Deskripsi Data Pembahasan Hasil Penelitian

51 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Data

Pada bab ini akan dilakukan analisis data melalui analisis regresi berganda dan pembahasan hasil pengolahan data untuk membuktikan hipotesis yang telah ditentukan sebelumnya. Analisis data dimulai dengan mengolah data melalui Microsoft excel dan seluruh data yang telah diperoleh akan diolah kembali dengan menggunakan SPSS Statistical Product and Service Sollution. Hasil pengolahan dari SPSS akan dianalisis untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini terhadap volume perdagangan saham Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011-2013. Populasi penelitian berjumlah 15 perusahaan. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, didapat 12 perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman yang memenuhi kriteria dan dijadikan sampel dalam penelitian ini selama periode 2011-2013.

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif ini memberikan gambaran mengenai nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata mean, dan nilai standar deviasi dari variabel-variabel independen dan variabel dependen.Return On Asset, pertumbuhan laba, arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan 52 serta harga saham sebagai variabel independen dan volume perdagangan saham sebagai variabel dependen. Hasil analisis statistik deskriptif dapat dilihat pada tabel 4.1 sebagai berikut: Tabel 4.1 Hasil Analisis Statistik Deskriptif Sumber : Hasil Olahan Software SPSS Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat dijelaskan bahwa : 1. Variabel independen berupa ROA pada perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman yang menjadi sampel dalam penelitian ini memiliki nilai minimum sebesar 0,02789790 nilai maksimum sebesar 0,65720070 dan nilai rata-rata sebesar 0,1443785389 dengan standar deviasi sebesar 1,2955402 2. Variabel independen berupa pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman yang menjadi sampel dalam penelitian ini memiliki nilai minimum sebesar -0,26120190 nilai 53 maksimum sebesar 1,59681590 dan nilai rata-rata sebesar 0,2949609694 dengan standar deviasi sebesar 5,0791950 3. Variabel independen berupa Arus kas operasi pada perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman yang menjadi sampel dalam penelitian ini memiliki nilai minimum sebesar -6,07939500 nilai maksimum sebesar 7,40713400 dan nilai rata-rata sebesar 9,649676583 dengan standar deviasi sebesar 1,862802179. 4. Variabel independen berupa Arus kas investasi pada perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman yang menjadi sampel dalam penelitian ini memiliki nilai minimum sebesar -1,44018320 nilai maksimum sebesar 2,30778000 dan nilai rata-rata sebesar - 9,145725277 dengan standar deviasi sebesar 2,529819061. 5. Variabel independen berupa Arus kas pendanaan pada perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman yang menjadi sampel dalam penelitian ini memiliki nilai minimum sebesar -2,30872300 nilai maksimum sebesar 1,39005070 dan nilai rata-rata sebesar - 7,030809166 dengan standar deviasi sebesar 5,682784000. 6. Variabel independen berupa Harga saham pada perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman yang menjadi sampel dalam penelitian ini memiliki nilai minimum sebesar -1,29000 nilai maksimum sebesar 1,98000 dan nilai rata-rata sebesar 0,0783333 dengan standar deviasi sebesar 0,72617393 7. Variabel dependen berupa Volume perdagangan saham pada perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman yang menjadi 54 sampel dalam penelitian ini memiliki nilai minimum sebesar 0,00005790 nilai maksimum sebesar 0,80000000 dan nilai rata-rata sebesar 0,1719429111 dengan standar deviasi sebesar 1,650079846.

4.2.2 Uji Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan pengujian untuk memenuhi persyaratan untuk memperoleh penaksiran yang terbaik. Menurut Ghozali 2006 : 123, asumsi klasik yang harus dipenuhi adalah : 1. Berdistribusi normal 2. Non-Multikolinearitas, artinya antara variabel independen dalam model regresi tidak memiliki korelasi atau hubungan secara sempurna ataupun mendekati sempurna. 3. Non-Autokorelasi, artinya kesalahan pengganggu dalam model regresi tidak saling berkorelasi. 4. Non-Heterokedastisitas, artinya variance variabel independen dari satu pengamatan ke pengamatan lain adalah konstan atau sama.

4.2.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid Dalam penelitian ini, uji normalitas terhadap residual dengan 55 menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Dalam penelitian ini, tingkat signifikansi yang digunakan . Dasar pengambilan keputusan adalah melihat angka probabilitas , dengan ketentuan sebagai berikut. Jika nilai probabilitas 0,05, maka asumsi normalitas terpenuhi. Jika probabilitas 0,05, maka asumsi normalitas tidak terpenuhi. Pengujian dengan menggunakan model Kolmogorov-Smirnov tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini Tabel 4.2 Uji Normalitas Sumber : Hasil Olahan Software SPSS Berdasarkan Tabel 4.2, diketahui nilai probabilitas atau Asymp. Sig. 2-tailed sebesar 0,919. Dalam penelitian ini, tingkat signifikansi yang digunakan adalah . Karena nilai probabilitas , yakni 0,933, lebih besar dibandingkan tingkat signifikansi, yakni 0,05. Hal ini berarti asumsi normalitas terpenuhi. 56 Pengujian asumsi normalitas dapat juga digunakan pendekatan analisis grafik, seperti normal probability plot dan histogram. Pada pendekatan normal probability plot, jika titik-titik dots menyebar jauh menyebar berliku-liku pada garis diagonal seperti ular dari garis diagonal, maka diindikasi asumsi normalitas tidak dipenuhi. Jika titik-titik menyebar sangat dekat pada garis diagonal, maka asumsi normalitas dipenuhi. Sedangkan untuk pendekatan histogram, jika kurva berbentuk kurva normal, maka asumsi normalitas dipenuhi. Untuk lebih jelasnya, berikut ini turut dilampirkan grafik histogram dan plot data yang terdistribusi normal. Sumber : Hasil Olahan Software SPSS Gambar 4.1 Uji Normalitas Histogram Grafik histogram pada gambar 4.1 menunjukkan bahwa data telah terdistribusi secara normal karena distribusi data 57 mengikuti garis diagonal yang tidak menceng skewness kiri maupun menceng ke kanan. Sumber : Hasil Olahan Software SPSS Gambar 4.2 Uji Normalitas Grafik P-Plot Pada grafik P-P Plot pada gambar 4.2 diatas menunjukkan bahwa data titik menyebar di sekitar garis diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa data telah terdistribusi secara normal. Melalui hasil uji normalitas dalam seluruh tahap, menyimpulkan arti bahwa semua variabel dalam penelitian ini berdistribusi normal dan dapat melanjutkan pengujian asumsi klasik lainnya.

4.2.2.2 Uji Multikolinearitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas dapat dilihat dari 58 nilai VIF Variable Inflation Factor dan nilai tolerance. Jika nilai VIF 10 dan nilai tolerance 0,01 maka dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas. Pengujian multikolinearitas dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut : Tabel 4.3 Uji Multikolinearitas Sumber : Hasil Olahan Software SPSS Berdasarkan Tabel 4.3 nilai VIF dari variabel ROA adalah 1,358, nilai VIF dari variabel Pertumbuhan Laba adalah 1,363, nilai VIF dari variabel Arus Kas Operasi adalah 4,329, nilai VIF dari Arus Kas Investasi 3,225,nilai VIF dari Arus Kas Pendanaan 1,831, dan nilai VIF dari Perubahan Harga Saham adalah 1,197. Karena masing-masing nilai VIF tidak lebih besar dari 10, maka tidak terdapat gejala multikolinearitas yang berat. Dengan kata lain, tidak terjadi korelasi antara variabel bebas yang begitu signifikan. 59

4.2.2.3 Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada suatu periode dengan periode sebelumnya. Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi. Cara yang paling sering digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi adalah dengan uji Durbin Watson DW. Menurut metode durbin Watson, asumsi diterima tidak terdapat autokorelasi jika du d 4-du Ghozali, 2006:100. Hasil pengujian autokorelasi dapat dilihat pada tabel 4.4 sebagai berikut : Tabel 4.4 Uji Autokorelasi Sumber : Hasil Olahan Software SPSS Berdasarkan Tabel 4.4, nilai dari statistik Durbin-Watson adalah 1,682, karena nilai statistik Durbin-Watson terletak di antara -2 dan +2, maka asumsi non-autokorelasi terpenuhi. Dengan kata lain, tidak terjadi gejala autokorelasi yang tinggi pada residual.

4.2.2.4 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah pada model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu 60 pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas bila berbeda disebut heteroskedastisitas. Metode yang digunakan untuk menguji ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai variabel dependen ZPRED dengan nilai residual SRESID. Berikut ini dilampirkan grafik scatterplot untuk menganalisis apakah terdapat gejala heterokedastisitas dengan melihat titik-titik penyebaran pada grafik. Sumber : Hasil Olahan Software SPSS Gambar 4.3 Uji Heteroskedastisitas Berdasarkan Gambar 4.3, tidak terdapat pola yang begitu jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. 61

4.2.3 Pengujian Hipotesis

Pada pengujian hipotesis, akan dilakukan analisis koefisien determinasi, pengujian signifikansi koefisien regresi parsial secara menyeluruh atau simultan uji F, dan uji signifikansi koefisien regresi parsial secara individu uji t. 4.2.3.1Uji Signifikansi Parsial Uji-t Uji t digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel-variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial individu. Dalam uji-t digunakan hipotesis sebagai berikut: H0 : Variabel ROA, pertumbuhan laba, arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan dan harga saham tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap volume perdagangan saham. Ha : Variabel ROA, pertumbuhan laba, arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan dan harga saham berpengaruh signifikan secara parsial terhadap volume perdagangan saham. Dengan kriteria pengujian yang digunakan adalah sebagai berikut : - H0 diterima dan Ha ditolak jika nilai signifikansi ∝ lebih besar dari 0,05 - Ha diterima dan H0 ditolak jika nilai signifikansi ∝ lebih kecil dari 0,05. - 62 Tabel 4.5 Uji Parsial Uji-t Sumber : Hasil Olahan Software SPSS Berdasarkan hasil uji-t pada Tabel 4.5, maka dapat disimpulkan hasil signifikansi atau pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependen sebagai berikut: 1. Nilai probabilitas atau Sig. dari variabel ROA adalah 0,045. Karena nilai probabilitas ROA yaitu 0,045, lebih kecil dari tingkat signifikansi, yakni 0,05, maka disimpulkan bahwa ROA X1 berpengaruh signifikan secara statistik terhadap volume perdagangan saham Y pada perusahaan makanan dan minuman. 2. Nilai probabilitas atau Sig. dari variabel pertumbuhan laba adalah 0,127. Karena nilai probabilitas pertumbuhan laba, yakni 0,127, lebih besar dari tingkat signifikansi, yakni 0,05, maka disimpulkan bahwa pertumbuhan laba X2 tidak berpengaruh signifikan secara statistik terhadap volume perdagangan saham Y pada perusahaan makanan dan minuman. 3. Nilai probabilitas atau Sig. dari variabel arus kas operasi adalah 0,016. Karena nilai probabilitas arus kas operasi, yakni 0,016, lebih 63 kecil dari tingkat signifikansi, yakni 0,05, maka disimpulkan bahwa arus kas operasi X3 berpengaruh signifikan secara statistik terhadap volume perdagangan saham Y pada perusahaan makanan dan minuman. 4. Nilai probabilitas atau Sig. dari variabel arus kas investasi adalah 0,797. Karena nilai probabilitas arus kas investasi, yakni 0,797, lebih besar dari tingkat signifikansi, yakni 0,05, maka disimpulkan bahwa arus kas investasi X4 tidak berpengaruh signifikan secara statistik terhadap volume perdagangan saham Y pada perusahaan makanan dan minuman. 5. Nilai probabilitas atau Sig. dari variabel arus kas pendanaan adalah 0,386. Karena nilai probabilitas arus kas pendanaan, yakni 0,386, lebih besar dari tingkat signifikansi, yakni 0,05, maka disimpulkan bahwa arus kas pendanaan X5 tidak berpengaruh signifikan secara statistik terhadap volume perdagangan saham Y pada perusahaan makanan dan minuman 6. Nilai probabilitas atau Sig. dari variabel perubahan harga saham adalah 0,027. Karena nilai probabilitas perubahan harga saham, yakni 0,027, lebih kecil dari tingkat signifikansi, yakni 0,05,maka disimpulkan bahwa perubahan harga saham X6 berpengaruh signifikan secara statistik terhadap volume perdagangan saham Y pada perusahaan makanan dan minuman. 64

4.2.3.2 Uji Signifikansi Simultan Uji-F

Uji F ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen. Dengan kata lain, menguji apakah variabel ROA, pertumbuhan laba, arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan, dan perubahan harga saham secara bersamaan atau simultan mempengaruhi variabel volume perdagangan saham. Kriteria pengujian yang dilakukan dalam penelitian adalah sebagai berikut : - Jika nilai sig F 0,05 maka variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap struktur modal. - Jika nilai sig F 0,05 maka variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap volume perdagangan saham. Tabel 4.6 Uji Signifikansi Simultan Uji F Sumber : Hasil Olahan Software SPSS Berdasarkan Tabel 4.6, nilai probabilitas atau Sig adalah 0,000. Karena nilai probabilitas, yakni 0,000 lebih kecil dari nilai tingkat signifikansi, yakni 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa 65 variabel independen yang terdiri dari ROA, pertumbuhan laba,arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan dan harga saham secara bersama-sama berpengaruh terhadap volume perdagangan saham.

4.2.3.3 Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi R2 adalah sebuah koefisien yang menunjukkan persentase pengaruh semua variabel independen terhadap variabel dependen. Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila nilai R berada diatas 0,5 dan mendekati 1 Nilai koefisien determinasi berkisar antara 0 dan 1. Nilai koefsien determinasi yang kecil mendekati nol berati kemampuan variabel-variabel tak bebas secara simultan dalam menerangkan variasi variabel tak bebas amat terbatas. Nilai koefisien determinasi yang mendekati satu berarti variabel-variabel bebas memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel bebas. Tabel 4.7 Koefisien Determinasi Sumber : Hasil Olahan Software SPSS 66 Berdasarkan Tabel 4.7, nilai koefisien determinasi terletak pada kolom R-Square. Diketahui nilai koefisien determinasi sebesar . Nilai tersebut berarti ROA, Pertumbuhan Laba, Arus Kas Operasi, Arus Kas Investasi,Arus Kas Pendanaan, dan perubahan harga saham mempengaruhi secara simultan atau bersama-sama terhadap variabel volume perdagangan saham sebesar 57,2, sisanya sebesar 42,8 dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini, misalnya seperti Stock split, Right issue ataupun Economic value added EVA.

4.2.4 Analisis Regresi

Tabel 4.8 Hasil Analisis Regresi Sumber : Hasil Olahan Software SPSS Berdasarkan Tabel 4.8, diperoleh persamaan regresi sebagai berikut. ̂ 67 Keterangan: VPS = Volume perdagangan saham ROA = Return on Asset AKO = Arus kas operasi PHS = Perubahan harga saham Dari persamaan regresi berganda tersebut dapat diinterpretasikan untuk masing-masing variabel independen terhadap struktur modal perusahaan sebagai berikut: 1. Koefisien konstanta sebesar 0,041 menunjukkan bahwa apabila variabel independen berupa ROA, arus kas operasi dan harga saham bernilai nol maka nilai volume perdagangan saham bernilai positif sebesar 0,041. 2. Koefisien regresi untuk ROA bernilai positif, 0,378, hal ini berarti bahwa setiap peningkatan satu satuan pada ROA dengan asumsi variabel lainnya tetap, maka volume perdagangan saham akan mengalami peningkatan sebesar 0,378 3. Koefisien regresi untuk arus kas operasi bernilai positif, yakni , hal ini berarti bahwa setiap peningkatan satu satuan pada arus kas operasi dengan asumsi variabel lainnya tetap, maka volume perdagangan saham akan mengalami peningkatan sebesar , 4. Koefisien regresi untuk perubahan harga saham bernilai positif, hal ini berarti bahwa setiap peningkatan satu satuan pada perubahan 68 harga saham dengan asumsi variabel lainnya tetap, maka volume perdagangan saham akan mengalami peningkatan sebesar

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

Melalui Hasil analisis statistik yang menunjukkan bahwa secara simultan variabel ROA, pertumbuhan laba, arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan serta harga saham berpengaruh signifikan terhadap struktur modal., dimana berdasarkan hasil uji-F dapat dilihat signifikansinya secara simultan variabel yang digunakan memiliki pengaruh yang signifikan dilih at dari nilai signifikannya 0,05 0,000 0,05 dengan koefisien determinasi 0,572. Nilai tersebut berarti ROA, Pertumbuhan Laba, Arus Kas Operasi, Arus Kas Investasi,Arus Kas Pendanaan, dan perubahan harga saham mempengaruhi secara simultan variabel volume perdagangan saham sebesar 57,2, sisanya sebesar 42,8 dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Sedangkan dari hasil pengujian secara parsial individu per variabel diketahui bahwa terdapat 3 variabel independen yakni ROA, arus kas operasi dan harga saham yang berpengaruh secara signifikan terhadap volume perdagangan saham sedangkan variabel lainnya tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap volume perdagangan saham pada perusahaan makanan dan minuman. Pembahasan terhadap masing – masing variabel dalam pengujian secara parsial akan dibahas berikut ini : 1. Pengaruh ROA Return On Asset terhadap volume perdagangan saham. Dalam hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ROA secara parsial berpengaruh signifikan terhadap volume perdagangan saham. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengujian signifikansi parsial Uji-t yang menunjukkan 69 bahwa nilai probabilitas ROA yaitu 0,378, lebih kecil dari tingkat signifikansi, yakni 0,05. Hal ini berarti bahwa setiap peningkatan satu satuan pada ROA dengan asumsi variabel lainnya tetap, maka volume perdagangan saham akan mengalami peningkatan sebesar 0,378 Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Cincin Haosana 2012 yang mengemukakan bahwa ROA berpengaruh signifikan terhadap volume perdagangan saham. 2. Pengaruh pertumbuhan laba terhadap volume perdagangan saham Penelitian ini menunjukkan bahwa variabel pertumbuhan laba tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap volume perdagangan saham. Nilai probabilitas atau Sig. dari variabel pertumbuhan laba adalah 0,127.Karena nilai probabilitas pertumbuhan laba, yakni 0,127, lebih besar dari tingkat signifikansi, yakni 0,05, maka disimpulkan bahwa pertumbuhan laba tidak berpengaruh signifikan terhadap volume perdagangan saham, hal ini mengindikasikan bahwa pertumbuhan laba mempunyai pengaruh yang lemah terhadap volume perdagangan saham 3. Pengaruh arus kas operasi terhadap volume perdagangan saham Penelitian ini mengemukakan bahwa arus kas operasi secara parsial berhubungan signifikan terhadap volume perdagangan saham. Hal ini ditunjukkan melalui hasil pengujian signifikansi parsial uji-t dimana nilai probabilitas atau Sig. dari variabel arus kas operasi adalah 0,016. Karena nilai probabilitas arus kas operasi, yakni 0,016, lebih kecil dari tingkat signifikansi, yakni 0,05, maka disimpulkan bahwa arus kas operasi berpengaruh signifikan secara statistik terhadap volume perdagangan saham. 70 Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian terdahulu milik Citra 2009 dan Alfred 2011 yang mengemukakan bahwa arus kas operasi berhubungan signifikan terhadap volume perdagangan saham. Namun tidak sejalan dengan penelitian Franky 2010. 4. Pengaruh arus kas investasi terhadap volume perdagangan saham Penelitian ini menunjukkan bahwa variabel arus kas investasi tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap volume perdagangan saham. Nilai probabilitas atau Sig. dari variabel arus kas investasi adalah 0,797. Karena nilai probabilitasnya, yakni 0,797, lebih besar dari tingkat signifikansi, yakni 0,05, maka disimpulkan bahwa arus kas investasi tidak berpengaruh signifikan terhadap volume perdagangan saham, hal ini mengindikasikan bahwa arus kas investasi mempunyai pengaruh yang lemah terhadap volume perdagangan saham. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian milik Citra 2009 dan Alfred 2011 yang mengatakan bahwa arus kas investasi berpengaruh signifikan terhadap volume perdagangan saham namun tidak sejalan dengan penelitian Franky 2010. 5. Pengaruh arus kas pendanaan terhadap volume perdagangan saham Penelitian ini menunjukkan bahwa variabel arus kas pendanaan tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap volume perdagangan saham. Nilai probabilitas atau Sig. dari variabel arus kas pendanaan adalah 0,386. Karena nilai probabilitas arus kas pendanaan, yakni 0,386, lebih besar dari tingkat signifikansi, yakni 0,05, maka disimpulkan bahwa arus kas pendanaan tidak berpengaruh signifikan terhadap volume perdagangan saham. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian milik Citra 2009 71 dan Franky 2010 yang mengatakan bahwa arus kas investasi berpengaruh signifikan terhadap volume perdagangan saham namun tidak sejalan dengan penelitian Alfred 2011. 6. Pengaruh harga saham terhadap volume perdagangan saham Penelitian ini mengemukakan bahwa harga saham secara parsial berhubungan signifikan terhadap volume perdagangan saham. Hal ini ditunjukkan melalui hasil pengujian signifikansi parsial uji-t dimana nilai probabilitas atau Sig. dari variabel arus kas operasi adalah 0,027. Karena nilai probabilitas harga saham, yakni 0,027, lebih kecil dari tingkat signifikansi, yakni 0,05, maka disimpulkan bahwa arus kas operasiharga saham, berpengaruh signifikan secara statistik terhadap volume perdagangan saham. 72

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Return On Asset (ROA) Dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Debt to Equity Ratio (DER) Pada Perusahaan Tekstil Yang Terdaftar Bursa Efek Indonesia (BEI)

5 82 64

Pengaruh Return on Equity (ROE), Return on Asset (ROA) dan Earning Per Share (EPS) terhadap Return saham Pada perusahaan Otomotif dan Komponen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

10 166 91

Pengaruh Return on Asset (ROA), Earning per Share (EPS) dan Debt to Equity Ratio terhadap Harga Saham : Studi Empiris di Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2012

0 35 85

Analisis Pengaruh ROA, ROE, DAN TATO Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

5 55 95

Pengaruh Quick Ratio, Banking Ratio, Dan Return On Equity Terhadap Perubahan Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 100 91

Analisis Pengaruh Laba Bersih Akuntansi, Return On Equity (ROE), Return On Asset (ROA) Dan Earning Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

1 33 86

Pengaruh laba akuntansi arus kas, dan return on asset terhadap return saham: studi empiris pada industri barang konsumsi yang terdaftar di bursa efek Indonesia Periode 2007-2009

1 7 111

Pengaruh Deviden Dan Return On Asset (ROA) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 5 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Analisis Pengaruh ROA (Return On Asset), Pertumbuhan Laba, Komponen Arus Kas dan Harga Saham Terhadap Volume Perdagangan Saham Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 8

ABSTRAK ANALISIS PENGARUH RETURN ON ASSET (ROA), PERTUMBUHAN LABA KOMPONEN ARUS KAS DAN HARGA SAHAM TERHADAP VOLUME PERDAGANGAN SAHAM PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

0 0 11