2.3. KERANGKA BERPIKIR
Kondisi awal keterampilan membaca aksara Jawa siswa rendah seperti siswa kurang lancar dalam membaca tiap huruf Jawa, kesulitan dalam
membedakan setiap huruf karena siswa kurang termotivasi untuk mengikuti pembelajaran sehingga siswa pasif dan tidak fokus dalam memperhatikan materi.
Selain itu siswa masih kesulitan dalam menghafal bentuk-bentuk aksara Jawa dan membaca kata atau kalimat yang menggunakan aksara Jawa karena siswa jarang
diberikan latihan membaca aksara Jawa sehingga mengakibatkan siswa masih merasa asing dan susah untuk mengenali dan menghafal bentuk-bentuk aksara
Jawa, apalagi jika sudah dalam kata atau kalimat yang sudah ditambah dengan sandhangan. Permasalahan dalam membaca aksara Jawa juga disebabkan karena
guru kurang dalam memberikan latihan-latihan dan mengenalkan cara membaca aksara Jawa dalam setiap materi pembelajaran bahasa Jawa serta guru belum tepat
dalam memilih metode dan media yang digunakan dalam pembelajaran khususnya pembelajaran membaca aksara Jawa.
Berdasarkan kondisi awal tersebut guru melakukan perbaikan pembelajaran dengan menerapkan tindakan berupa penggunaan model pembelajaran Direct
Instruction dengan Media Audiovisual. Pelaksanaan tindakan yang dilakukan guru berupa melakukan langkah-langkah pembelajaran yang berdasarkan model
pembelajaran Direct Instruction dengan Media Audiovisual yaitu: 1 menyiapkan media pembelajaran berupa laptop, media audiovisual, dan LCD, 2
menyampaikan tujuan pembelajaran kepada seluruh kelas dan memastikan bahwa semua siswa mengetahui apa yang harus dikerjakan yaitu membaca aksara jawa
dengan menggunakan sandangan panyigeg wanda, 3 menyiapkan siswa untuk memusatkan perhatian siswa pada materi yang akan dipelajari yaitu membaca
aksara Jawa, 4 mengoperasikan media audiovisual dan ditayangkan melalui LCD untuk mendemonstrasikan dan menyampaikan materi tahap demi tahap, 5
memberikan contoh bagaimana cara membaca aksara Jawa yang benar dengan bantuan media Audiovisual yang ditayangkan melalui LCD, 6 memberikan
pelatihan awal kepada siswa mengenai materi yang telah dipelajari sampai siswa paham melalui media audiovisual, 7 memberikan bimbingan kepada siswa yang
belum paham saat siswa melakukan pelatihan, 8 memberikan latihan soal untuk mengetahui pemahaman siswa dan memberikan umpan balik secara lisan, dan 9
merangkum apa yang sudah dipelajari siswa dalam proses pembelajaran. Pelaksanaan tindakan dengan menggunakan model pembelajaran Direct
Instruction dengan Media Audiovisual bertujuan agar guru dapat mengendalikan isi materi dan urutan informasi yang diterima oleh siswa sehingga dapat
mempertahankan fokus mengenai apa yang harus dicapai oleh siswa, selain itu dengan menggunakan media Audiovisual dapat menciptakan sesuatu yang
variatif, dan tidak membosankan bagi para siswa. Setelah diberikan pembelajaran melalui model Direct Instruction dengan media audiovisual didapatkan hasil yaitu
guru terampil dalam memilih metode dan media pembelajaran yang tepat, dapat mengelola kelas dengan baik. Hal tersebut akan berpengaruh terhadap
peningkatan keterampilan siswa dalam membaca aksara Jawa. Secara diagramatik dapat diperoleh alur berpikir sebagai berikut:
KONDISI AWAL
1. Guru kurang terampil dalam memilih metode, media
yang tepat dan menarik.
2. Siswa pasif dan kesulitan dalam menghafal bentuk
aksara Jawa
3. Hasil keterampilan siswa dalam membaca aksara Jawa
rendah.
PEMBERIAN TINDAKAN
Langkah-langkah pembelajaran: a.
menyiapkan media pembelajaran, b.
menyampaikan tujuan pembelajaran, c.
menyiapkan siswa untuk memusatkan perhatian siswa pada materi,
d. mengoperasikan media audiovisual,
e. memberikan contoh bagaimana cara membaca aksara Jawa
yang benar, f.
memberikan pelatihan awal kepada siswa, g.
memberikan bimbingan kepada siswa,
h.
memberikan latihan soal untuk mengetahui pemahaman siswa,
i.
merangkum apa yang sudah dipelajari siswa,
Bagan 2.1 Kerangka Berpikir
2.4. HIPOTESIS