43 Y
= Volume perdagangan saham X1
=Return On Asset ROA X2
= Pertumbuhan laba X3
= Arus kas operasi X4
= Arus kas investasi X5
= Arus kas pendanaan X6
= Harga Saham a
= konstanta b1,b2,b3,b4,b5,b6
= koefisien regresi yang menunjukkan perubahan variabel dependen berdasarkan pada variabel independen.
e = Tingkat kesalahan standard error
3.7 Teknik Analisis Data
Teknik Analisis data merupakan suatu metode yang digunakan untuk memproses hasil penelitian guna memperoleh suatu kesimpulan. Data yang telah
terkumpul selanjutnya dianalisis untuk dapat memberikan jawaban dari masalah yang dibahas dalam penelitian ini. Dalam menganalisis data, peneliti
menggunakan program SPSS. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
3.7.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk memperoleh gambaran umum sampel data. Statistik deskriptif bertujuan untuk menggambarkan tentang
ringkasan data-data penelitian seperti mean, standar deviasi, varian, modus, sum, range, minimum, dan maksimum.
44
3.7.2 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada analisis regresi berganda untuk mengetahui apakah model regresi
tersebut benar-benar menunjukkan hubungan yang signifikan dan representatif, dalam hal ini maka model tersebut harus memenuhi asumsi
klasik regresi. Uji asumsi klasik yang dilakukan adalah uji normalitas, multikolinearitas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas.
3.7.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menentukan alat statistik yang dilakukan, sehingga kesimpulan yang diambil dapat
dipertanggungjawabkan. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual
memiliki distribusi normal. Menurut Ghozali 2006: 110cara yang digunakan untuk melihat apakah data normal atau tidak adalah
dengan melakukan analisis grafik dengan melihat grafik histogram dan probability plot dan dengan melakukan analisis statistik. Bila
data tidak normal maka dapat dilakukan beberapa langkah yaitu melakukan transformasi data atau menambah data observasi. Ada
dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu:
A. Analisis Grafik
Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan
45 antara data observasi dengan distribusi yang mendekati normal.
Namun bila hanya dengan melihat histogram saja dapat membingungkan khususnya untuk jumlah sampel yang kecil.
Metode lain yang dapat digunakan adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari
distribusi normal. Dasar pengambilan keputusannya adalah :
-
Bila data menyebar di sekitar garis diagonal serta mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola
distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
-
Bila data menyebar jauh dari diagonal danatau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan
pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
B. Analisis Statistik
Menurut Ghozali 2006:114 Uji satatistik lain yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik
Kolmogorov-Smirnov K-S. Uji K-S dibuat dengan membuat hipotesis:
Ho : data residual berdistribusi normal Ha : data residual tidak berdistribusi normal
Apabila hasil signifikansi lebih besar dari 0,05 maka data terdistribusi normal dan Ho diterima, sebaliknya apabila hasil
46 signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka data tersebut tidak
terdistribusi secara normal dan Ha diterima.
3.7.2.2 Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi variabel –
variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya. Uji meltikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya kolerasi antar variabel – variabel bebas
Ghozali 2006:91. Model regresi yang baik selayaknya tidak terjadi multikolinearitas. Multikolinearitas dapat dilihat dari VIF
Variance Inflation Factor, jika VIF 10 maka tingkat multikolinearitas dapat ditoleransi. Multikolinearitas dilihat juga
melalui TOL Tolerance. Nilai TOL berkebalikan dengan nilai VIF. Tolerance TOL mengukur variabilitas dari variabel
independen yang tidak dijelaskan oleh variabel inpenden lainnya. Jadi multikolinearitas terjadi jika VIF 10 dan nilai tolerance
0,10. 3.7.2.3
Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan periode t-1
sebelumnya. Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem
autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Cara yang dapat
digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi adalah
47 dengan uji Durbin Watson DW. Uji ini hanya digunakan untuk
autokorelasi tingkat pertama first order autokorelasi dan mensyaratkan adanya intercept konstanta dalam model regresi.
Tabel 3.3 Kriteria Pengambilan Keputusan
Metode Durbin-Watson Kriteria Pengujian
Keputusan Kesimpulan
0 d dl Terjadi autokorelasi
positif Tolak
dl ≤ d ≤ du Tidak ada autokorelasi
positif Tidak Ada Keputusan
4-dl d 4 Terjadi autokorelasi
negatif Tolak
4- du ≤ d ≤ 4-dl
Tidak ada autokoelasi negatif
Tidak Ada Keputusan
du d 4-du Tidak ada autokorelasi
positif atau negatif Tidak Ditolak
Sumber : Ghozali, Imam, 2006. Aplikasi Analisis Multivariance dengan Program SPSS, Edisi Ketiga, Badan Penerbit Universitas Diponegoro,
Semarang, hal 96.
3.7.2.4 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah pada model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika varians dari residual satu pengamatan
ke pengamatan
lain tetap,
maka disebut
homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas
.
Metode yang digunakan untuk menguji ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai
48 variabel dependen ZPRED dengan nilai residual SRESID. Dasar
analisis menurut Ghozali 2006:105 adalah : 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk
pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit,maka
mengindikasikan telah
terjadi heteroskedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas atauterjadi homoskedastisitas.
3.7.3 Pengujian Hipotesis
3.7.3.1 Uji Signifikansi Parsial Uji t
Uji statistik t disebut juga sebagai uji signifikan individual. Uji ini menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel
independen secara parsial terhadap variabel dependen. Tahap pengujian adalah sebagai berikut :
1. Ho:b1 = 0, artinya suatu variabel independen secara parsial
tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Ha : b1 ≠ 0,
artinya variabel independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen.
2. Pengujian ini dilakukan dengan melihat nilai t pada tabel
dengan signifikansi 0,05. Jika t hitung lebih besar daripada t tabel t hitung t tabel, maka Ho d
49
3.7.3.2 Uji Signifikansi Simultan Uji F
Uji F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama- sama terhadap variabel dependen. Uji ini dilakukan dengan membandingkan F hitung dengan F tabel. Tahap
pengujiannya adalah sebagai berikut : 1.
Ho : b1 = b2 = b3 = b4 = b5= 0, berarti tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen secara bersama-sama
terhadap variabel dependen 2.
Menentukan tingkat signifikan α yaitu sebesar 5. 3.
Apabila F hitung F table maka Ho ditolak.
3.7.3.3 Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi R2 adalah sebuah koefisien yang menunjukkan persentase pengaruh semua variable independen
terhadap variabel dependen. Persentase tersebut menunjukkan seberapa besar variabel independen dapat menjelaskan variabel
dependen. Semakin besar koefisien determinasinya maka semakin baik
variabel independent
dalam menjelaskan
variabel dependen.Nilai R2 besarnya antara 0-1 0 R2 1 koefisien
determinasi ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar variabel bebas mempengaruhi variabel tidak bebas. Nilai R-Square
dikatakan baik bila nilainya di atas 0,5 karena nilai dari R-Square berkisar antara 0 sampai 1. Bila nilai R-Square mendekati 1 maka
sebagian besar variabel independen menjelaskan variabel dependen
50 sedangkan jika koefisien determinasi adalah 0 berarti variabel
independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
51
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Data
Pada bab ini akan dilakukan analisis data melalui analisis regresi berganda dan pembahasan hasil pengolahan data untuk membuktikan hipotesis yang telah
ditentukan sebelumnya. Analisis data dimulai dengan mengolah data melalui Microsoft excel dan seluruh data yang telah diperoleh akan diolah kembali dengan
menggunakan SPSS Statistical Product and Service Sollution. Hasil pengolahan dari SPSS akan dianalisis untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen
yang digunakan dalam penelitian ini terhadap volume perdagangan saham Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor makanan
dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011-2013. Populasi penelitian berjumlah 15 perusahaan. Berdasarkan kriteria yang telah
ditetapkan, didapat 12 perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman yang memenuhi kriteria dan dijadikan sampel dalam penelitian ini selama periode
2011-2013.
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif ini memberikan gambaran mengenai nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata mean, dan nilai standar deviasi
dari variabel-variabel independen dan variabel dependen.Return On Asset, pertumbuhan laba, arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan
52 serta harga saham sebagai variabel independen dan volume perdagangan
saham sebagai variabel dependen. Hasil analisis statistik deskriptif dapat dilihat pada tabel 4.1 sebagai berikut:
Tabel 4.1 Hasil Analisis Statistik Deskriptif
Sumber : Hasil Olahan Software SPSS Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat dijelaskan bahwa :
1. Variabel independen berupa ROA pada perusahaan manufaktur sektor
makanan dan minuman yang menjadi sampel dalam penelitian ini memiliki nilai minimum sebesar 0,02789790 nilai maksimum sebesar
0,65720070 dan nilai rata-rata sebesar 0,1443785389 dengan standar deviasi sebesar 1,2955402
2. Variabel independen berupa pertumbuhan laba pada perusahaan
manufaktur sektor makanan dan minuman yang menjadi sampel dalam penelitian ini memiliki nilai minimum sebesar -0,26120190 nilai
53 maksimum sebesar 1,59681590 dan nilai rata-rata sebesar
0,2949609694 dengan standar deviasi sebesar 5,0791950 3.
Variabel independen berupa Arus kas operasi pada perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman yang menjadi sampel dalam
penelitian ini memiliki nilai minimum sebesar -6,07939500 nilai maksimum sebesar 7,40713400 dan nilai rata-rata sebesar
9,649676583 dengan standar deviasi sebesar 1,862802179. 4.
Variabel independen berupa Arus kas investasi pada perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman yang menjadi sampel dalam
penelitian ini memiliki nilai minimum sebesar -1,44018320 nilai maksimum sebesar 2,30778000 dan nilai rata-rata sebesar -
9,145725277 dengan standar deviasi sebesar 2,529819061. 5.
Variabel independen berupa Arus kas pendanaan pada perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman yang menjadi sampel dalam
penelitian ini memiliki nilai minimum sebesar -2,30872300 nilai maksimum sebesar 1,39005070 dan nilai rata-rata sebesar -
7,030809166 dengan standar deviasi sebesar 5,682784000. 6.
Variabel independen berupa Harga saham pada perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman yang menjadi sampel dalam
penelitian ini memiliki nilai minimum sebesar -1,29000 nilai maksimum sebesar 1,98000 dan nilai rata-rata sebesar 0,0783333
dengan standar deviasi sebesar 0,72617393 7.
Variabel dependen berupa Volume perdagangan saham pada perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman yang menjadi
54 sampel dalam penelitian ini memiliki nilai minimum sebesar
0,00005790 nilai maksimum sebesar 0,80000000 dan nilai rata-rata sebesar 0,1719429111 dengan standar deviasi sebesar 1,650079846.
4.2.2 Uji Asumsi Klasik