internal maupun eksternal agar tidak tertinggal dalam mengambil peluang yang ada.
6.3.2 Lingkungan Mikro
Lingkungan mikro terdiri dari para pelaku dalam lingkungan yang langsung berkaitan dengan usaha dan mempengaruhi kemampuannya untuk
melayani pasar seperti pemasok, pesaing dan pelanggan.
6.3.2.1 Pemasok
Keseimbangan kekuatan antara para pemasok dan suatu unit usaha tergantung pada faktor-faktor yang sama yang menentukan keseimbangan
kekuatan antara unit usaha dengan pembeli. Pemasok mempunyai kekuatan untuk berkembang apabila memasok barang yang tidak ada alternatif lain, karena itu
kualitas mutu barang harus diperhatikan agar pemasok lain sulit untuk masuk dan menjadi pesaing.
Untuk memenuhi kebutuhan bahan baku, pemilik warung tenda pecel lele melakukan kerja sama dengan beberapa pemasok untuk menjaga kelangsungan
pasokan bahan baku terutama hasil laut yang bersifat musiman. Adanya hubungan yang baik dengan pemasok membantu pemilik dalam menjaga kualitas bahan
baku sehingga dapat meringankan pemilik dalam menyeleksi bahan baku yang baik.
Sistem pembayaran yang dilakukan dalam pembelian bahan baku dilakukan secara tunai. Harga bahan baku ditetapkan dari hasil negosiasi antara
pemilik dengan pemasok tetap dan sejauh ini kebutuhan bahan baku selalu terpenuhi sesuai dengan pesanan. Jika pemilik mengalami kekurangan uang dalam
proses pembayaran, biasanya pemasok memberikan tengat waktu untuk melunasi pembayarannya dan dilakukan dengan kesepakatan yang dibuat bersama.
6.3.2.2 Pelanggan
Pengetahuan mengenai
pelanggan dapat berperan besar dalam
merumuskan strategi dan taktik dalam mengembangkan usaha warung tenda pecel lele bagi pemilik. Dengan persaingan yang semakin ketat dalam bisnis makanan,
akan sangat menguntungkan bagi konsumen karena semakin banyaknya pilihan produk yang ditawarkan. Produk-produk semakin bervariasi baik dari jenis
makanan, kualitas, harga maupun pelayanan.
Konsumen warung tenda pecel lele pada umumnya memiliki kepekaan yang tinggi terhadap kualitas makanan rasa, bentuk, ukuran. Pembeli
menginginkan makanan yang berkualitas baik, biasanya pembeli baru mau mencoba setelah melihat temannya mencoba lebih dahulu.
Untuk mengetahui konsumen lebih baik dapat dilakukan dengan cara mengamati profil konsumen dari tiga variabel yaitu demografis, perilaku
pembelian dan geografis. Maka diharapkan dari ketiga faktor tersebut dapat tercermin profil konsumen yang dihadapi oleh pemilik usaha warung tenda pecel
lele. Variabel demografis dari konsumen warung tenda pecel lele termasuk ke
dalam semua golongan. Sedangkan variabel perilaku pembelian, konsumen cenderung untuk memenuhi kebutuhan makan dan melepas kepenatan dari
rutinitas sehari-hari. Dari variabel geografis, makanan yang ditawarkan oleh warung tenda pecel lele dapat diterima oleh sebagian besar lapisan masyarakat.
6.3.2.3 Pesaing
Usaha warung tenda pecel lele termasuk ke dalam usaha yang menghadapi tingkat persaingan yang tinggi. Usaha ini dapat dengan mudah dimasuki oleh
pemain-pemain baru karena persyaratan yang tidak terlalu berat. Persaingan yang dihadapi oleh warung tenda pecel lele terbagi ke dalam dua kelompok :
a. Persaingan dengan sesama usaha makanan
Persaingan ini terjadi antara warung tenda yang menjual makanan yang hampir sama dan persaingan dengan restoran-restoran besar seperti restoran
Padang dan restoran siap saji atau fastfood. Keberadaan restoran-restoran besar menjadi satu hambatan besar bagi usaha warung tenda untuk terus bertahan
mengingat kuatnya permodalan yang dimiliki oleh restoran tersebut untuk mengembangkan usahanya. Perhatian pemerintah untuk membantu memperkuat
posisi usaha warung tenda sangat diperlukan dalam membantu pemilik untuk mempertahankan usahanya.
b. Ancaman produk pengganti
Persaingan tidak hanya terjadi dengan restoran-restoran yang sudah ada, tetapi juga dengan produk-produk olahan siap saji seperti chicken nugget, fish
nugget, sosis, meat ball dan sebagainya. Produk yang ditawarkan dalam bentuk
beku siap goreng akan mempermudah konsumen dalam menyiapkannya dirumah tanpa harus pergi mencari makanan diluar.
6.4 Evaluasi Faktor-Faktor Lingkungan Eksternal