Keteguhan Lentur Bentang Sejajar Serat Permukaan

32 Gambar 14. Sedangkan nilai pengamatan semua perlakuan selengkapnya dapaya diamati pada Lampiran 2. Gambar 14. Histogram MOE Bentang Sejajar Serat Permukaan MOE berhubungan langsung dengan jumlah serat, dimana pada batang bambu nilai parameter ini menurun dari bagian terluar ke bagian dalam batang Janssen, 1990. Pada penelitian ini, alasan yang dikemukan di atas cukup terbukti. Bambu yang memiliki ketebalan lebih besar cenderung memiliki nilai kekakuan yang lebih tinggi pula sebagaimana tertera pada Gambar 14 Selain jumlah serat, kadar air juga dapat memengaruhi nilai kekakuan. Adanya penurunan kadar air bambu akan mengakibatkan kenaikan nilai kekakuan. Jika dihubungkan dengan besaran nilai kadar air, panel bambu dengan perekat PVAc memiliki kadar air yang lebih besar dibandingkan panel dengan perekat epoxy. Hal dapat menyebabkan keteguhan lentur panel bambu dengan perekat PVAc lebih rendah dibandingkan dengan panel bambu menggunakan perekat epoxy. Hasil analisis ragam untuk nilai MOE Lampiran 13 menunjukkan perekat dan kombinasi lapisan memberikan pengaruh yang sangat nyata pada selang kepercayaan 95. Uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa perekat epoxy sangat berbeda dengan PVAc dengan epoxy memberikan nilai MOE yang lebih tinggi dari PVAc. Uji lanjut Duncan untuk kombinasi lapisan menunjukkan kombinasi A sangat berbeda dengan kombinasi B dengan kombinasi A memberikan nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan kombinasi B. Hasil perhitungan nilai keteguhan patah MOR bentang sejajar serat permukaan berkisar antara 555.99 kgcm pada kombinasi B dengan perekat PVAc sampai dengan 1263.72 kgcm pada kombinasi A dengan perekat epoxy. Nilai rata-rata total seluruh perlakuan sebesar 893.79 kgcm. Nilai rata-rata masing-masing perlakuan tersaji secara diagramatis pada histogram MOR bentang sejajar serat permukaan yang tertera pada Gambar 15. Sedangkan nilai pengamatan semua perlakuan selengkapnya tersaji pada Lampiran 2. 210.1 157.2 157.2 128.4 50 100 150 200 250 Nilai MOE x10 3 k g c m 2 K1EP K2EP K1PV K2PV Perlakuan Histogram MOE Bentang Sejajar Serat Permukaan Keterangan : K1EP = kombinasi A perekat epoxy K1PV = kombinasi A perekat PVAc K2EP = kombinasi B perekat epoxy K2PV = kombinasi B perekat PVAc 33 Gambar 15. Histogram MOR Bentang Sejajar Serat Permukaan Hasil analisis ragam Lampiran 14 menunjukkan perekat dan kombinasi lapisan memberikan pengaruh yang sangat nyata pada selang kepercayaan 95. Uji lanjut Duncan menunjukkan perekat epoxy berbeda dengan perekat PVAc. Hal ini disebabkan karena perekat epoxy memberikan nilai keteguhan patah yang lebih tingi dibandingkan dengan perekat PVAc. Dari hasil uji lanjut Duncan, diketahui bahwa kombinasi A berbeda dengan kombinasi B. Hal ini juga disebakan karena kombinasi A memberikan nilai kekuatan patah yang lebih tinggi dibandingkan dengan kombinasi B. Sedangkan nilai keteguhan lentur MOE dan MOR bentang sejajar serat permukaan yang dipersyaratkan oleh SNI tercantum pada Tabel 4. Tabel 7. Nilai Standard SNI Keteguhan Lentur Bentang Sejajar Serat Permukaan Ketebalan mm MOE kgcm 2 MOR kgcm 2 10 62x10 3 247 11 58.5x10 3 233.5 Nilai keteguhan lentur MOE mau pun MOR sejajar serat permukaan bambu yang dihasilkan semuanya memenuhi standard SNI.

2. Keteguhan Lentur Bentang Sejajar Serat Lapisan Inti

12.4 9.2 8.0 6.1 0.0 4.0 8.0 12.0 16.0 Nilai MO R x10 2 kg c m 2 K1EP K2EP K1PV K2PV Perlakuan Histogram MOR Bentang Sejajar Serat Permukaan Keterangan : K1EP = kombinasi A perekat epoxy K1PV = kombinasi A perekat PVAc K2EP = kombinasi B perekat epoxy K2PV = kombinasi B perekat PVAc 34 Hasil perhitungan nilai kekakuan MOE bentang sejajar serat lapisan inti berkisar antara 19.2x10 3 kgcm 2 pada kombinasi B dengan perekat epoxy sampai dengan 28.4x10 3 kgcm 2 pada kombinasi A dengan perekat epoxy. Sedangkan nilai rata-rata total seluruh pengamatan sebesar 22.3x10 3 kgcm 2 . Nilai rata-rata masing-masing perlakuan disajikan secara diagramatis dalam bentuk histogram yang tertera pada Gambar 16. Data pengamatan selengkapnya tersaji pada Lampiran 2. Gambar 16. Histogram MOE Bentang Sejajar Serat Lapisan Inti Hasil analisis ragam Lampiran 15 menunjukkan bahwa perekat tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap kekakuan bambu, namun kombinasi lapisan memberikan pengaruh yang nyata pada selang kepercayaan 95. Uji lanjut Duncan menunukkan bahwa kombinasi A berbeda dengan kombinasi B. Hal ini dikarenakan kombinasi A memberikan nilai kekakuan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kombinasi B. Ini menunjukkan adanya perbedaan ketebalan pada panel memengaruhi nilai MOE bambu yang dihasilkan. Nilai kekuatan patah MOR bentang sejajar serat lapisan inti bambu lapis berkisar dari 199.8 kgcm pada kombinasi B dengan perekat PVAc sampai dengan 391.92 kgcm pada kombinasi A dengan perekat epoxy. Nilai rata-rata MOR total sebesar 331.69 kgcm. Sedangkan nilai rata-rata setiap perlakuan tersaji secara diagramatis dalam bentuk histogram MOR bentang sejajar serat lapisan inti pada Gambar 17 dan nilai pegamatan selengkapnya dapat diamati pada Lampiran 2. 25.4 20.7 22.2 20.7 10 20 30 Ni la i MOE x 10 3 kg c m 2 K1EP K2EP K1PV K2PV Perlakuan Histogram MOE Bentang Sejajar Serat Lapisan Inti Keterangan : K1EP = kombinasi A perekat epoxy K1PV = kombinasi A perekat PVAc K2EP = kombinasi B perekat epoxy K2PV = kombinasi B perekat PVAc