26 mengencerkan larutan stock sodium hipoklorit yang dilanjutkan dengan
analisa kadar klorin. Berdasarkan hasil analisa tersebut maka dihitung volume masing-masing larutan untuk konsentrasi 80 ppm, 90 ppm dan 100
ppm pada larutan sanitaiser sebanyak 600 ml. Konsentrasi 80 ppm membutuhkan larutan sodium hipoklorit sebanyak 0,4 ml, konsentrasi 90
ppm sebanyak 0.45 dan konsentrasi 100 ppm sebanyak 0.5 ml.
C. Persiapan Kultur Escherichia coli
Larutan Escherichia coli yang diinokulasi ke udang diperoleh dari kultur murni. Kultur murni E. coli digoreskan pada LEMB-Agar kemudian
diinkubasi selama 24 jam pada suhu 35 C. Hasil positif pertumbuhan
berupa koloni berwarna hijau metalik yang kemudian diinokulasikan dalam Luria Bertani Broth LB-Broth selama 12 jam pada suhu 35
C. Lamanya waktu inkubasi dan jumlah koloni E. coli yang tumbuh diperoleh dari
standar kurva pertumbuhan E. coli yang dimiliki Laboratorium Food Processing PT.CPB Lampiran 4b.
Optical density dari kultur Escherichia coli dalam LB broth diukur dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang
600nm yang menggunakan blanko LB-Broth. Setelah pengukuran, panjang gelombang tersebut dibandingkan dengan kurva pertumbuhan Escherichia
coli kemudian dipilih larutan yang jumlah koloninya mendekati 10
8
cfuml. Selain itu dilakukan pengukuran secara langsung dengan pemupukan pada
Luria Bertani Agar dengan metode pour plate. E. coli dalam LB-Agar diinkubasi selama 24 jam dengan suhu 35
C kemudian dihitung jumlah koloni yang tumbuh.
D. Penelitian Pendahuluan
Penelitian pendahuluan bertujuan untuk mengetahui efektivitas sanitaiser Aqua-Plus 5
® dan sodium hipoklorit terhadap bakteri E. coli. Konsentrasi yang digunakan pada kedua larutan tersebut adalah 80 ppm, 90 ppm dan 100
ppm pada larutan sebanyak 600 ml dengan waktu pencelupan selama 15 menit. Larutan sebanyak 600 ml terdiri dari air dan flake ice. Berat air yang
27 digunakan adalah 200 gr sedangkan berat flake ice sebanyak 400 gr. Udang
yang direndam dalam larutan sanitaiser seberat 250 gram sehingga perbandingan udang dan larutan adalah 5 : 12. Hasil pengamatan pada
penelitian ini dipilih satu konsentrasi Larutan Aqua-Plus 5 ® yang optimal.
Faktor yang diamati dari tiap larutan adalah reduksi E. coli pada tiap konsentrasi. Volume E. coli yang diinokulasikan sebanyak 20 ml pada tiap
sampel. Jumlah E. coli awal yang diinokulasikan adalah 10
6
cfuml. Selain faktor reduksi E. coli, faktor lain yang diamati adalah perubahan pH dan
perubahan suhu sebelum dan sesudah pencelupan. Sebelum diinokulasi dengan Escherichia coli udang mentah direbus terlebih dahulu. Prosedur
penelitian dapat dilihat pada Gambar 9.
Gambar 9 .Uji Efektivitas Larutan Acidified Sodium Chlorite dan
Sodium Hipoklorit terhadap E. coli
E. Penelitian Utama
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas larutan Aqua- Plus 5
® dalam mereduksi mikroba awal pada udang. Faktor yang diamati adalah reduksi total mikroba terhadap lamanya waktu pencelupan 15
dianalisa : - Jumlah E. coli
- perubahan pH dan suhu
Udang direndam dalam larutan : - Aqua-Plus 5
® 80, 90 dan 100 ppm - Sodium Hipoklorit 80, 90 dan 100
- Air
Perendaman selama 15 menit Udang diinokulasi dengan 20 ml
E. coli selama 30 menit yang mengandung 2x 10
7
cfu 250 gram udang direbus dalam
plastik steril selama 6 menit
dianalisa : - Jumlah E. coli
- perubahan pH dan suhu
28 menit dan banyaknya pencelupan 3 kali sanitiaser Aqua-Plus 5
®. Volume larutan sanitaiser yang digunakan sebanyak 12000 ml atau 12 l.
Perbandingan air dan flake ice 1 : 2 sehingga berat air sebesar 4 kg dan flake ice sebesar 8 kg untuk 12 l larutan. Udang yang digunakan sebanyak
5 kg dalam satu kali pencelupan sehingga perbandingan udang dan larutan adalah 5 : 12. Prosedur penelitian dapat dilihat pada Gambar 10.
Gambar 10 . Uji Efektivitas Larutan Acidified Sodium Chlorite dan Sodium
Hipoklorit terhadap Total Plate Count
F. Analisa Mikrobiologi