Konsep Dasar Konseling Behavioristik Hakikat Manusia

32 behavioristik. Pendekatan behavioristik memandang perilaku individu sebagai hasil dari interaksinya dengan lingkungan. Untuk memperoleh pemahaman yang luas dan jelas mengenai prosedur konseling behavioristik, maka perlu mengkajinya. Dalam kajian ini akan dijelaskan mengenai konsep dasar konseling behavioristik, hakikat manusia, tujuan konseling, fungsi dan peran konselor, asumsi individu bermasalah, prosedur dan tahap-tahapan konseling behavioristik, dan teknik pengeloaan diri.

2.3.1 Konsep Dasar Konseling Behavioristik

Konseling behavioristik merupakan konseling yang membatasi perilaku sebagai fungsi interaksi antara pembawaan dengan lingkungan. Perilaku yang dapat diamati tersebut merupakan suatu hal yang oleh para konselor dijadikan sebagai kriteria pengukuran keberhasilan konseling. Oleh sebab itu dalam hal ini peneliti ingin melakukan suatu penelitian dengan dengan pendekatan konseling behavioristik dengan teknik pengelolaan diri dalam menangani stres mahasiswa dalam menghadapi aktivitas kuliah. Behaviorisme adalah suatu pandangan ilmiah tentang tingkah laku manusia. Dalam konsep behavioral, perilaku merupakan hasil belajar. Sehingga dapat diubah melalui memanipulasi dan mengkreasi kondisi-kondisi belajar. Menurut pandangan behavioristik, “setiap orang dipandang memiliki kecenderungan positif dan negatif yang sama. Manusia pada dasarnya dibentuk dan ditentukan oleh lingkungan sosial budayanya” Corey, 2007: 195. Pembentukan pola tingkah laku juga dapat dilakukan dengan memberikan ganjaran atau perkuatan segera setelah tingkah laku yang diharapkan muncul. Hal 33 ini merupakan suatu cara yang dapat mengubah tingkah laku seseorang. Karena pada dasarnya tujuan konseling behavioristik adalah memperoleh tingkah laku adaptif dan menghapuskan tingkah laku yang maladaptif.

2.3.2 Hakikat Manusia

Konseling behavioristik berpandangan bahwa seluruh tingkah laku manusia di dapat dengan cara belajar, dan juga tingkah laku tersebut dapat diubah dengan menggunakan prinsip-prinsip belajar. “Manusia mempunyai dorongan yang bersifat fisik, melalui social learning terbentuk motif, yang dengan motif itu individu didorong untuk mencapai tujuan” Pujosuwarno, 1993: 80. Dengan kata lain individu dibentuk oleh proses belajar yang berasal dari pengalaman- pengalaman yang dilakukan individu. Pada hakekatnya dalam diri setiap individu memiliki kecenderungan- kecenderungan baik yang positif maupun negatif. Tergantung kecenderungan yang mana pada saat itu yang muncul menjadi sebuah perilaku. Setiap individu dapat mengontrol apa-apa yang akan dilakukannya. Setiap individu dapat mengubah atau memperoleh perilaku yang baru dengan cara mempelajarinya dan memberikan respon berbagai stimulus dari lingkungannya. Perilaku yang muncul pada individu dapat terjadi karena pengaruh dari perilaku orang lain dan juga sebaliknya.

2.3.3 Tujuan Konseling