Sejarah Bisnis Warung Tenda Tinjauan Studi Terdahulu

empat alat utama yaitu iklan, promosi penjualan, hubungan masyarakat dan penjualan pribadipersonal. Iklan meliputi setiap bentuk dari penyajian non personal, promosi ide-ide, dan promosi barang atau jasa oleh sponsor tertentu yang mendapat imbalan dari perusahaan. Promosi penjualan berupa insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian maupun penjualan suatu produk atau jasa. Hubungan masyarakat merupakan variasi program yang dirancang untuk memperbaiki, mempertahankan, maupun melindungi suatu citra perusahaan maupun produk. Penjualan personal berupa lisan dalam pembicaraan dengan salah satu atau lebih calon pembeli dengan tujuan untuk melakukan penjualan.

2.5 Sejarah Bisnis Warung Tenda

Krisis ekonomi yang dialami Indonesia pada tahun 1997-1998 menyebabkan banyak usaha yang bangkrut dan tutup sehingga banyak karyawan yang terkena PHK Pemutusan Hubungan Kerja. Pada masa itulah terjadi suatu trend dalam masyarakat dimana mereka beramai-ramai membuka usaha dalam bentuk warung tenda, usaha ini banyak dipilih sebagai alternatif dalam menambah pemasukan keuangan keluarga. Warung tenda menjadi satu alternatif dalam menampung pekerja yang terkena dampak dari krisis ekonomi. Awal populernya warung tenda terjadi di Kota Jakarta, dimana mereka dikumpulkan dalam suatu kawasan khusus oleh pemerintah daerah setempat dan diberi fasilitas yang memadai seperti listrik, air, keamanan. Orang-orang yang bergerak dalam bisnis ini tidak hanya dari karyawan korban PHK oleh perusahaan, mahasiswa, tetapi juga dari kalangan artis ibukota. Usaha ini banyak diminati karena tidak membutuhkan modal yang besar untuk memulai usaha dan tidak diperlukan keahlian khusus yang didapat dari sekolah formal. Fenomena banyak terjadi di kota-kota besar di Indonesia, pada umumnya mereka membuka usaha warung tenda yang menjual makanan mulai dari makanan tradisional sampai makanan yang bercita rasa ala barat. Warung tenda pecel lele adalah salah satu warung tenda yang banyak berdiri dan menjual hidangan ikan lele yang digoreng dan disajikan bersama nasi, sambal dan lalapan. Hidangan ini banyak dijual oleh pedagang warung tenda yang berasal dari daerah Jawa Timur. Seiring berjalannya waktu warung tenda yang menjual hidangan pecel lele banyak ditemui di jalan-jalan utama di kota besar di Indonesia dan sekarang banyak warung tenda yang menambah menu hidangan yang ditawarkan kepada pembeli seperti hidangan laut atau sea food.

2.6 Tinjauan Studi Terdahulu

Dani 2006 meneliti tentang analisis strategi pemasaran perusahaan roti merk “sari roti dan “boti” di Bogor. Tujuan penelitian yang dilakukan adalah untuk mengidentifikasi strategi pemasaran yang telah dijalankan oleh perusahaan roti tersebut, memilih strategi pemasaran yang paling sesuai dengan kondisi perusahaan roti dan menentukan strategi pemasaran yang paling baik untuk perusahaan dalam melakukan strategi penetrasi pasar. Metode analisis data yang digunakan adalah Proses Hirearki Analitik PHA yang bertujuan untuk mendapatkan tingkat prioritas terbaik dalam melaksanakan bauran pemasaran bagi perusahaan. Dari hasil penelitiannya didapat bahwa strategi bauran pemasaran yang harus diprioritaskan adalah meningkatkan penjualan, menekankan jalur distribusi langsung dalam memasarkan produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Gusalim 2002 meneliti tentang perilaku konsumen dalam proses keputusan pembelian ayam goreng warung tenda, studi kasus di Kotamadya Bogor. Tujuan penelitian yang dilakukan adalah untuk mengkaji tahapan dari proses keputusan pembelian ayam goreng warung tenda dengan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam proses pembelian tersebut. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah judgment sampling. Analisis data yang digunakan adalah Analisis Komponen Utama dan dari hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor utama yang mempengaruhi pembelian ayam goreng warung tenda adalah harga, rasa, pendapatan, pengaruh teman, kebersihan makanan serta kebersihan peralatan dan lingkungan. Kabul 2004 meneliti tentang pengambilan keputusan konsumen dalam mengunjungi Gumati kafe dan restoran serta implikasinya terhadap bauran pemasaran usaha. Tujuan penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui karakteristik konsumen Gumati kafe dan restoran, menganalisis perilaku dan preferensi konsumen yang mempengaruhi proses keputusan untuk mengunjungi sebuah kafe yang dikaitkan dengan dengan atribut-atribut yang dianggap penting bagi konsumen dan menyusun rekomendasi bauran pemasaran yang sesuai bagi Gumati kafe dan restoran. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah accidental sampling. Alat analisis yang digunakan adalah fishbein dan dari hasil penelitian menunjukkan konsumen yang mengunjungi Gumati kafe dan restoran terdiri dari 50 pria dan 50 wanita dari 100 orang responden dengan kisaran usia 15-35 tahun. Sumber informasi yang didapat oleh pengunjung berasal dari teman sebesar 52 . Alasan utama konsumen dalam mengunjungi kafe adalah meluangkan waktu senggang. Rekomendasi bauran pemasaran yang disarankan kepada Gumati kafe dan restoran adalah peninjauan kembali kebijakan harga yang sudah ditetapkan oleh pihak manajemen agar dapat dijangkau oleh konsumen. Dari hasil penelitian diatas belum ada yang mengkaji lebih dalam mengenai strategi bersaing yang dilakukan usaha kecil yang bergerak di bidang makanan khususnya warung tenda dan menghadapi persaingan tersendiri dalam kelompoknya. Gambar 1. Kerangka Pemikiran Operasional Krisis ekonomi pada pertengahan tahun 1997 dan tingginya tingkat pengangguran Warung tenda sebagai alternatif usaha pasca krisis Pertumbuhan pesat warung tenda pasca krisis ekonomi Strategi mempertahankan dan mengembangkan bisnis Analisis Pendapatan usaha Analisis lingkungan eksternal dan internal usaha Analisis SWOT Rekomendasi formulasi strategi pemasaran Profil dan karakteristik warung tenda

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di sepanjang Jalan Pajajaran Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja purposive dengan alasan bahwa Jalan Pajajaran merupakan salah satu jalan utama dan strategis yang ada di Kota Bogor dan banyak dipenuhi oleh warung tenda menjelang sore hari. Penelitian lapangan ini dilakukan selama bulan Mei 2006.

4.2 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan pemilik warung tenda melalui panduan kuisioner, sedangkan data sekunder diperoleh melalui buku- buku, penelitian terdahulu dan literatur yang terkait.

4.3 Metode Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah nonprobability sampling dengan metode judgment sampling berdasarkan kebutuhan penelitian. Warung tenda yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah warung tenda pecel lele. Jumlah warung tenda pecel lele yang diidentifikasi berjumlah 12 unit usaha yang dan warung tenda yang dijadikan sebagai objek penelitian berjumlah 6 sampel dan dipilih dengan pertimbangan sebagai berikut : 1. Warung tenda di lokasi Jalan Pajajaran berada pada pusat keramaian di Kota Bogor yaitu sekitar pusat perbelanjaan, sekitar jalan raya utama dan lokasi jajanan dan mudah dikunjungi oleh masyarakat. 2. Warung tenda yang dijadikan objek penelitian merupakan warung tenda yang hanya menjual produk perikanan olahan seperti pecel lele dan sea food dan beberapa produk non perikanan lainnya seperti ayam goreng, tahu, tempe dan sebagainya. 3. Responden warung tenda yang dijadikan objek penelitian merupakan pemilik sekaligus pengelola warung tenda pecel lele.