kemampuan pemecahan masalah siswa pada kelas kontrol. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 38.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pelaksanaan Pembelajaran dan Hasil Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran Group Investigation terhadap kemampuan pemecahan masalah
siswa. Penelitian dilakukan selama 3 kali pertemuan 6 jam pelajaran dan 1 kali tes dalam rentang waktu tanggal 1 Februari sampai 15 Maret 2014. Penelitian
diawali dengan pemilihan sampel dalam populasi. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Purwonegoro Tahun Pelajaran 20132014
yang dan terbagi dalam 9 kelas. Peneliti mengambil sampel dua kelas secara acak yang selanjutnya dianalisis normalitas, homogenitas, dan kesamaan dua rata-rata.
Hasil analisis data tahap awal menunjukkan bahwa kelas yang dijadikan sampel yaitu kelas VIIA sebagai kelas eksperimen dan VIIC sebagai kelas kontrol
masing-masing berdistribusi normal dan memiliki kondisi awal yang sama. Setelah mengetahui bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol masing-
masing berdistribusi normal dan memiliki kondisi awal yang sama, kemudian siswa pada kelas eksperimen diberikan perlakuan berupa pembelajaran dengan
model tipe Group Investigation sedangkan kelas kontrol diberikan perlakuan pembelajaran sesuai dengan model yang biasa diterapkan oleh guru matematika di
SMP Negeri 1 Purwonegoro dan tidak diterapkan model pembelajaran tipe Group Investigation.
Subyek yang berperan sebagai guru dalam penelitian adalah peneliti sendiri. Setelah pelaksanaan pembelajaran di kelas eksperimen dan kontrol telah
selesai, kedua kelas tersebut diberikan tes akhir untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah matematikanya. Hasil tes kemampuan pemecahan masalah
tersebut kemudian dianalisis. Analisis pertama yang dilakukan yaitu uji normalitas data kemampuan pemecahan masalah dari kedua sampel dan uji homogenitas.
Berdasarkan hasil analisis uji normalitas menunjukkan bahwa data kemampuan pemecahan masalah dari kelas eksperimen dan kelas kontrol berasal dari populasi
yang berdistribusi normal. Untuk uji homogenitas dari kedua kelas sampel menunjukkan bahwa kedua kelas mempunyai varians yang sama atau homogen.
Analisis yang dilakukan berikutnya yaitu analisis untuk mengetahui apakah pembelajaran dengan model Group Investigation efektif terhadap
kemampuan pemecahan masalah siswa. Analisis tersebut terdiri dari uji hipotesis I yaitu uji kriteria ketuntasan dan uji hipotesis II yaitu uji kesamaan rata-rata uji
pihak kanan. Berdasarkan hasil tes kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi
pokok himpunan diperoleh bahwa 19 dari 32 siswa pada kelas eksperimen mencapai ketuntasan belajar secara individual yaitu memperoleh nilai
, dengan rata-rata kelas 66,84. Uji statistik yang digunakan untuk menguji
ketuntasan belajar individual yaitu uji rata-rata . Berdasarkan uji rata-rata dari
kelas eksperimen menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada kelas eksperimen belum mencapai ketuntasan belajar
individual sebesar 66.
Berdasarkan hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada materi pokok himpunan diperoleh bahwa hanya 59,38 siswa yang
memperoleh nilai . Uji statistik yang digunakan untuk menguji ketuntasan
belajar klasikal yaitu uji proporsi. Berdasarkan uji proporsi dari kelas eksperimen menunjukkan bahwa persentase siswa pada kelas eksperimen yang telah
memperoleh nilai belum mencapai ketuntasan belajar klasikal. Ini berarti
bahwa hasil tes kemampuan pemecahan masalah kelas eksperimen belum mencapai ketuntasan belajar klasikal yang ditentukan di SMP Negeri 1
Purwonegoro yaitu 75. Berdasarkan hasil tes kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi
pokok himpunan diperoleh bahwa nilai rata-rata hasil tes kemampuan pemecahan masalah untuk kelas eksperimen yaitu 66,84, sedangkan untuk kelas kontrol yaitu
65,97. Ini berarti kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dalam pembelajaran matematika dengan model Group Investigation relatif sama
dibandingkan dengan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada kelas kontrol. Uji statistik yang digunakan untuk menguji kesamaan dua rata-rata
dari kedua kelas sampel yaitu uji kesamaan dua rata-rata pihak kanan. Berdasarkan uji kesamaan dua rata-rata pihak kanan menunjukkan bahwa
kemampuan pemecahan masalah siswa dengan model pembelajaran Group Investigation pada materi himpunan tidak lebih baik dari pada kemampuan Group
Investigation siswa pada kelas kontrol. Dari uraian diatas, diperoleh hasil bahwa kelas eksperimen belum
mencapai ketuntasan belajar individual dan mencapai ketuntasan belajar klasikal,
serta kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dengan model pembelajaran tipe Group Investigation pada kelas VII tidak lebih baik daripada
kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada kelas kontrol. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa implementasi model pembelajaran tipe
Group Investigation belum efektif terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada siswa kelas VII.
4.2.2 Pembelajaran Kelas Eksperimen Menggunakan Pembelajaran Model