Bentuk Motif Garuda Bentuk Motif Burung

2.2.1.3 Isen-isen, gunanya untuk memperindah pola batik secara keseluruhan. Komponen ini bisa diletakkan untuk menghiasi motif utama maupun pengisi, dan juga untuk mengisi dan menghiasi bidang-bidang kosong antara motif-motif besar. Isen-isen umumnya merupakan titik, garis lurus, garis lengkung, lingkaran-lingkaran kecil, dan sebagainya. Isen ini memiliki nama-nama tertentu sesuai bentuknya, dan tidak jarang nama isen ini disertakan pada nama motif batik.

2.2.2 Bentuk Motif Utama

2.2.2.1 Bentuk Motif Garuda

Ragam hias garuda sering disebut Grudha, banyak digunakan pada berbagai motif batik. Bentuk motif ini lebih mudah dimengerti karena di samping bentuknya yang sederhana juga melambangkan kekuatan dan keperkasaan. Bentuk motif garuda dengan dua sayap yang terkembang lengkap dengan ekornya disebut Sawat. Kata sawat berarti melempar dalam bahasa Jawa disebut mbalang. Jika ornamen garuda tanpa ekor disebut elar sayap. Elar dengan satu sayap saja disebut mirong brikut. Gambar garuda banyak kemungkinannya untuk dipadukan dengan ragam hias yang lain. dahulu ornamen ini termasuk dalam pola larangan karena saat peralihan Hindu ke Islam para penghuni Keraton saat itu masih mengkeramatkan gambar garuda yang dianggap sebagai tunggangan dewa. Oleh karenanya, ornamen ini hanya diperbolehkan dipakai oleh keluarga keratin Kusrianto, 2013: 14 Gambar 2.1 Ornamen Garuda sumber: Kusrianto, 2013:15

2.2.2.2 Bentuk Motif Burung

Pada ornamnen burung, bentuk motif utama yang digambarkan adalah burung merak dan burung yang aneh dari dunia dongeng dan jenis unggas berjengger. Bentuk motif burung merak dipergunakan untuk melambangkan kesucian, kesakralan atau gambaran dunia atas, karena burung merak dan phoenix ini sebagai kendaraan para dewa. Di dalam pengembangannya bentuk motif burung maupun unggas yang lain banyak digunakan pada motif-motif batik rakyat. Di dalam bentuk motif burung terdapat bentuk motif yang sangat terkenal dalam perkembangan motif batik yaitu Burung Hong. Manurut Sunaryo 2009: 81 burung phonix dikenal di China sebagai burung mitos. Keramik berasal dai China yang banyak terdapat di Nusantara banyak yang dihias dengan burung phonix, dan kemudian motif ini menyebar di daerah-daerah yang melakukan kontak dengan China. Motif hias burung phonix banyak terdapat di daerah pesisir yang mendapat pengaruh China, misalnya di Cirebon, Pekalongan, Lasem, juga di Bali. Bentuknya mirip burung merak, tetai ciri yang menonjol ialah pada ekornya yang panjang bergelombangtanpa bulatan. Gambar 2.2 Ornamen Burung Phoenix sumber: Kusrianto, 2013: 18 Menurut Kusrianto 2013: 18 burung Hong atau disebut burung Phoenix atau burung Bennu, dalam mitologi Mesir merupakan burung legendaris yang keramat. Wujud burung ini adalah burung api yang berbulu emas yang biasa hidup abadi di berbagai kebudayaan. Burung ini digambarkan memiliki bulu yang sangat indah berwarna merah keemasan. Selain burung Hong, terdapat juga motif huk yaitu menggambarkan bentuk seekor anak burung yang baru saja menetas dan menggeleparkan sayap lemahnya dalam usaha membebaskan diri dari cangkangnya. Motif ini menggambarkan keikhlasan terhadap kehendak Sang Maha Kuasa. Motif ini biasa digabung bersama motif ceplokan dengan latar gringsing, menjadi selingan pada motif parang atau berbaur dengan pola nitik.

2.2.2.3 Bentuk Motif Naga