Hasil Keterampilan Membaca aksara Jawa

memberikan penguatan kepada siswa memperoleh rata-rata skor 3. Pada indikator menutup pelajaran memperoleh rata-rata skor 3,5. Perolehan rata-rata skor pada siklus I sudah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu sekurang- kurangnya baik sehingga penelitian dihentikan pada siklus II.

4.2 PEMBAHASAN

4.2.1 Pemaknaan Temuan Penelitian

Kegiatan pembelajaran ini menggunakan model Direct Instruction dengan media audiovisual. Hasil temuan ini didasarkan pada hasil observasi keterampilan membaca aksara Jawa, aktivitas siswa dan keterampilan guru pada siswa kelas IVB SDN Wonosari 02 Semarang.

4.2.1.1. Hasil Keterampilan Membaca aksara Jawa

Menurut Rusman 2012: 123 belajar adalah sejumlah pengalaman yang diperoleh siswa yang mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Belajar tidak hanya penguasaan konsep teori mata pelajaran saja, tapi juga penguasaan kebiasaan, keterampilan, keinginan dan harapan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Begitu juga menurut Bloom dalam Rusman, 20012: 126 hasil belajar terinci dalam tiga taksonomi yang dikenal dengan istilah ranah belajar yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Hal tersebut terlihat dari hasil keterampilan membaca siswa dalam pembelajaran membaca aksara Jawa. Nilai hasil keterampilan siswa diperoleh dari nilai proses yaitu pada saat siswa melakukan unjuk kerja membaca aksara Jawa pada kegiatan pelatihan awal dan nilai akhir yaitu nilai hasil evaluasi siswa pada kegiatan latihan lanjutan yang dilakukan pada akhir pembelajaran. Ranah kognitif siswa diperoleh dari hasil tes siswa, ranah afektif diperoleh dari aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran dan ranah psikomotorik siswa diperoleh dari unjuk kerja siswa saat membaca aksara Jawa. Berdasarkan hasil penelitian ketika pembelajaran membaca aksara Jawa melalui model Direct Instruction dengan media audiovisual di kelas IVB SDN Wonosari 02 Semarang pada siklus I pertemuan pertama, hasil keterampilan siswa dalam pembelajaran membaca aksara Jawa melalui model Direct Instruction dengan media audiovisual adalah sebagai berikut: nilai terendah siswa adalah 33, nilai tertinggi 94,5 dengan rata-rata 66,3 dan ketuntasan klasikal 57,9 yaitu sebanyak 22 dari 38 siswa. Pada siklus I pertemuan pertama masih terdapat 16 siswa yang belum tuntas. Hal ini di akibatkan karena siswa masih kesulitan dalam menghafal aksara Jawa dan kurang memperhatikan saat guru melakukan demonstrasi. Siswa juga kesulitan dalam membedakan penggunaan huruf “a” dan “o” pada saat menyalin aksara Jawa ke huruf latin saat evaluasi. Sedangkan pada siklus I pertemuan kedua mengalami peningkatan terhadap hasil keteramplan membaca aksara Jawa siswa, hal ini ditunjukkan dari hasil yang diperoleh siswa yaitu: secara klasikal nilai terendah siswa 41 sedangkan nilai tertinggi 95 dengan nilai rata-rata 70,1 dan ketuntasan klasikal 65,8. Hasil tersebut sudah menunjukan adanya peningkatan terhadap hasil keterampilan siswa dalam membaca aksara Jawa melalui model Direct Instruction dengan media audiovisual. Berdasarkan rata-rata nilai pada siklus I pertemuan I dan pertemuan II diperoleh hasil keterampilan siswa pada siklus I yaitu nilai terndah siswa 36 sedangkan nilai tertinggi 95,5 dengan nilai rata-rata 72,7 dengan ketuntasan klasikal 71,1. Oleh karena itu, penelitian dilanjutkan pada siklus II. Setelah penelitian dilanjutkan pada siklus II terjadi peningkatan. Pada siklus II pertemuan I nilai terendah siswa 50 dan nilai tertinggi 97,5 dengan nilai rata-rata 75,1 dengan ketuntasan klasikal 84,2 yaitu sebanyak 32 dari 38 siswa. Ketuntasan klasikal ini sudah mengalami peningkatan dibandingkan pertemuan sebelumnya. Tetapi masih ada 6 siswa yang belum tuntas. Hal ini disebabkan 6 siswa tersebut belum menguasai semua aksara nglegena dan sandhangan sehingga masih kesulitan dalam membaca aksara Jawa. Sedangkan pada siklus II pertemuan kedua diperoleh nilai rata-rata 85,1 dengan nilai terendah 54 dan nilai tertinggi 100. Ketuntasan klasikal pada siklus II pertemuan kedua ini sebesar 89,5 yaitu sebanyak 34 dari 38 siswa. Masih terdapat 4 siswa yang belum tuntas karena siswa tidak memperhatikan ketika guru melakukan demonstrasi materi. Berdasarkan hasil keterampilan pada siklus II pertemuan pertama dan kedua diperoleh rata-rata nilai untuk siklus II yaitu nilai terendah 52 sedangkan nilai tertinggi 98,8 dengan nilai rata-rata 80,1 dan ketuntasan klasikal 86,8. Oleh karena itu penelitian dihentikan. Berdasarkan hasil keterampilan membaca aksara Jawa pada siklus I dan siklus II, telah terjadi peningkatan keterampilan membaca aksara Jawa. Menurut Tarigan 2008: 8 membaca adalah suatu keterampilan yang kompleks, yang rumit, yang mencakup atau melibatkan serangkaian keterampilan-keterampilan yang lebih kecil. Membaca aksara Jawa merupakan salah satu keterampilan dalam pembelajaran bahasa Jawa. Pemahaman merupakan faktor yang penting dalam membaca. Pemahaman terhadap bacaan dapat dipandang sebagai suatu proses yang bergulir terus menerus, dan berkelanjutan Santoso, 2009: 6.5. Berdasarkan pendapat tersebut untuk dapat mengajarkan pemahaman terhadap bacaan khususnya membaca aksara Jawa peneliti menggunakan model Direct Instruction dengan media audiovisual agar dapat memberikan pelatihan-pelatihan kepada siswa sehingga keterampilan siswa dalam membaca aksara Jawa dapat meningkat.

4.2.1.2. Hasil Observasi Aktivitas Siswa

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL DIRECT INSTRUCTION (DI) DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS V SDN GUNUNGPATI 02 SEMARANG

1 11 296

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL DIRECT INSTRUCTION DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS IVB SDN GISIKDRONO 03 SEMARANG

1 8 237

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI BERBAHASA JAWA MELALUI MODEL CONCEPT SENTENCE BERBANTUAN FLIPCHART PADA SISWA KELAS IVB SDN WONOSARI 03 SEMARANG

0 57 269

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA AKSARA JAWA MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN MEDIA KARTU KATA SISWA KELAS IIIA SDN PETOMPON 02 SEMARANG

3 18 233

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS AKSARA JAWA MELALUI MODEL DIRECT INSTRUCTION DENGAN MEDIA MACROMEDIA FLASH SISWA KELAS VB SDN WONOSARI 02 SEMARANG

0 8 248

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS AKSARA JAWA MELALUI MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION DENGAN MEDIA FLASHCARD SISWA KELAS IV SDN PATEMON 01 SEMARANG

0 20 237

KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN MEDIA GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS IVB SDN WONOSARI 02 SEMARANG

1 14 264

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYANYIKAN LAGU DAERAH MELALUI MODEL DIRECT INSTRUCTION BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN SAMPANGAN 01 SEMARANG

2 34 272

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS VA SDN WONOSARI 02 KOTA SEMARANG

1 5 467

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA KRAMA LUGU MELALUI MODEL DIRECT INSTRUCTION BERBANTUKAN MEDIA FLASH PLAYER SISWA KELAS IVB SDN PURWOYOSO 03 SEMARANG

2 18 289