51
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Data
Pada bab ini akan dilakukan analisis data melalui analisis regresi berganda dan pembahasan hasil pengolahan data untuk membuktikan hipotesis yang telah
ditentukan sebelumnya. Analisis data dimulai dengan mengolah data melalui Microsoft excel dan seluruh data yang telah diperoleh akan diolah kembali dengan
menggunakan SPSS Statistical Product and Service Sollution. Hasil pengolahan dari SPSS akan dianalisis untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen
yang digunakan dalam penelitian ini terhadap volume perdagangan saham Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor makanan
dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011-2013. Populasi penelitian berjumlah 15 perusahaan. Berdasarkan kriteria yang telah
ditetapkan, didapat 12 perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman yang memenuhi kriteria dan dijadikan sampel dalam penelitian ini selama periode
2011-2013.
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif ini memberikan gambaran mengenai nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata mean, dan nilai standar deviasi
dari variabel-variabel independen dan variabel dependen.Return On Asset, pertumbuhan laba, arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan
52 serta harga saham sebagai variabel independen dan volume perdagangan
saham sebagai variabel dependen. Hasil analisis statistik deskriptif dapat dilihat pada tabel 4.1 sebagai berikut:
Tabel 4.1 Hasil Analisis Statistik Deskriptif
Sumber : Hasil Olahan Software SPSS Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat dijelaskan bahwa :
1. Variabel independen berupa ROA pada perusahaan manufaktur sektor
makanan dan minuman yang menjadi sampel dalam penelitian ini memiliki nilai minimum sebesar 0,02789790 nilai maksimum sebesar
0,65720070 dan nilai rata-rata sebesar 0,1443785389 dengan standar deviasi sebesar 1,2955402
2. Variabel independen berupa pertumbuhan laba pada perusahaan
manufaktur sektor makanan dan minuman yang menjadi sampel dalam penelitian ini memiliki nilai minimum sebesar -0,26120190 nilai
53 maksimum sebesar 1,59681590 dan nilai rata-rata sebesar
0,2949609694 dengan standar deviasi sebesar 5,0791950 3.
Variabel independen berupa Arus kas operasi pada perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman yang menjadi sampel dalam
penelitian ini memiliki nilai minimum sebesar -6,07939500 nilai maksimum sebesar 7,40713400 dan nilai rata-rata sebesar
9,649676583 dengan standar deviasi sebesar 1,862802179. 4.
Variabel independen berupa Arus kas investasi pada perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman yang menjadi sampel dalam
penelitian ini memiliki nilai minimum sebesar -1,44018320 nilai maksimum sebesar 2,30778000 dan nilai rata-rata sebesar -
9,145725277 dengan standar deviasi sebesar 2,529819061. 5.
Variabel independen berupa Arus kas pendanaan pada perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman yang menjadi sampel dalam
penelitian ini memiliki nilai minimum sebesar -2,30872300 nilai maksimum sebesar 1,39005070 dan nilai rata-rata sebesar -
7,030809166 dengan standar deviasi sebesar 5,682784000. 6.
Variabel independen berupa Harga saham pada perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman yang menjadi sampel dalam
penelitian ini memiliki nilai minimum sebesar -1,29000 nilai maksimum sebesar 1,98000 dan nilai rata-rata sebesar 0,0783333
dengan standar deviasi sebesar 0,72617393 7.
Variabel dependen berupa Volume perdagangan saham pada perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman yang menjadi
54 sampel dalam penelitian ini memiliki nilai minimum sebesar
0,00005790 nilai maksimum sebesar 0,80000000 dan nilai rata-rata sebesar 0,1719429111 dengan standar deviasi sebesar 1,650079846.
4.2.2 Uji Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan pengujian untuk memenuhi persyaratan untuk memperoleh penaksiran
yang terbaik. Menurut Ghozali 2006 : 123, asumsi klasik yang harus
dipenuhi adalah :
1. Berdistribusi normal
2. Non-Multikolinearitas, artinya antara variabel independen dalam model
regresi tidak memiliki korelasi atau hubungan secara sempurna ataupun mendekati sempurna.
3. Non-Autokorelasi, artinya kesalahan pengganggu dalam model regresi
tidak saling berkorelasi. 4.
Non-Heterokedastisitas, artinya variance variabel independen dari satu pengamatan ke pengamatan lain adalah konstan atau sama.
4.2.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki
distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal.
Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid Dalam penelitian ini, uji normalitas terhadap residual dengan
55 menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Dalam penelitian ini,
tingkat signifikansi yang digunakan . Dasar pengambilan
keputusan adalah melihat angka probabilitas , dengan ketentuan
sebagai berikut. Jika nilai probabilitas 0,05, maka asumsi
normalitas terpenuhi. Jika probabilitas 0,05, maka asumsi normalitas tidak terpenuhi. Pengujian dengan menggunakan model
Kolmogorov-Smirnov tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini
Tabel 4.2 Uji Normalitas
Sumber : Hasil Olahan Software SPSS Berdasarkan Tabel 4.2, diketahui nilai probabilitas
atau Asymp. Sig. 2-tailed sebesar 0,919. Dalam penelitian ini, tingkat
signifikansi yang digunakan adalah . Karena nilai
probabilitas , yakni 0,933, lebih besar dibandingkan tingkat
signifikansi, yakni 0,05. Hal ini berarti asumsi normalitas terpenuhi.
56 Pengujian asumsi normalitas dapat juga digunakan
pendekatan analisis grafik, seperti normal probability plot dan histogram. Pada pendekatan normal probability plot, jika titik-titik
dots menyebar jauh menyebar berliku-liku pada garis diagonal seperti ular dari garis diagonal, maka diindikasi asumsi normalitas
tidak dipenuhi. Jika titik-titik menyebar sangat dekat pada garis diagonal, maka asumsi normalitas dipenuhi. Sedangkan untuk
pendekatan histogram, jika kurva berbentuk kurva normal, maka asumsi normalitas dipenuhi. Untuk lebih jelasnya, berikut ini turut
dilampirkan grafik histogram dan plot data yang terdistribusi normal.
Sumber : Hasil Olahan Software SPSS
Gambar 4.1 Uji Normalitas Histogram
Grafik histogram pada gambar 4.1 menunjukkan bahwa data telah terdistribusi secara normal karena distribusi data
57 mengikuti garis diagonal yang tidak menceng skewness kiri
maupun menceng ke kanan.
Sumber : Hasil Olahan Software SPSS
Gambar 4.2 Uji Normalitas Grafik P-Plot
Pada grafik P-P Plot pada gambar 4.2 diatas menunjukkan bahwa data titik menyebar di sekitar garis diagonal. Hal ini
menunjukkan bahwa data telah terdistribusi secara normal. Melalui hasil uji normalitas dalam seluruh tahap,
menyimpulkan arti bahwa semua variabel dalam penelitian ini berdistribusi normal dan dapat melanjutkan pengujian asumsi
klasik lainnya.
4.2.2.2 Uji Multikolinearitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen.
Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas dapat dilihat dari
58 nilai VIF Variable Inflation Factor dan nilai tolerance. Jika nilai
VIF 10 dan nilai tolerance 0,01 maka dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas. Pengujian multikolinearitas dapat dilihat
pada tabel 4.3 berikut :
Tabel 4.3 Uji Multikolinearitas
Sumber : Hasil Olahan Software SPSS
Berdasarkan Tabel 4.3 nilai VIF dari variabel ROA adalah 1,358, nilai VIF dari variabel Pertumbuhan Laba adalah 1,363,
nilai VIF dari variabel Arus Kas Operasi adalah 4,329, nilai VIF dari Arus Kas Investasi 3,225,nilai VIF dari Arus Kas Pendanaan
1,831, dan nilai VIF dari Perubahan Harga Saham adalah 1,197. Karena masing-masing nilai VIF tidak lebih besar dari 10, maka
tidak terdapat gejala multikolinearitas yang berat. Dengan kata lain, tidak terjadi korelasi antara variabel bebas yang begitu
signifikan.
59
4.2.2.3 Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada suatu periode dengan periode
sebelumnya. Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi. Cara yang paling sering digunakan untuk mendeteksi
ada atau tidaknya autokorelasi adalah dengan uji Durbin Watson DW. Menurut metode durbin Watson, asumsi diterima tidak
terdapat autokorelasi jika du d 4-du Ghozali, 2006:100. Hasil pengujian autokorelasi dapat dilihat pada tabel 4.4 sebagai
berikut :
Tabel 4.4 Uji Autokorelasi
Sumber : Hasil Olahan Software SPSS Berdasarkan Tabel 4.4, nilai dari statistik Durbin-Watson
adalah 1,682, karena nilai statistik Durbin-Watson terletak di antara -2 dan +2, maka asumsi non-autokorelasi terpenuhi. Dengan
kata lain, tidak terjadi gejala autokorelasi yang tinggi pada residual.
4.2.2.4 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah pada model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu
60 pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika varians dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas bila berbeda disebut heteroskedastisitas. Metode
yang digunakan
untuk menguji
ada atau
tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai
variabel dependen ZPRED dengan nilai residual SRESID. Berikut ini dilampirkan grafik scatterplot untuk menganalisis
apakah terdapat gejala heterokedastisitas dengan melihat titik-titik penyebaran pada grafik.
Sumber : Hasil Olahan Software SPSS Gambar 4.3
Uji Heteroskedastisitas
Berdasarkan Gambar 4.3, tidak terdapat pola yang begitu jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada
sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
61
4.2.3 Pengujian Hipotesis
Pada pengujian hipotesis, akan dilakukan analisis koefisien determinasi, pengujian signifikansi koefisien regresi parsial secara
menyeluruh atau simultan uji F, dan uji signifikansi koefisien regresi parsial secara individu uji t.
4.2.3.1Uji Signifikansi Parsial Uji-t
Uji t digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel-variabel independen terhadap variabel dependen secara
parsial individu. Dalam uji-t digunakan hipotesis sebagai berikut:
H0 : Variabel ROA, pertumbuhan laba, arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan dan harga saham tidak
berpengaruh signifikan secara parsial terhadap volume perdagangan saham.
Ha : Variabel ROA, pertumbuhan laba, arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan dan harga saham berpengaruh
signifikan secara parsial terhadap volume perdagangan saham.
Dengan kriteria pengujian yang digunakan adalah sebagai berikut :
- H0 diterima dan Ha ditolak jika nilai signifikansi
∝ lebih besar dari 0,05
- Ha diterima dan H0 ditolak jika nilai signifikansi
∝ lebih kecil dari 0,05.
-
62
Tabel 4.5 Uji Parsial Uji-t
Sumber : Hasil Olahan Software SPSS
Berdasarkan hasil uji-t pada Tabel 4.5, maka dapat disimpulkan hasil signifikansi atau pengaruh variabel-variabel
independen terhadap variabel dependen sebagai berikut: 1.
Nilai probabilitas atau Sig. dari variabel ROA adalah 0,045. Karena nilai probabilitas ROA yaitu 0,045, lebih kecil dari tingkat
signifikansi, yakni 0,05, maka disimpulkan bahwa ROA X1 berpengaruh
signifikan secara
statistik terhadap
volume perdagangan saham Y pada perusahaan makanan dan minuman.
2. Nilai probabilitas atau Sig. dari variabel pertumbuhan laba adalah
0,127. Karena nilai probabilitas pertumbuhan laba, yakni 0,127, lebih besar dari tingkat signifikansi, yakni 0,05, maka disimpulkan
bahwa pertumbuhan laba X2 tidak berpengaruh signifikan secara statistik terhadap volume perdagangan saham Y pada perusahaan
makanan dan minuman. 3.
Nilai probabilitas atau Sig. dari variabel arus kas operasi adalah 0,016. Karena nilai probabilitas arus kas operasi, yakni 0,016, lebih
63 kecil dari tingkat signifikansi, yakni 0,05, maka disimpulkan
bahwa arus kas operasi X3 berpengaruh signifikan secara statistik terhadap volume perdagangan saham Y pada perusahaan
makanan dan minuman. 4.
Nilai probabilitas atau Sig. dari variabel arus kas investasi adalah 0,797. Karena nilai probabilitas arus kas investasi, yakni 0,797,
lebih besar dari tingkat signifikansi, yakni 0,05, maka disimpulkan bahwa arus kas investasi X4 tidak berpengaruh signifikan secara
statistik terhadap volume perdagangan saham Y pada perusahaan makanan dan minuman.
5. Nilai probabilitas atau Sig. dari variabel arus kas pendanaan adalah
0,386. Karena nilai probabilitas arus kas pendanaan, yakni 0,386, lebih besar dari tingkat signifikansi, yakni 0,05, maka disimpulkan
bahwa arus kas pendanaan X5 tidak berpengaruh signifikan secara statistik terhadap volume perdagangan saham Y pada
perusahaan makanan dan minuman 6.
Nilai probabilitas atau Sig. dari variabel perubahan harga saham adalah 0,027. Karena nilai probabilitas perubahan harga saham,
yakni 0,027, lebih kecil dari tingkat signifikansi, yakni 0,05,maka disimpulkan bahwa perubahan harga saham X6 berpengaruh
signifikan secara statistik terhadap volume perdagangan saham Y pada perusahaan makanan dan minuman.
64
4.2.3.2 Uji Signifikansi Simultan Uji-F
Uji F ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap variabel
dependen. Dengan kata lain, menguji apakah variabel ROA, pertumbuhan laba, arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas
pendanaan, dan perubahan harga saham secara bersamaan atau simultan mempengaruhi variabel volume perdagangan saham.
Kriteria pengujian yang dilakukan dalam penelitian adalah sebagai berikut :
- Jika nilai sig F 0,05 maka variabel independen secara
bersama-sama tidak berpengaruh terhadap struktur modal. -
Jika nilai sig F 0,05 maka variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap volume perdagangan
saham.
Tabel 4.6 Uji Signifikansi Simultan Uji F
Sumber : Hasil Olahan Software SPSS Berdasarkan Tabel 4.6, nilai probabilitas atau Sig adalah
0,000. Karena nilai probabilitas, yakni 0,000 lebih kecil dari nilai tingkat signifikansi, yakni 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa
65 variabel independen yang terdiri dari ROA, pertumbuhan laba,arus
kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan dan harga saham secara bersama-sama berpengaruh terhadap volume
perdagangan saham.
4.2.3.3 Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi R2 adalah sebuah koefisien yang menunjukkan persentase pengaruh semua variabel independen
terhadap variabel dependen. Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila nilai R berada diatas 0,5 dan mendekati 1 Nilai koefisien
determinasi berkisar antara 0 dan 1. Nilai koefsien determinasi yang kecil mendekati nol berati kemampuan variabel-variabel tak
bebas secara simultan dalam menerangkan variasi variabel tak bebas amat terbatas. Nilai koefisien determinasi
yang mendekati satu berarti variabel-variabel bebas memberikan hampir
semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel bebas.
Tabel 4.7 Koefisien Determinasi
Sumber : Hasil Olahan Software SPSS
66 Berdasarkan Tabel 4.7, nilai koefisien determinasi
terletak pada kolom R-Square. Diketahui nilai koefisien determinasi sebesar
. Nilai tersebut berarti ROA, Pertumbuhan Laba, Arus Kas Operasi, Arus Kas Investasi,Arus
Kas Pendanaan, dan perubahan harga saham mempengaruhi secara simultan
atau bersama-sama
terhadap variabel
volume perdagangan saham sebesar 57,2, sisanya sebesar 42,8
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini, misalnya seperti Stock split, Right issue ataupun
Economic value added EVA.
4.2.4 Analisis Regresi
Tabel 4.8 Hasil Analisis Regresi
Sumber : Hasil Olahan Software SPSS Berdasarkan Tabel 4.8, diperoleh persamaan regresi sebagai
berikut. ̂
67 Keterangan:
VPS = Volume perdagangan saham ROA = Return on Asset
AKO = Arus kas operasi PHS = Perubahan harga saham
Dari persamaan regresi berganda tersebut dapat diinterpretasikan untuk masing-masing variabel independen terhadap struktur modal
perusahaan sebagai berikut:
1.
Koefisien konstanta sebesar 0,041 menunjukkan bahwa apabila variabel independen berupa ROA, arus kas operasi dan harga saham
bernilai nol maka nilai volume perdagangan saham bernilai positif sebesar 0,041.
2.
Koefisien regresi untuk ROA bernilai positif, 0,378, hal ini berarti bahwa setiap peningkatan satu satuan pada ROA dengan asumsi
variabel lainnya tetap, maka volume perdagangan saham akan mengalami peningkatan sebesar 0,378
3.
Koefisien regresi untuk arus kas operasi bernilai positif, yakni , hal ini berarti bahwa setiap peningkatan satu satuan
pada arus kas operasi dengan asumsi variabel lainnya tetap, maka volume perdagangan saham akan mengalami peningkatan sebesar
,
4.
Koefisien regresi untuk perubahan harga saham bernilai positif, hal ini berarti bahwa setiap peningkatan satu satuan pada perubahan
68 harga saham dengan asumsi variabel lainnya tetap, maka volume
perdagangan saham akan mengalami peningkatan sebesar
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian
Melalui Hasil analisis statistik yang menunjukkan bahwa secara simultan variabel ROA, pertumbuhan laba, arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas
pendanaan serta harga saham berpengaruh signifikan terhadap struktur modal., dimana berdasarkan hasil uji-F dapat dilihat signifikansinya secara simultan
variabel yang digunakan memiliki pengaruh yang signifikan dilih at dari nilai signifikannya 0,05 0,000 0,05 dengan koefisien determinasi 0,572. Nilai
tersebut berarti ROA, Pertumbuhan Laba, Arus Kas Operasi, Arus Kas Investasi,Arus Kas Pendanaan, dan perubahan harga saham mempengaruhi secara
simultan variabel volume perdagangan saham sebesar 57,2, sisanya sebesar 42,8 dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
Sedangkan dari hasil pengujian secara parsial individu per variabel diketahui bahwa terdapat 3 variabel independen yakni ROA, arus kas operasi dan
harga saham yang berpengaruh secara signifikan terhadap volume perdagangan saham sedangkan variabel lainnya tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap
volume perdagangan saham pada perusahaan makanan dan minuman. Pembahasan terhadap masing
– masing variabel dalam pengujian secara parsial akan dibahas berikut ini :
1. Pengaruh ROA Return On Asset terhadap volume perdagangan saham.
Dalam hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ROA secara parsial berpengaruh signifikan terhadap volume perdagangan saham. Hal ini dapat
dilihat dari hasil pengujian signifikansi parsial Uji-t yang menunjukkan
69 bahwa nilai probabilitas ROA yaitu 0,378, lebih kecil dari tingkat
signifikansi, yakni 0,05. Hal ini berarti bahwa setiap peningkatan satu satuan pada ROA dengan asumsi variabel lainnya tetap, maka volume
perdagangan saham akan mengalami peningkatan sebesar 0,378 Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
Cincin Haosana 2012 yang mengemukakan bahwa ROA berpengaruh signifikan terhadap volume perdagangan saham.
2. Pengaruh pertumbuhan laba terhadap volume perdagangan saham
Penelitian ini menunjukkan bahwa variabel pertumbuhan laba tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap volume perdagangan saham.
Nilai probabilitas atau Sig. dari variabel pertumbuhan laba adalah 0,127.Karena nilai probabilitas pertumbuhan laba, yakni 0,127, lebih besar
dari tingkat signifikansi, yakni 0,05, maka disimpulkan bahwa pertumbuhan laba tidak berpengaruh signifikan terhadap volume perdagangan saham, hal
ini mengindikasikan bahwa pertumbuhan laba mempunyai pengaruh yang lemah terhadap volume perdagangan saham
3. Pengaruh arus kas operasi terhadap volume perdagangan saham
Penelitian ini mengemukakan bahwa arus kas operasi secara parsial berhubungan signifikan terhadap volume perdagangan saham. Hal ini
ditunjukkan melalui hasil pengujian signifikansi parsial uji-t dimana nilai probabilitas atau Sig. dari variabel arus kas operasi adalah 0,016. Karena
nilai probabilitas arus kas operasi, yakni 0,016, lebih kecil dari tingkat signifikansi, yakni 0,05, maka disimpulkan bahwa arus kas operasi
berpengaruh signifikan secara statistik terhadap volume perdagangan saham.
70 Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian terdahulu milik Citra
2009 dan Alfred 2011 yang mengemukakan bahwa arus kas operasi berhubungan signifikan terhadap volume perdagangan saham. Namun tidak
sejalan dengan penelitian Franky 2010. 4.
Pengaruh arus kas investasi terhadap volume perdagangan saham Penelitian ini menunjukkan bahwa variabel arus kas investasi tidak
memiliki hubungan yang signifikan terhadap volume perdagangan saham. Nilai probabilitas atau Sig. dari variabel arus kas investasi adalah 0,797.
Karena nilai probabilitasnya, yakni 0,797, lebih besar dari tingkat signifikansi, yakni 0,05, maka disimpulkan bahwa arus kas investasi tidak
berpengaruh signifikan terhadap volume perdagangan saham, hal ini mengindikasikan bahwa arus kas investasi mempunyai pengaruh yang
lemah terhadap volume perdagangan saham. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian milik Citra 2009 dan Alfred 2011 yang mengatakan
bahwa arus kas investasi berpengaruh signifikan terhadap volume perdagangan saham namun tidak sejalan dengan penelitian Franky 2010.
5. Pengaruh arus kas pendanaan terhadap volume perdagangan saham
Penelitian ini menunjukkan bahwa variabel arus kas pendanaan tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap volume perdagangan saham.
Nilai probabilitas atau Sig. dari variabel arus kas pendanaan adalah 0,386. Karena nilai probabilitas arus kas pendanaan, yakni 0,386, lebih besar dari
tingkat signifikansi, yakni 0,05, maka disimpulkan bahwa arus kas pendanaan tidak berpengaruh signifikan terhadap volume perdagangan
saham. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian milik Citra 2009
71 dan Franky 2010 yang mengatakan bahwa arus kas investasi berpengaruh
signifikan terhadap volume perdagangan saham namun tidak sejalan dengan penelitian Alfred 2011.
6. Pengaruh harga saham terhadap volume perdagangan saham
Penelitian ini mengemukakan bahwa harga saham secara parsial berhubungan signifikan terhadap volume perdagangan saham. Hal ini
ditunjukkan melalui hasil pengujian signifikansi parsial uji-t dimana nilai probabilitas atau Sig. dari variabel arus kas operasi adalah 0,027. Karena
nilai probabilitas harga saham, yakni 0,027, lebih kecil dari tingkat signifikansi, yakni 0,05, maka disimpulkan bahwa arus kas operasiharga
saham, berpengaruh signifikan secara statistik terhadap volume perdagangan saham.
72
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan