Habitat dan Penyebaran Aspek Eksploitasi Sumberdaya Ikan

6

2.1.2. Ciri morfologis

Ikan banban Engraulis grayi mempunyai nama sinonim Thryssa mystax yang merupakan ikan bertulang sejati dari famili Engraulidae www.fishbase.org. Ikan ini dicirikan oleh badan yang sangat pipih, bagian perut keeled, dari ismus sampai dubur terdapat scute 15-19 biasanya 16-17; ujung belakang tulang rahang meruncing, mencapai atau sedikit melewati dasar jari-jari sirip dada yang pertama, tetapi tidak melewati dasar jari-jari yang terakhir; ujung moncong mempunyai ketinggian yang sama dengan pusat mata. Jari-jari sirip punggung 11-12; jari-jari sirip dubur 30-40; jari-jari sirip dada 12-13; ruas tulang belakang 44-45; tulang saring insang bagian bawah 14-18. Bagian badan ikan banban berwarna keperakan; bagian punggung berwarna gelap; di bagian belakang atas celah insang terdapat bercak gelap; bagian belakang terdapat garis gelap; sirip ekor kekuningan. Spesies ini banyak ditemukan di perairan pantai dan pelagis, lebih sering di perairan dekat pantai dan estuaria. Panjang baku maksimum ikan banban adalah 20 cm www.research.kahaku.go.jp.

2.2. Habitat dan Penyebaran

Spesies ini ditemukan di perairan pantai pelagis dan sering dijumpai pula di hutan bakau yang berbatasan memasuki perairan payau. Ikan remaja dan dewasa mampu menembus bagian hulu dimana kondisi mixohaline-mesohaline. Telur dan larva ditemukan di hilir hutan bakau. Spesies sering ditemukan secara bergerombol. Makanannya adalah organisme planktonik di perairan pantai. Ikan remaja di bakau memakan larva udang dan ikan www.fishbase.org. Engraulis grayi hidup di perairan pantai, muara sungai, bergerombol tidak begitu padat, dapat mencapai panjang 20 cm dan umumnya 17,5 cm. Tergolong ikan pelagis dasar, penangkapan dengan purse seine, ambai, payang tepi, pukat tepi, soma dampar dan sejenisnya, sero, dipasarkan dalam bentuk asin kering, juga sebagai bahan terasi terasi ikan, harga termasuk murah. Di perairan Cirebon penangkapan ikan ini menggunakan alat tangkap rampus dengan mesh size 1,5-1,75 inch. Daerah penyebaran ikan banban adalah sepanjang pantai perairan Indonesia terutama di Jawa, Arafuru ke Utara sampai Teluk Benggala, sepanjang pantai Laut 7 Cina Selatan, ke selatan sampai Utara Queenland Australia Samad 1999. Ikan jenis ini juga banyak ditemukan di Laut Hindia dan Pasifik Barat, dari pantai Barat India sampai Kepulauan Lesser Sunda, Sumatera bagian Timur, sepanjang Kalimantan, Sulawesi Selatan www.dkp.go.id.

2.3. Aspek Eksploitasi Sumberdaya Ikan

Wilayah laut Indonesia memiliki luas 5,8 juta km 2 dengan maximum sustainable yield MSY sebesar 6,4 juta tontahun dan total tangkapan yang diperbolehkan total allowable catch TAC adalah 5,12 juta tontahun 80 dari MSY. Pada tahun 2006 produksi perikanan Indonesia mencapai 4,51 juta ton 70,469 dari MSY yang masih memungkinkan untuk dilakukan pemanfaatan hingga mencapai TAC MMAF dan JICA 2008 in Simanjuntak 2010. Widodo dan Suadi 2006 menyatakan bahwa gejala yang menandakan suatu perairan telah mengalami tekanan tangkap yang berlebih yaitu terjadinya penurunan produksi perikanan atau hasil tangkapan per unit upaya penangkapan catch per unit effort, CPUE, penurunan hasil tangkapan total yang didaratkan, semakin jauhnya wilayah penangkapan, penurunan berat rata-rata ikan, semakin sedikitnya jumlah nelayan yang melaut, dan penurunan ukuran ikan yang tertangkap. Potensi lestari atau Maximum Sustainable Yields MSY untuk penangkapan ikan di Kabupaten Cirebon yaitu 26.500 ton. Pada data nilai produksi perikanan laut di Kabupaten Cirebon periode 2005, Kecamatan Gebang memiliki nilai produksi yang paling tinggi yaitu 19263,2 ton. Potensi sumberdaya ikan yang tertangkap terdiri dari berbagai jenis ikan ekonomis penting yang didaratkan di Kabupaten Cirebon diantaranya ikan manyung Arius thalassius, kakap Lates calcalifer, bambangan Lutjanus sanguineus, lidah Cynoglossus lingua, pepetek Leiognathus spp., ekor kuning Caesio sp., kurisi Nemipterus hekadon, alu-alu Sphyraena sp., cumi-cumi Loligo sp., bawal putih Pampus argentus, bawal hitam Formio niger DKP Cirebon 2006 in Khair 2007. 8

2.4 Pengaruh Musim dan Produksi Tangkapan