia untuk dapat dimakan. Jadi kondisi ini dapat memberi keterangan baik secara
biologis maupun secara komersial Effendie 2002. Tingkat kematangan gonad dan jenis kelamin mempengaruhi nilai faktor
kondisi. Nilai faktor kondisi ikan betina lebih besar dari ikan jantan, hal ini memperlihatkan bahwa ikan betina memiliki kondisi yang baik dengan mengisi sel
kelamin untuk proses reproduksinya dibandingkan dengan ikan jantan. Nilai faktor kondisi antara 1-3 menunjukkan bahwa tubuh ikan berbentuk kurang pipih Effendie
2002.
11 Ikan yang berukuran kecil mempunyai faktor kondisi yang lebih tinggi,
kemudian menurun ketika ikan tersebut bertambah besar. Peningkatan faktor kondisi diakibatkan oleh perkembangan gonad yang akan mencapai puncaknya sebelum
pemijahan Pantulu in Effendie 2002. Faktor kondisi dapat dijadikan indikator kondisi pertumbuhan ikan dan dapat
menentukan kecocokan lingkungan serta membandingkan berbagai tempat hidup. Variasi faktor kondisi tergantung pada kepadatan populasi, tingkat kematangan
gonad, makanan, jenis kelamin, dan umur Lumbanbatu 1979 in Effendie 2002. Sementara itu, Lagler et al. 1977 menyatakan bahwa dengan meningkatnya ukuran
ikan maka nilai faktor kondisinya akan bertambah dengan asumsi faktor lain tidak ada yang mempengaruhi.
2.6. Aspek Reproduksi