Kualitas Mikrobiologi Udang Efektivitas Acidified Sodium Chlorite (ASC) pada Udang (L. vannamei) di PT. Centralpertiwi Bahari

8

III. TINJAUAN PUSTAKA A.

Taksonomi Udang PT. Centralpertiwi Bahari menggunakan bahan baku udang yang berasal dari budidaya udang terpadu. Jenis udang yang dibudidayakan adalah udang berkaki putih whiteleg shrimp dengan urutan taksonomi sebagai berikut : Domain = Eucarya Kingdom = Animalia Phylum = Anthropoda Subphylum = Crustacea Class = Malacostraca Subclass = Eumalacostraca Superorder = Eucarida Order = Decapoda Suborder = Dendrobranchiata Super Family = Penaeoidea Family = Penaeidae Genus = Penaeus Species = vannamei diadaptasi dari Anonim c 2006

B. Kualitas Mikrobiologi Udang

Udang yang akan diekspor mempunyai tiga syarat perdagangan yaitu : 1 standar pelabelan, 2 standar kesegaran dan 3 standar kesehatan dan keamanan udang. Di Indonesia tiga standar ini ditangani oleh satu pihak yaitu Departemen Pertanian. Standar kesehatan dan keamanan udang meliputi batasan adanya kontaminan dalam udang yang meliputi : kontaminasi kimia, bahan asing dan mikrobiologi Sunarya, 1989. Kerusakan mutu udang dapat dipengaruhi oleh flora bakteri awal Miget, 1991 Kontaminasi mikroba pada udang, biasanya terjadi ketika masih dalam tambak lingkungan, selama panen atau setelah panen transportasi, distribusi, produksi dan penyimpanan. Pembawa kontaminasi dapat berupa kontainer udang, air cucian udang, air tambak, hewan peliharaan, insekta, dan hewan 9 penganggu lainnya, atau tangan dan baju manusia. Kontaminasi lanjutan bisa dapat berasal dari bahan pengemas dan atmosfer Suryana, 1989. Mikroorganisme yang mengkontaminasi udang dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 . Tipe Mikroorganisme pada Udang Hasil Budidaya mikroorganisme Nama Sifat Bakteri Shewanella putrefaciens Merusak Pseudomonas spp. Merusak Vibrio spp. Merusak Aeromonas Merusak Clostridium botulinum Patogen Vibrio cholerae Patogen Vibrio vulfinicus Patogen Clostridium perfringens Patogen Salmonella Patogen E.coli Patogen Coliform Patogen Staphylococcus aureus Patogen Listeria monocytogenes Patogen Virus Taura Merusak Yellow head Merusak White spot Merusak Hepatitis A Patogen Hepatitis E Patogen Norwalk-Like Patogen Haematopoietic Necrosis Virus disease Merusak Fungal Oomycetous fungi Merusak Lagenidium sp Merusak Sirolpidium sp Merusak Haliphthoros sp. Merusak Fusarium sp Merusak Protozoa Amoeboflagellates Merusak Otwell et al, 2006, Suryana 1989, Miget 1991 Crustacea yang berasal dari habitat air hangat mengandung lebih banyak bakteri mesofilik dan Gram positif daripada Crustacea yang hidup di air dingin. Bakteri pada tiap bagian udang mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Bakteri yang terdapat pada kulit dan insang udang merepresentasikan mikroflora yang terdapat pada habitat udang. Sedangkan bakteri yang ditemukan pada sistem pencernaan udang kemungkinan merupakan bakteri yang dapat bertahan hidup pada pH yang lebih rendah dan tekanan oksigen Miget, 1991. Berdasarkan Tabel 1 diatas, beberapa mikroorganisme pada udang dapat menyebabkan penyakit yang berbahaya bagi manusia. Menurut Bonnel 1994 dalam Huong 2001, indikator bakteri biasanya digunakan untuk menilai, mengendalikan dan memastikan 10 efektifitivitas proses sanitasi yang sudah diterapkan perusahaan. Selain itu, indikator bakteri digunakan untuk memastikan keamanan produk. Salah satu metode yang biasa digunakan sebagai indikator mikrobiologi adalah Total Plate Count TPC. TPC dapat dijadikan perkiraan kondisi sanitasi secara umum. C. Analisa Mikrobiologi untuk Total Plate Count dan Escherichia coli Total Plate Count TPC digunakan untuk menentukan total bakteri aerobik yang hidup pada suhu temperatur mesofilik 30 -37 C. TPC dapat digunakan dalam analisa umur simpan produk untuk menentukan tingkat kerusakan yang terjadi. Hasil TPC yang diperoleh dapat dibandingkan dari uji interval sampai uji untuk meverifikasi keberadaan bakteri awal yang mungkin tumbuh dalam produk Alam et al., 2003. Total Plate Count sangat efektif untuk mengevaluasi kualitas sanitasi produk pangan yang tidak mendukung untuk menjadi tempat tumbuhnya bakteri proses pengeringan, pembekuan dll.. Metode ini dapat digunakan untuk mengkontrol penerapan sanitasi selama proses produksi, transportasi dan penyimpanan. Data hasil perhitungan TPC menunjukkan tingkat sanitasi yang sudah diterapkan dalam proses produksi. Namun TPC tidak dapat dijadikan standar utama pada makanan segar karena sebagian dari total mikroflora yang tumbuh dapat merupakan patogen. Total Viable Count TVC didefinisikan sebagai jumlah bakteria cfug dalam produk makanan dalam kondisi pengkulturan yang optimal. Dengan demikian TVC tidak berarti sebuah pengukuran dari total populasi bakteri, tetapi hanya mengukur fraksi dari mikroflora yang mampu menghasilkan koloni dalam media yang digunakan pada kondisi inkubasi. Oleh karena itu, suhu selama inkubasi berpengaruh besar terhadap jumlah koloni. Selain itu TVC tidak dapat membedakan tipe bakteri. Walaupun jumlah TVC dalam sampel makanan sama, akan tetapi aktivitas biokimia bakteri dalam produk tersebut berbeda. Jumlah koloni yang tinggi dari hasil TVC melambangkan kerusakan yang terjadi dalam produk daripada terjadinya kontaminasi pada produk tersebut Huss, 1994 dalam Huong 2001. 11 Rida Count khusus Escherichia coli merupakan salah satu media yang digunakan untuk menghitung bakteri E. coli. Rida Count E. coli telah mendapatkan persetujuan oleh AOAC Association of Official Analytical Chemists dalam sertifikat no.100402 . Media ini berupa lembaran yang dilapisi dengan kultur media siap pakai. Lembaran media terbuat dari kultur media yang dilapisi oleh serat tanpa ditenun sehingga menghasilkan penyerapan yang sempurna terhadap larutan sampel. Lapisan film transparan di atasnya mencegah kontaminasi dari lapisan media. Media ini menyerap semua cairan seperti larutan media dari sampel makanan. Lembaran film yang melapisinya berguna untuk mencegah kebocoran larutan sampel Anonim g , 2006.

D. Patogenitas Escherichia coli