8
Dimensi serat bambu andong meliputi : panjang 2.75-3.27 mm, diameter 24.55-37.97 µm, jumlah serat meningkat sekitar 10 dari bawah pangkal ke atas ujung batang bambu. Berat
jenis berkisar dari 0.5-0.7 bagian ruas dan 0.6-0.8 bagian buku. Modulus elastisitas sebesar 19440-28594 Nmm
2
, modulus patah sebesar 171-207 Nmm
2
, keteguhan tarik 128-192 Nmm
2
.
C. Perekat 1. Pengertian
Perekat
Ruhendi dan Hadi 1997 mendefinisikan perekat sebagai suatu substansi yang memiliki kemampuan untuk mempersatukan bahan sejenis atau tidak sejenis melalui ikatan
permukaan. Selanjutnya,
Pizzi 1983
dalam Nurfaridah 2002 membedakan perekat berdasarkan
reaksi terhadap panas menjadi perekat thermosetting dan thermoplastic. - Perekat
thermosetting merupakan perekat yang dapat mengeras bila terkena panas atau reaksi
kimia dengan katalisator hardener tertentu dan reaksinya bersifat tidak dapat balik. Perekat jenis ini jika sudah mengeras tidak dapat lagi menjadi lunak. Contoh perekat ini antara lain
phenol formaldehid. urea formaldehid, melamine formaldehid dan isocyanate.
- Perekat thermoplastic
adalah perekat yang dapat lunak jika terkena panas dan kembali mengeras jika suhu rendah. Contoh perekat ini antara lain polyvinyl-acetate, cellulose
adhesives, arillic resin adhesives.
2. Perekat Epoxy
Perekat epoxy terdiri dari suatu cairan atau padatan dapat lebur yang mengandung gugus epoksida, dan zat curingpengeras yang mengandung gugus fungsional yang bersama gugus
epoksida membentuk rantai polimer. Zat curingpengeras juga dikenal sebagai hardener. Resin epoxy, dalam keadaan belum
matang mengandung gugus epoksida :
Perekat epoxy dapat dijumpai dalam bentuk sistem satu atau dua komponen. Sistem dua komponen dapat dijumpai dalam bentuk cair, dempul putties, atau dalam bentuk resin cair dan
bubuk hardener. Jika reaksi antara resin dan hardener dapat terjadi pada suhu ruang, kedua komponen dicampur secepatnya sebelum digunakan, seandainya perekat tersedia dalam sistem dua
komponen. Produk satu komponen dapat dijumpai dalam bentuk resin cair bebas pelarut, solusi dalam pelarut, resin pasta cair, bubuk dapa larut, stik, pellet, dan pasta, film, dan berbentuk
potongan siap pakai. Sifat perekat bergantung sistem tertentu, misalnya modifikasi atau zat curing yang
digunakan, ikatan perekat epoxy menunjukkan sifat yang berbeda. Ikatan epoxy menghasilkan
O C
C
9
kekuatan yang sangat bagus dan tahan lama terhadap berbagai macam lingkungan. Ikatan yang terbentuk biasanya tahan beberapa tahun jika berhubungan dengan minyak, lemak, bahan bakar
hidrokarbon, alkali, pelarut aromatis, asam, alkohol, air, dan cuaca panas atau dingin. Perekat epoxy menunjukkan resistensi rendah pada keton dan ester. Beberapa formulasi menunjukkan
resistensi rendah terhadap lemak, minyak dan imersi dalam air panas. Perekat matang dari poliamida menunjukkan resistensi yang sangat rendah terhadap air panas dan alkali. Sedangkan
perekat dengan zat curing dari poliamina dan sistem anhidrid memiliki resistensi yang buruk terhadap cuaca dingin.
Perekat epoxy menunjukkan sifat dan keuntungan sebagai berikut : a. perekat ini memiliki aktifitas permukaan yang tinggi dan sifat pembasahan wetting yang
baik untuk bahan seperti logam, lem dan keramik. Perekat dapat dibuat formulasi untuk memberikan campuran berviskositas rendah yang meningkatkan pembasahan wetting,
penyebaran, dan aksi penetrasi. b. kekuatan kohesif tinggi untuk polimer matang.
c. sistem perekat 100 tipe padat, yang tidak memerlukan air saat kondensasi dan tidak mengandung pelarut apapun.
d. memberikan ikatan yang lebih kuat dengan pewarnaan yang sedikit pada garis rekat dan penyusutan yang rendah selama proses setting.
Perekat epoxy yang belum matang biasanya berbentuk cairan kental berwarna seperti madu, dan kadang-kadang berwarna coklat dengan sedikit kekuning-kuningan, yang dapat mencair
saat dipanaskan. Penambahan katalis atau hardener menghasilkan panas saat reaksi, yang baik untuk mempercepat reaksi terutama untuk garis rekat tebal; tapi pada garis rekat yang tipis, panas
akan menyebar keluar ke permukaan sirekat adherent. Beberapa bahan yang umum digunakan sebagai hardener pada resin epoxy adalah sebagai
berikut : -
Amina alifatik. Amina alifatik memberikan perekat dengan kekuatan yang baik terhadap adherent
termasuk logam, kaca, kayu, dan berbagai macam plastik. Amina yang sering digunakan antara lain : TETA, TEPA, DETA, DMP 30. Sistem pematangan dingin, yang
dapat dipanaskan untuk mengurangi waktu pemasakan yang dibutuhkan dengan proporsi 10 bagian katalis terhadap 100 bagian resin lazim digunakan.
- Amina aromatis. Digunakan sebagai hardener dalam bentuk padat, tipe hot-setting,
memerlukan panas saat pematangan dan tidak dapat matangmengeras pada suhu ruang. Hardener ini meliputi : MPDA, DDM, MDA. Sistem amina aromatis memiliki pot-life
beberapa jam pada suhu ruangan. -
Poliamida.