Vannamei di PT. Centralpertiwi Bahari. Dibawah

Retno Endah Dianing Sari. F24102099. Efektivitas Acidified Sodium Chlorite ASC pada Udang

L. Vannamei di PT. Centralpertiwi Bahari. Dibawah

bimbingan Dr. Ir. Sugiyono, M.AppSc, Dr.Ir. Harsi D.Kusumaningrum, M.Sc, Dipl. Ing. Remi Michalowski ABSTRAK Perubahan mutu udang beku terjadi selama udang dipanen sampai memasuki tahap pengolahan. Penyebab penurunan mutu udang adalah proses enzimatik, kimiawi dan mikrobiologis yang dipengaruhi oleh keadaan fisik udang, faktor waktu dan suhu. Udang yang berasal dari tambak mengandung jumlah mikroba awal yang bervariasi tiap tambak. Penggunaan antimikroba merupakan salah satu cara untuk mengurangi jumlah mikroba awal selama pemanenan dan pengolahan. Sodium hipoklorit merupakan sanitaiser yang paling sering digunakan pada udang. Namun penggunaannya mulai dibatasi karena menimbulkan efek negatif terhadap kesehatan dan menyebabkan diskolorisasi udang. Selain itu beberapa negara di Eropa sudah melarang penggunaan sodium hipoklorit sebagai antimikroba pada makanan. Penggunaan sanitaiser alternatif pada udang mulai diterapkan oleh PT Centralpertiwi Bahari. Sanitaiser alternatif pengganti klorin yang telah diujicoba pada udang di PT. CPB adalah citrofresh, Acidified Sodium Chlorite ASC dan air. Saat ini PT. CPB menggunakan air sebagai sanitaiser. ASC merupakan sanitaiser yang menghasilkan senyawa antimikroba aktif berupa klorin dioksida. ASC sudah diizinkan sebagai antimikroba pangan oleh United States Food Drug Administration USFDA tahun 1999 yaitu 21 CFR 173.325. Penelitian pendahuluan dilakukan untuk mengetahui efektivitas sanitaiser ASC terhadap bakteri Escherichia coli. E. coli merupakan indikator sanitasi dan Good Handling Practice. Hasil penelitian pendahuluan dengan analisa ANOVA menunjukkan bahwa antara larutan ASC dan sodium hipoklorit tidak menunjukkan perbedaan nyata dalam mereduksi E. coli p=0.315. Pengaruh antar konsentrasi menunjukkan bahwa antara konsentrasi 80 ppm dan 100 ppm berbeda nyata p=0.018. Pengaruh antara konsentrasi 80 dan 90 ppm serta 90 dan 100 ppm tidak menunjukkan perbedaan nyata. Konsentrasi yang dipilih adalah 80 ppm. Pada konsentrasi 80 ppm larutan ASC sudah dapat mereduksi E. coli sekitar 1,2 siklus log. Alasan lain pemilihan konsentrasi 80 ppm karena semakin rendah konsentrasi maka biaya produksi yang dikeluarkan juga lebih kecil. Penelitian utama dilakukan untuk melihat pengaruh sanitaiser ASC terhadap reduksi total mikroba awal. Pengaruh reduksi mikroba didasarkan pada lamanya perendaman 15 menit dan banyaknya pencelupan udang 3 kali pencelupan. Zat pembanding yang digunakan adalah air. Hasil analisa menunjukkan bahwa antara air dan larutan ASC pada konsentrasi 80 ppm terdapat selisih perbedaan sekitar 0.1 siklus log dalam mereduksi mikroba. EFEKTIVITAS ACIDIFIED SODIUM CHLORITE ASC PADA UDANG L. vannamei DI PT. CENTRALPERTIWI BAHARI SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN pada Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor Oleh Retno Endah Dianing Sari F24102099 2006 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN EFEKTIVITAS ACIDIFIED SODIUM CHLORITE ASC PADA UDANG

L. vannamei DI PT. CENTRALPERTIWI BAHARI SKRIPSI