Patogenitas Escherichia coli Efektivitas Acidified Sodium Chlorite (ASC) pada Udang (L. vannamei) di PT. Centralpertiwi Bahari

11 Rida Count khusus Escherichia coli merupakan salah satu media yang digunakan untuk menghitung bakteri E. coli. Rida Count E. coli telah mendapatkan persetujuan oleh AOAC Association of Official Analytical Chemists dalam sertifikat no.100402 . Media ini berupa lembaran yang dilapisi dengan kultur media siap pakai. Lembaran media terbuat dari kultur media yang dilapisi oleh serat tanpa ditenun sehingga menghasilkan penyerapan yang sempurna terhadap larutan sampel. Lapisan film transparan di atasnya mencegah kontaminasi dari lapisan media. Media ini menyerap semua cairan seperti larutan media dari sampel makanan. Lembaran film yang melapisinya berguna untuk mencegah kebocoran larutan sampel Anonim g , 2006.

D. Patogenitas Escherichia coli

Sifat patogenitas pada mikroba lebih ditujukan kepada kemampuan menganggu normalitas sistem fisiologi multiselular makhluk hidup. Namun patogen juga mampu menganggu makhluk hidup bersel tunggal. Bakteri patogen dapat menyerang manusia karena : 1 kemampuannya menginvasi jaringan : invasif dan 2 kemampuannya memproduksi toksin : toksigenesis. Todar, 2002. Kriteria bakteri patogen dapat dibedakan menjadi 3 yaitu, patogen potensial, patogen obligat dan patogen oportunistik. Patogen potensial adalah flora bakteri yang hidup secara komensialisme dan parasit dalam tubuh inangnya tanpa menyebabkan timbulnya penyakit. Sedangkan patogen obligat adalah bakteri patogen yang tidak berhubungan langsung dengan inangnya kecuali ketika menimbulkan penyakit. Patogen oportunistik adalah bakteri patogen yang akan menyebabkan penyakit pada inangnya ketika inang dalam keadaan tidak sehat. Flora normal seperti pada Staphylococcus aureus dan E. coli dapat menyebabkan infeksi oportunistik. Escherichia coli merupakan mikroorganisme predominant dari flora normal dalam saluran pencernaan dari hewan berdarah panas Slabyj et al., 2003. Bakteri primer koliform terdiri dari Escherichia coli dan Enterobacter aerogenes . Kedua bakteri ini berukuran pendek, Gram negatif, batang dan 12 dapat memfermentasi laktosa dan menghasilkan gas Jay, 1978. Temperatur maksimum pertumbuhan E. coli adalah 37 C tetapi masih dapat tumbuh dalam suhu dari 15 C sampai 45 C. Bakteri ini merupakan jenis anaerob fakultatif dan dapat memfermentasi glukosa dengan menghasilkan asam dan gas. Kecepatan pertumbuhan Escherichia coli cenderung sama pada pH diantara 5.5 dan 7.5 tetapi mengalami penurunan secara cepat dalam kondisi asam. Buchanan dan Dagi 1994 dalam Marriott 1999 melaporkan bahwa pH minimum E. coli 0157:H7 adalah 4 sampai 4.5. Secara umum tidak ada metode yang dapat membedakan galur patogen dan non patogen. Akan tetapi, biasanya Escherichia coli yang memiliki sifat seperti laktosa-negatif dan tidak mampu memproduksi indol pada suhu 44 C merupakan galur patogen Huss 1994 dalam Huong, 2001 Menurut Slabyj et al. 2003, bakteri ini pada awalnya tidak dianggap sebagai patogen. Namun ternyata beberapa macam E. coli yang dapat menyebabkan berbagai sindrom gangguan pencernaan yaitu a enteropathogenic Escherichia coli EPEC, b enteroinvasive Escherichia coli EIEC, c enterotoxigenic Escherichia coli ETEC dan d enterohemorrhagic Escherichia coli EHEC. Selain itu terdapat dua jenis E. coli yang bersifat patogen menurut Buchanan dan Doyle 1997 yaitu e enteroaggregatif Escherichia coli EaggEC dan f difusely adherent. Oleh karena itu, keberadaan E. coli dalam produk makanan harus dihindari. Selain sebagai bakteri patogen, E. coli digunakan sebagai indikator sanitasi. Organisme yang digunakan sebagai indikator kontaminasi atau pencemaran harus dapat memenuhi beberapa syarat, yaitu 1 spesifik: bakteri yang terseleksi sebagai indikator sebaiknya hanya terdapat pada lingkungan usus, 2 jumlahnya banyak dalam feces sehingga masih dapat hidup pada pengenceran terkecil,3 resistensinya tinggi pada lingkungan ekstraenteral, 4 mudah dan bisa diandalkan untuk dideteksi bahkan dalam jumlah yang sangat sedikit Buttiaux dan Mossel dalam Jay, 1978 Penghitungan jumlah koliform dan E. coli pada makanan merupakan faktor penting dalam kualitas dan keamanan produk. Indikator E. coli pada makanan menunjukkan kualitas sanitasi pada pengolahan pangan dan sanitasi 13 air proses Feng dan Hartman,1982, Bridie dan de Boer, 1992 dalam Rengpipat dan Suwonsonthichai, 2002. Bakteri koliform sudah terbukti sebagai indikator fekal pada air. Salah satu prasyarat organisme yang dijadikan indikator sanitasi karena keberadaannya dalam saluran pencernaan manusia dan hewan sangat seragam. Oleh karena itu keberadaan E. coli di luar saluran pencernaan manusia menandakan terjadi kontaminasi fekal yang dikeluarkan manusia atau hewan Jay, 1978. Tidak terdapat indikasi bahwa seafood merupakan sumber utama infeksi E. coli . Infeksi yang ditemukan pada seafood berhubungan dengan kontaminasi atau penanganan pangan dalam kondisi yang tidak higiene Huss 1994 dalam Huong 2001. Galur patogen E. coli dapat mengkontaminasi seafood melalui pencemaran limbah yang berasal dari lingkungan sekitarnya atau terjadi setelah pemanenan Ward et al.,1997. Bahaya kontaminasi E. coli pada seafood dapat dicegah dengan memanaskan seafood dengan panas yang cukup untuk membunuh bakteri atau menjaga seafood beku pada suhu dibawah 4.4 C 40 F, mencegah kontaminasi silang dari setelah pemasakan dan mencegah pekerja yang sedang sakit berada dalam area produksi. Dosis infeksi E. coli bergantung pada galur tertentu, hanya beberapa organisme diantara berjuta jenis E. coli. Oleh karena itu waktu dan suhu pemasakan produk tidak terlalu berpengaruh menyebabkan penyakit. Kerusakan akibat bakteri Gram negatif pada daging krustasea di daerah tropis hampir sama dengan kerusakan yang terjadi pada ikan Keinsman et al.,1994. Escherichia coli merupakan salah satu jenis bakteri Gram-negatif yang bersifat menurunkan mutu. Beberapa golongan Enterobacteriaceae mampu melakukan mekanisme mereduksi trimetilamin oksida TMAO menjadi trimetilamin TMA Lund et al., 2000.Tidak semua bakteri dapat mereduksi TMAO menjadi TMA, proses reduksinya bergantung pada kondisi pH Jay et al. , 2005. Hasil reduksi ini akan menghasilkan bau “amis” yang menandakan kerusakan pada ikan atau seafood. TMA biasanya digunakan sebagai indikator dekomposisi otot. Teophillo et al, 2002. Beberapa galur E. coli termasuk beberapa galur EHEC merupakan bakteri yang toleran terhadap asam. Bakteri 14 yang toleran terhadap asam kemungkinan masih bertahan selama proses refrigerasi Buchanan dan Doyle, 1997.

E. Sanitaiser