30
Hasil analisis ragam Lampiran 11 menunjukkan baik perekat mau pun kombinasi lapisan tidak memberikan pengaruh yang nyata. Demikian halnya dengan interaksi antara kedua faktor.
Oleh karena perlakuan tidak memberikan pengaruh nyata, maka tidak dilakukan uji lanjut pembeda masing-masing faktor. Gambar 12 memperlihatkan kombinasi A dengan perekat PVAc
memiliki keteguhan rekat tertinggi disusul kombinasi B dengan perekat epoxy. Pembuatan sampel uji ikut memberikan pengaruh terhadap nilai keteguhan rekat. Pembuatan sampel uji yang kurang
sempurna terutama saat pembuatan takik bidang geser dapat membuat nilai keteguhan rekat yang terukur tidak murni berasal dari film perekat yang terbentuk, melainkan juga disebabkan oleh serat
bambu yang ikut menahan gaya geser yang terjadi saat pengukuran. Nilai keteguhan rekat yang dihasilkan semuanya memenuhi standard SNI. Dalam standard
SNI tercantum bahwa keteguhan rekat sebesar lebih dari 7 kgcm
2
dengan kerusakan kayu tidak dipersyaratkan, sedangakn untuk keteguhan rekat kurang dari 7 kgcm
2
kerusakan kayu dipersyaratkan sebesar lebih dari 50 luas bidang geser.
2. Keteguhan Rekat Sejajar Serat Lapisan Inti
Nilai keteguhan rekat sejajar serat lapisan inti berkisar antara 6.64 kgcm
2
pada kombinasi A dengan perekat PVAc sampai dengan 32.90 kgcm
2
pada kombinasi A dengan perekat epoxy. Nilai rata-rata total sebesar 20.70 kgcm
2
. Nilai rata-rata untuk setiap perlakuan dapat diamati pada histogram keteguhan rekat sejajar serat permukaan inti yang ditampilkan secara diagramatis
pada Gambar 13. data hasil pengamatan dan perhitungan selengkapnya dapat diamati pada Lampiran 2.
Gambar 13. Histogram Keteguhan Rekat Sejajar Serat Lapisan Inti
31.77 24.62
14.18 12.21
10 20
30 40
N ila
i Ke te
g uhan
Re ka
t
Rekat k
g c
m
2
K1EP K2EP
K1PV K2PV
Perlakuan Histogram Keteguhan Rekat Sejajar Serat
Lapisan Inti
Keterangan : K1EP = kombinasi A perekat epoxy K1PV = kombinasi A perekat PVAc
K2EP = kombinasi B perekat epoxy K2PV = kombinasi B perekat PVAc
31
Hasil analisis ragam Lampiran 12 menunjukkan bahwa perekat memberikan pengaruh yang sangat nyata pada selang kepercayaan 95. Sedangkan kombinasi lapisan mau pun interaksi
antara kedua faktor tidak memberikan pengaruh sama sekali. Uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa perekat epoxy sangat berbeda dengan perekat
PVAc. Hal ini disebabkan perekat epoxy memberikan nilai kekuatan rekat yang lebih tinggi dibandingkan dengan perekat PVAc seperti terlihat pada Gambar 13 diatas. Diduga karena lebih
tingginya kadar air bambu lapis dengan perekat PVAc menyebabkan kekuatan rekatnya menjadi lebih rendah dibandingkan dengan perekat epoxy. Hal ini karena perekat PVAc memiliki sifat
daya tahan air yang lemah. Disamping itu, bentuk contoh uji ikut memengaruhi keteguhan rekat yang dihasilkan. Berbeda dengan keteguhan rekat sejajar serat, pada bilah penyusun bambu lapis
keteguhan rekat sejajar serat lapisan inti mudah lepas. Karena pada dasarnya, bambu lapis yang dihasilkan tersusun atas bilah-bilah bambu yang pada saat proses perekatan tidak dilakukan
perekatan sisi yang mengakibatkan lapisan terluar bambu lebih mudah lepas. Jika dibandingkan antara keteguhan rekat sejajar serat permukaan dan sejajar serat lapisan
inti, maka keteguhan rekat sejajar serat permukaan memberikan hasil yang lebih tinggi. Hal ini disebabkan oleh bentuk contoh uji keteguhan rekat bambu lapis dimana pada keteguhan rekat
sejajar serat permukaan, pergeseran beban yang terjadi searah dengan arah serat sumbu memanjang bambu lapis di lapisan terluar sehingga hasil rekatan yang terbentuk tidak mudah
putus.
C. Keteguhan Lentur Statis
MOE menunjukkan rasio antara tegangan lentur pada material terhadap deformasi yang
ditimbulkan oleh tegangan tersebut. Sedangkan MOR menunjukkan tegangan yang dibutuhkan untuk menyebabkan patahnya material yang diuji saat pembebanan Janssen, 1990. Rangkuman
nilai keteguhan lentur bambu lapis tertera pada Tabel 6.
Tabel 6. Nilai keteguhan lentur statis bambu lapis
Perlakuan
Keteguhan Lentur Bentang Sejajar Serat Permukaan kgcm
2
Keteguhan Lentur Bentang Sejajar Serat Lapisan Inti kgcm
2
MOE MOR
MOE MOR
K1 Epoxy 210064.89
1236.39 25394.52 355.99 K2 Epoxy
157152.58 922.06
20747.91 336.29
K1 PVAc 157215.38
803.39 22196.73
347.11 K2 PVAc
128438.31 613.31
20680.30 287.37
1. Keteguhan Lentur Bentang Sejajar Serat Permukaan
Hasil perhitungan nilai kekakuan MOE bentang sejajar serat permukaan berkisar antara
127.8 x10
3
kgcm
2
pada kombinasi B dengan perekat PVAc sampai dengan 211.7x10
3
kgcm
2
pada kombinasi A dengan perekat epoxy. Nilai rata-rata total seluruh perlakuan sebesar 163.2x10
3
kgcm
2
. Nilai rata-rata masing-masing perlakuan ditampilkan secara diagramatis pada