Kayu Jati Tectona grandis L. f.

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Bahan dan Alat Penelitian

1. Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian berupa bambu andong Gigantochloa verticillata Willd. Munro yang diambil dari dusun Gunung desa Cipendeui Ciampea dengan jarak antar ruas mencapai hingga 50-60 cm dengan diameter batang rata-rata 10–12cm. Perekat yang digunakan adalah epoxy dan Polyvinyl Acetat PVAc.

2. Alat

Alat yang digunakan terdiri atas alat penyiapan bahan meliputi : gergaji tangan, golok, cutter, amplas, mesin serut; alat pembuatan panel bambu meliputi : alat tulis, penggaris, caliper, oven, desikator, alat kempa, timbangan, kape; serta alat pengujian panel bambu berupa alat uji Universal Testing Machine UTM merk Instron.

B. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Bio-komposit, Laboratotium Keteknikan Kayu, Laboratorium Kayu Solid, Departemen Teknologi Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan, IPB dalam waktu 5 bulan, dimulai dari bulan Pebruari – Juni 2005.

C. Metode Penelitian

1. Persiapan Bahan

Batang bambu terlebih dahulu dipotong-potong sepanjang 40 cm tanpa menyertakan buku bambu, kemudian selanjutnya dibuat menjadi bilah dengan cara dibelah. Bilah bambu kemudian diserut menggunakan alat serut dengan lebar 2 cm dan ketebalan yang berbeda-beda, yaitu sebesar 2.5 mm, 3 mm, dan 5 mm. Ketebalan bilah bambu sebesar 5 mm digunakan sebagai lapisan inti core panel bambu, sedangkan ketebalan 2.5 mm dan 3 mm digunakan sebagai lapisan muka dan belakang face-back panel bambu. Bilah bambu hasil serutan yang didapat kemudian direndam selama ± 1 minggu dengan tujuan untuk mengurangi kadar pati dalam bambu agar tidak mudah diserang oleh serangga perusak. Bambu kemudian dioven pada suhu 60 C–80 C hingga mencapai kadar air 10–12.

2. Pembentukan Lembaran

Bilah bambu serutan yang telah dikeringkan disusun sedemikian rupa menurut ketebalannya masing-masing sehingga mencapai ukuran 40x40 cm. Susunan bilah bambu tersebut kemudian disatukan dengan cara merekat kedua ujungnya menggunakan lakban sehingga terbentuk suatu lembaran bilah bambu. 13 Gambar 1. Pola rekatan lembaran bilah bambu 3. Pembuatan Bambu Lapis 3.1. Persiapan Perekat Perekat yang digunakan adalah epoxy dan PVAc dengan berat labur sama sebesar 200 gm 2 . 3.2. Pelaburan Perekat Lembaran bilah bambu dilabur dengan perekat menggunakan teknik double spread agar penyebaran perekat diharapkan benar-benar merata pada setiap sisi permukaan yang direkat. Banyaknya perekat yang dibutuhkan untuk luas 2 permukaan lembaran bambu yang direkat bersama sebesar 0.4mx0.4mx200gm 2 , yaitu 32 gram, sehingga masing-masing permukaan dilabur sebanyak 16 gram perekat. Sedangkan untuk lapisan terluar lapisan permukaan, teknik perekatan yang digunakan adalah single spread dengan jumlah perekat yang dibutuhkan setengah dari luas 2 permukaan lembaran bambu yang direkat bersama sebanyak 16 gram. Hal ini bertujuan untuk mengurangi perembesan perekat yang berlebihan pada bagian permukaan panel bambu. 3.3. Pembentukan Lembaran Lembaran bilah bambu yang telah dilabur dengan perekat kemudian direkat satu dengan lainnya dengan arah saling tegak lurus arah seratnya. Lapisan permukaan lapisan luar panel bambu ditutup menggunakan vinir dari kayu jati dan kayu sungkai guna memperindah penampilan panel bambu yang dihasilkan. Pembentukan lembaran ini dibedakan berdasarkan tebal bilah bambu penyusunnya dan tebal total panel bambu membentuk kombinasi lapisan A dan kombinasi lapisan B Kombinasi lapisan A Kombinasi lapisan B Gambar 2. Susunan Ketebalan Bambu Lapis lakban l akban 3 mm 5 mm 3 mm 2.5 mm 5 mm 2.5 mm