Analisis dan Diagnosis Subyek 3 FE .1 Identifikasi Kasus

109 yang dialaminya dan terlihat cepat akrab dengan siapa saja. Pada pertemuan selanjutnya terliahat konseli sedang bersama dengan teman-temanya yang sudah janjian akan pergi berasama setelah konseli selesai bertemu dengan peneliti. Kost FE termasuk besar dan penghuninya ada 16 orang, hal tersebut membuat keadaan kostnya menjadi ramai.

4.1.3.3 Analisis dan Diagnosis

Setelah data diperoleh melalui sumber-sumber yang berkaitan dengan konseli, maka selanjutnya akan dilakukan analisis dan diagnosis dari perolehan data tersebut. 4.1.3.3.1 Analisis kasus Dalam analisis kasus konseli akan dipaparkan mengenai analisis isi konten, analisis logic, dan analisis komparatif. Dalam analsis konten, peneliti menganalisis hasil perolehan data berdasarkan isi permasalahan yang terkandung di dalamnya. Analisis logic berisi tentang penyebab atau latar belakang masalah konseli. Sedangkan untuk analisis komparatif, peneliti menganalisis dengan membandingkan hasil perolehan data yang diperoleh dari berbagai macam sumber. 1 Analisis Isi Konten Dilihat dari isi permasalahan yang dialami oleh konseli bahwa inti permasalahan yang dialami oleh konseli adalah pengelolaan diri yang masih kurang bauk dalam hal ini adalah konseli lebih memilih untuk melakukan aktivitas yang tidak efektif seperti jalan-jalan dan nongkrong bersama teman- temannya sebagai pelampiasan dari rasa jenuhnya. Akibat dari aktivitas-aktivitas 110 tersebut maka tugas-tugas kuliahnya menjadi terbengkalai dan seringkali harus untuk menyelesaikannya konseli harus lembur dan dikejar deadline batas pengumpulan. Akibat dari mengerjakan tugas mendekati deadline tersebut konseli mengalami stres, dengan gejala-gejala yang dialami konseli adalah sering merasa pusing, kaku leher belakang, pola tidur dan pola makkan terganggu, cemas, dan gelisah ketika mengerjakan tugas. 2 Analisis Logic Berdasarkan keterangan dari konseli, karena merasa jenuh dengan tugas- tugas kulihanya maka konseli melampiaskan hal tersebut dengan melakukan aktivitas yang tidak efektif seperti jalan-jalan dan nongkrong bersama teman- temannya sebagai pelampiasan dari rasa jenuhnya. Konseli merasa dengan melakukan hal-hal tersebut sedikit membantunya menghilangkan rasa jenuh, akan tetapi jika saat mendekati deadline pengumpulan tugas maka konseli akan merasa stres karena terkadang ada beberapa tugas yang harus diselesaikan dala waktu bersamaan. 3 Analisis Komparatif Berdasarkan keterangan dari konseli semester ini dia merasa jenuh dan merasa tugas-tugas yang diberikan dosen sangat sulit, akibatnya konseli justru mencari pelampiasan dengan menghabiskan waktu untuk melakukan aktivitas yang tidak efektif seperti jalan-jalan dan nongkrong bersama teman-temanya sebagai pelampiasan dari rasa jenuhnya.. Teman satu kost konseli juga membenarkan hal tersebut, konseli sekarang lebih suka menghabiskan waktu luangnya bersama teman-temanya. Akibatnya tugas-tugasnya sering terbengkalai 111 dan konseli sering mengerjakan tugas di malam hari. Hal tersebut membuat konseli mengalami berbagai gejala stres dalam menghadapi aktivitas kuliah. 4.1.3.3.2 Diagnosis Dalam mendiagnosis kasus konseli akan dibahas mengenai esensi kasus, latar belakang kasus, dan dinamika psikis konseli. 1 Esensi Kasus Berdasarkan hasil pengumpulan data secara non tes yang dipeoleh, dapat diketahui bahwa kasus yang dialami FE adalah masalah pribadi yaitu stres dalam menghadapi aktvitas kuliah yang diakibatkan oleh pengelolaan diri yang kurang baik dalam hal ini konseli belum bisa untuk memprioritaskan aktivitasnya sehari- hari dengan melakukan aktivitas yang tidak efektif seperti jalan-jalan dan nongkrong bersama teman-temanya sebagai pelampiasan dari rasa jenuhnya.. 2 Latar Belakang Hal-hal yang menjadi latar belakang stres dalam menghadapi aktivitas kuliah yang dialami oleh konseli antara lain: a Latar belakang internal Faktor internal yang melatarbelakangi permasalahan konseli adalah konseli merasa sangat jenuh dan merasa bahwa semester ini adalah puncak dari tugas-tugas kuliah. Akibat dari hal tersebut konseli lebih suka menghabiskan waktunya untuk melakukan aktivitas yang tidak efektif seperti jalan-jalan dan nongkrong bersama teman-temanya sebagai pelampiasan dari rasa jenuhnya. 112 b Latar belakang eksternal Faktor eksternal yang melatarbelakangi permasalahan konseli adalah teman-teman konseli yang juga sering mengajaknya untuk jalan-jalan dan keluar hanya untuk nongkrong di kafe. Akibatnya konseli merasa nyaman saja ketika melakukan aktivitas-aktivitas tersebut, padahal teman-teman konseli juga menyadari bahwa tugas-tugas kuliahnya yang tidak sedikit. 3 Dinamika Psikis Konseli Dinamika yang ada pada diri klien selama melakukan proses konseling antara lain: a Dinamika psiskis yang bersifat negatif Dinamika psikis negatif yang muncul dari diri konseli yaitu konseli tidak dapat menolak ajakan teman-temanya untuk keluar jalan-jalan atau hanya untuk sekedar nongkrong. b Dinamika psikis yang bersifat positif Dinamika positif yang muncul dari konseli yaitu konseli masih berusaha menyelesaikan semua tugas-tugas kuliahnya dengan baik, dan konseli ingin menghilangkan rasa jenuhnya. Konseli juga berantusias untuk mengikuti kegiatan konseling, karena baginya dengan mengikuti kegiatan konseling ini diharapkan akan membantu dirinya untuk berusaha mengelola diri dengan baik.

4.1.3.4 Prognosis