Stres Tingkat I Stres Tingkat II Stres Tingkat III Stres Tingkat IV Stres Tingkat V

21 Beban pekerjaan atau tugas yang diberikan tidak sesuai dengan kemampuan diri dan waktu yang diberikan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. 4 Sumber-sumber stres yang berasal dari lingkungan Lingkungan yang dimaksud di sini adalah lingkungan fisik, seperti kebisingan, suhu yang terlalu panas, dan keadaan tempat tinggal. Hampir semua hal tersebut diatas merupakan sumber-sumber stres yang dialami oleh mahasiswa dalam menghadapi aktivitas kuliah. Akan tetapi hal yang menjadi fokus adalah sumber-sumber stres dalam diri seseorang dan sumber stres di dalam pekerjaan. Dua hal tersebut merupakan sumber yang paling kuat, yang berpotensi menyebabkan stres pada seseorang. Dua sumber tersebut akan dibahas melalui konseling behavioristik.

2.2.6 Tingkatan Stres

Gangguan stres biasanya timbul secara lamban, tidak jelas kapan mulainya dan seringkali kita tidak menyadarinya. Amberg dalam Hawari, 1997: 51-53 membagi stres dalam enam tahapan yaitu “Stres tingkat I, Stres tingkat II, Stres tingkat III, Stres tingkat VI, Stres tingkat V, dan Stres tingkat VI”. Masing-masing tingkat stres tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.

2.2.6.1 Stres Tingkat I

Tahapan ini merupakan tingkatan stres yang paling ringan, dan biasanya disertai dengan perasaan-perasaan sebagai berikut. 1 Semangat besar. 2 Penglihatan tajam tidak seperti biasanya. 22 3 Energi dan gugup berlebihan, kemampuan menyelesaikan pekerjaan lebih dari biasanya. 4 Tahapan ini biasanya menyenangkan dan orang lalu bertambah semangat, tanpa disadari sebenarnya cadangan energinya sedang menipis.

2.2.6.2 Stres Tingkat II

Dalam tahap ini dampak stres yang menyenangkan mulai menghilang dan timbul keluhan-keluhan dikarenakan cadangan energi tidak lagi cukup sepanjang hari. Keluhan-keluhan yang sering dikemukakan sebagai berikut. 1 Merasa letih sewaktu bangun pagi. 2 Merasa lelah sesudah makan siang. 3 Merasa lelah menjelang sore hari. 4 Terkadang gangguan dalam sistem pencernaan gangguan usus, perut kembung, kadang-kadang pula jantung berdebar-debar. 5 Perasaan tegang pada otot-otot punggung dan tengkuk belakang leher. 6 Perasaan tidak bisa santai.

2.2.6.3 Stres Tingkat III

Pada tahapan ini keluhan keletihan semakin nampak disertai dengan gejala-gejala. 1 Gangguan usus lebih terasa sakit perut, mulas, sering ingin kebelakang. 2 Otot-otot terasa lebih tegang. 3 Perasaan tegang yang semakin meningkat. 4 Gangguan tidur sukar tidur, sering terbangun malam dan sukar tidur kembali, atau bangun terlalu pagi. 23 5 Badan terasa oyong, rasa-rasa mau pingsan tidak sampai jatuh pingsan.

2.2.6.4 Stres Tingkat IV

Tahapan ini sudah menunjukan keadaan yang lebih buruk yang ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut. 1 Untuk bisa bertahan sepanjang hari terasa sulit. 2 Kehilangan kemampuan untuk menanggapi situasi pergaulan sosial dan kegiatan-kegiatan rutin lainnya tersasa berat. 3 Tidur semakin sukar, mimp-mimpi menegangkan, sering kali terbangun dini hari. 4 Perasaan negativistik. 5 Kemampuan berkonsentrasi menurun tajam. 6 Perasaan takut yang tidak dapat dijelaskan, tidak mengerti mengapa.

2.2.6.5 Stres Tingkat V

Tahapan ini merupakan keadaan yang lebih mendalam dari tahap di atas. 1 Keletihan yang mendalam. 2 Untuk pekerjaan yang sederhana saja terasa kurang mampu. 3 Gangguan sistem pencernaan sakit maag dan usus lebih sering, sukar buang air besar atau sebaliknya feses encer dan sering ke belakang. 4 Perasaan takut semakin menjadi, seperti panik.

2.2.6.6 Stres Tingkat VI