30 a. Cawan yang normal berisi 25-250 koloni. Pilih bagian yang
terpisah dalam cawan. Semua koloni dihitung dalam satuan Colony Forming Units CFU, termasuk titik berukuran
kecil. Pengenceran dan jumlah koloni semunya dicatat untuk tiap cawan.
b. Cawan yang berisi lebih dari 250 koloni dicatat sebagai TBUD Terlalu Banyak Untuk Dihitung
c. Cawan petri tanpa koloni dicatat sebagai kurang dari 1 kali larutan pengencer terendah yang digunakan. Hasil
perhitungan APC uang diluar range 25-250 ditandai dengan bintang. Ketika sampel diketahui sudah terkontaminasi atau
tidak memuaskan karena ada kemungkinan kesalahan saat manipulasi, hasilnya dapat ditulis dengan LA Laboratory
Accident d. Rumus penghitungan adalah
untuk sampel 25-250 : N =C [ 1 n
1
+ 0.1 n
2
] d C : jumlah seluruh koloni yang dihitung
n
1
: jumlah cawan pada pengenceran pertama n
2
: jumlah cawan pada pengenceran kedua d : pengenceran pertama atau yang terkecil
G. Analisa Klorin Apriyantono, 1989
Sodium hipoklorit merupakan zat yang kurang stabil. Oleh karena itu kadar klorin pada larutan sodium hipoklorit diukur terlebih dahulu sebelum
digunakan sebagai sanitaiser . Metode yang digunakan dalam pengukuran adalah titrasi iodometri.
1. Preparasi Sampel a. sampel serbuk : sebanyak 0,1 gram serbuk sampel dilarutkan dalam 500
ml akuades. Hasil pengenceran preparasi sampel akan dikalikan dalam penghitungan konsentrasi.
31 b. sampel cair : sampel cair diambil sebanyak 300 ml.
c. sampel flake ice : jumlah flake ice yang akan dicairkan sebanyak 2-5 kg hingga diperoleh jumlah akhir cairan sekitar 300 ml
2. Uji Konsentrasi Klorin Sebanyak 0.1 gram Kalium Iodida dimasukkan ke dalam labu
erlenmeyer 125 ml. Dalam labu tersebut kemudian ditambahkan 0.5 ml asam asetat dan diaduk perlahan. Labu yang berisi KI dan asam asetat
tersebut kemudian ditambahkan sampel sebanyak 50 ml. Larutan akan berubah warna menjadi kuning cerah. Erlenmeyer berisi sampel
kemudian diteteskan amilum sebanyak 1 ml dan digoyang secara merata. Jika larutan berwarna biru maka sampel tersebut berisi klorin, sedangkan
jika warna larutan tetap bening maka larutan tersebut tidak mengandung klorin. Larutan kemudian dititrasi dengan Na
2
S
2
O
3
0.05 N sampai berubah menjadi bening. Dihitung volume pemakaian Na
2
S
2
O
3
. Penghitungan konsentrasi klorin [ppm] =
ml Na
2
S
2
O
3
x N Na
2
S
2
O
3
x 35450 Volume sampel ml
Jika menggunakan pengenceran maka [klorin] = [ppm] x FP FP : Faktor Pengenceran
H. Analisa Biaya
Analisa biaya merupakan salah satu faktor pemilihan sanitaiser yang akan digunakan oleh PT Centralpertiwi Bahari. Parameter pengamatan yang
digunakan adalah harga produk dan efektivitas penggunaan berdasarkan volume larutan.
32
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian pendahuluan dilakukan untuk mengetahui pengaruh sanitaiser dalam mereduksi E. coli pada udang. Jumlah Escherichia coli
yang dihitung sebagai nilai log reduksi adalah jumlah awal E. coli setelah diinokulasi pada udang selama 30 menit dengan jumlah akhir E. coli setelah
mengalami perlakuan dengan sanitaiser. Udang yang digunakan adalah udang utuh mentah Head-On. Zat
yang digunakan sebagai pembanding adalah air. Perlakuan pada penelitian pendahuluan adalah dengan mencelup udang pada larutan sanitaiser yang
diberi es. Es selalu digunakan selama proses pengolahan udang beku. Penggunaan es juga bertujuan untuk mengetahui efektivitas sanitaiser pada
suhu dingin.
A. Pengaruh Bahan Sanitaiser terhadap Reduksi Escherichia coli
Bahan sanitaiser yang digunakan adalah larutan Acidified Sodium Chlorite dan larutan sodium hipoklorit klorin. Hasil analisa ANOVA
dalam Lampiran 2 menunjukkan bahwa antara kedua larutan tersebut menunjukkan perbedaan yang tidak nyata pada taraf kepercayaan 95
p=0,315. Hal ini menunjukkan bahwa kekuatan mereduksi E. coli antara kedua bahan sanitaiser tersebut tidak berbeda nyata. Hasil penelitian
Veschetti et al. 2001 menunjukkan bahwa kekuatan bakterisida antara klorin dioksida dan klorin terhadap 4 organisme dalam air buangan sampah
total koliform, fekal koliform, fekal streptococci dan Escherichia coli adalah sama. Klorin dioksida dalam penelitian tersebut dihasilkan dari
campuran NaOCl
2
dan HCl pada konsentrasi 0.5, 0.9, 1.7 dan 3.6 mgl. Sodium hipoklorit dan ASC mempunyai kekuatan mereduksi E.coli
dalam interval 1,1 siklus log sampai 1,6 siklus log pada konsentrasi 80, 90 dan 100 ppm. Hasil reduksi terhadap E. coli dapat dilihat pada Gambar 11.
Pada percobaan ini digunakan air sebagai pembanding. Dychdala dan Cords 1994 menyatakan inaktivasi sodium hipoklorit dengan kandungan klorin
bebas 0.01 ppm free available chlorine terhadap Escherichia coli
33 mencapai 99,9 pada pH 7 dan suhu 20
C dengan waktu kontak selama 5 menit.
Efektivitas sodium hipoklorit dipengaruhi oleh residu chlorine demand. Kondisi ini akan mengurangi kemampuan disinfeksi sodium
hipoklorit jika bereaksi dengan zat lain yang berada dalam media perlakuan. Sodium hipoklorit dapat berfungsi sebagai senyawa germisidal setelah
residu chlorine demand terpenuhi. Komposisi udang terdiri dari 19 protein Belitz dan Grosch, 1986, sehingga sodium hipoklorit yang
ditambahkan akan berubah menjadi kloramin akibat reaksi klorin dengan senyawa amina protein.
Gambar 11. Pengaruh Sanitaiser terhadap Reduksi E. coli log
Menurut Simpson et al. 2006, klorin dioksida mempunyai kekuatan 2.5 kali dalam mereduksi mikroba jika dibandingkan dengan klorin. Hasil
reduksi E.coli yang tidak berbeda nyata antara ASC dan klorin pada konsentrasi 80, 90 dan 100 ppm diduga karena bentuk klorin dioksida yang
dihasilkan berasal dari pengasaman sodium klorit ASC dan bukan berasal dari oksidasi sodium klorit. Selain itu asam yang digunakan adalah asam
sitrat sehingga nilai konversi ASC menjadi klorin dioksida maksimum hanya 50 Anonim
f
, 2006.
0.76 1.44
1.47 1.40
1.57 1.09
1.22
0.2 0.4
0.6 0.8
1 1.2
1.4 1.6
1.8
air ASC 80
ASC 90 ASC 100 Cl 80
Cl 90 Cl 100
perlakuan R
e duk
s i E
.c ol
i log
34 Salah satu hasil ulangan penghitungan E. coli menggunakan rida
count pada konsentrasi 90 ppm dapat dilihat pada Gambar 12 Reduksi E.coli pada konsentrasi 90 ppm mempunyai nilai yang hampir sama antara
ASC dan klorin yaitu sekitar 1,4 siklus log. Hasil penelitian Kemp et al. 1999, larutan ASC dapat mereduksi patogen pada karkas dan organ yang
mengandung daging sebesar 2 log secara konsisten. Penelitian dilakukan dengan menyemprot karkas sapi dengan ASC pada konsentrasi 1200 ppm
selama 10 detik.
Gambar 12 . Rida Count untuk Escherichia coli
B. Pengaruh Konsentrasi terhadap Reduksi Escherichia coli