Sejarah Perkembangan Batik Banyumas

4.3 Seni Batik Banyumas

4.4.1 Sejarah Perkembangan Batik Banyumas

Menurut hasil penelitian pada tanggal 7 agustus 2014 dengan pemilik perusahaan batik yaitu Bapak Slamet Hadipriyanto bahwa Batik Banyumas memiliki sejarah yang tak lepas dari pengaruh budaya Yogyakarta dan Solo, maupun Pekalongan. Asal mula batik Banyumas memang belum dapat dilacak. Namun dari informasi para sesepuh dan penggiat batik Banyumas, disebutkan batik Banyumas muncul, lantaran pengaruh berdirinya Kademangan- kademangan di daerah Banyumas dan para pengikut Pangeran Diponegoro yang mengungsi ke daerah Banyumas untuk menetap di daerah Banyumas dan sekitarnya.Wilayah para pengungsi menurut Bapak Slamet Hadipriyanto berada di daerah lereng Gunung Slamet dan pesisir Sungai Serayu. Batik Banyumas merupakan bentuk seni budaya yang menggambarkan kebiasaan masyarakat Banyumas.Batik Banyumas adalah kategori batik pedalaman, serta memiliki pengaruh yang kuat dari batik klasik Yogyakarta dan Solo.Batik Banyumas diperkirakan ada sejak masa perang Dipenogoro pada tahun 1830 yang dibawa oleh pengungsi-pengungsi dari daerah Yogyakarta.Pengikut dari Pangeran Diponegoro yang terkenal waktu itu ialah Pangeran Ganda Subrata.Pangeran Ganda Subrata juga merupakan Bupati Banyumas yang ke-3. Pada masa Pangeran GandaSubrata batik yang terkenal merupakan batik trem, yaitu kain batik yang mempunyai warna dasar kuning dengan motif corak dari warna coklat dan hitam. Gambar 4.9 Contoh Batik Trem corak geometris dan corak semen Sumber: Dokumentasi peneliti tahun 2014 Warna coklat karena soga dan hitam karena wedel. Corak kain batik trem tergolong corak geometris dan corak semen lihat gambar 4.9, istilah semen berasal dari kata semi yatiu kaitannya dengan flora.Batik Banyumas menampilkan warna yang lebih tegas dari batik Solo yaitu menampilkan coklat muda, sering disebut oleh masyarakat Banyumas sebagai coklat “genes”.Batik Banyumas menggunakan ide penciptaan motif batik dari alam yaitu, flora dan fauna. Batik Banyumas itu merupakan batik yang mempunyai ciri khas hampir sama dengan batik Solo yaitu menampilkan bentuk-bentuk simbolisme lain dengan batik Pekalongan yang menciptakan bentuk-bentuk yang dekoratif. Batik Banyumas berkembang pesat pada tahun 70-an pada masa itu batik banyak diproduksi adalah batik cap, walaupun pada masa itu terdapat pula batik tulis dikarenakan batik cap lebih cepat dalam produksinya, karena orientasinya pada masa itu untuk kebutuhan ekonomi masyarakat. Pangeran Ganda Subrata mengembangkan batik celup dan cap di Kecamatan Sokaraja pada sekitar tahun 1913. Batik Banyumas identik dengan motif Jonasan, yaitu kelompok motif non geometrik yang didominasi dengan warna-warna dasar kecoklatan dan hitam juga identik dengan warna biru tua indigo, coklat soga dan putih kekuningan, warna putih kekuningan.Motif yang berkembang pada sekarang ini antaranya motif batik Jae Srimpang, Gemek Setekem, Godong Kosong dan lain sebagainya. Daerah pemasaran batik pada masa Pangeran Ganda Subrata hanya meliputi Jawa Tengah saja, karena itu dapat pengaruh dari batik Solo, Pekalongan, namun tidak dari Yogyakarta. Selain Pengeran Ganda Subrata ada tokoh lain yang mengembangkan batik Banyumas, yaitu Van Oosterom warga Jawa keturunan Belanda. Gambar 4.10 Contoh Batik Maintenon Sumber: Dokumentasi peneliti tahun 2014 Batik yang terkenal pada masa Van Oosterom sering disebut oleh masyarakat Banyumas sebagai batik “Maintenon”, tidak ada penjelasan mengenai batik maintenon. Namun warga sering menyebutkan bahwa batik pada masa Van Oosterom disebut sebagai batik “Maintenon”. Van Oosterom dengan batik maintenonnya memasarkan produk batik ke daerah Jawa Tengah dan Cirebon di Jawa Barat, dengan adanya pemasaran ke daerah Cirebon dan sekitarnya menjadikan batik Banyumas terdapat akulturasi dari batik Cirebon yang umumnya berwarna cerah misalnya merah, merah muda dan hijau namun motif batik Banyumas tidak terpengaruh dari ragam motif dari batik Cirebonan, namun hanya dalam aspek warna saja yang terdapat akulturasi. Terdapat motif yang terpengaruh yaitu motif serayuan, dengan warna dasar merah muda lihat gambar 4.10.

4.4.2 Sentra Batik di Kabupaten Banyumas