individu akibat pengalaman, interaksi dengan lingkungan luar yang hasilnya dapat berupa pengetahuan, keterampilan, ataupun perilaku.
Tiga unsur utama konsep tentang belajar menurut Anni 2007:2-3 adalah sebagai berikut. 1 Belajar berkaitan dengan perubahan perilaku. Untuk
mengukur apakah seseorang telah belajar, maka diperlukan perbandingan antara perilaku sebelum dan setelah mengalami kegiatan belajar. 2 Perubahan perilaku
itu terjadi karena didahului oleh proses pengalaman. Perubahan perilaku karena pertumbuhan dan kematangan fisik, seperti tinggi dan berat badan, dan kekuatan
fisik tidak disebut sebagai hasil belajar. 3 Perubahan perilaku karena belajar bersifat relatif permanen. Lamanya perubahan perilaku yang terjadi pada diri
seseorang sukar untuk diukur. Biasanya dapat berlangsung selama satu hari, satu minggu, satu bulan atau bahkan bertahun-tahun.
2.1.2 Pembelajaran Matematika
Pengertian pembelajaran matematika menurut tim MKPBM 2000:8-9 terbagi menjadi dua macam: 1 pengertian pembelajaran secara sempit yaitu
proses pembelajaran dalam lingkup persekolahan, sehingga terjadi proses sosialisasi individu siswa dengan lingkungan sekolah, seperti guru, sumber atau
fasilitas, dan teman sesame siswa; 2 pengertian pembelajaran matematika secara luas yaitu upaya penataan lingkungan yang member nuansa agar program belajar
matematika tumbuh dan berkembang secara optimal. Iswahyudi 2010 berpendapat bahwa pembelajaran matematika adalah
pemberian bantuan kepada siswa untuk membangun konsep-konsep dan prinsip- prinsip matematika dengan kemampuan sendiri melalui proses internalisasi
arahan terbimbing sehingga konsep atau prinsip itu terbangun. Pendapat tersebut menandakan bahwa guru dituntut untuk dapat mengaktifkan siswanya selama
pembelajaran berlangsung. Proses pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru melainkan pada siswa. Guru bukan mentransfer pengetahuan pada siswa tetapi
agar membantu siswa membentuk sendiri pengetahuannya. Suyitno 2004:2 berpendapat bahwa pembelajaran matematika adalah
suatu proses atau kegiatan guru mata pelajaran matematika dalam mengajarkan matematika kepada peserta didiknya yang di dalamnya terkandung upaya guru
untuk menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat dan kebutuhan peserta didik tentang matematika yang amat beragam agar
terjadi interaksi optimal antara guru dengan peserta didik serta antara peserta didik dengan peserta didik dalam mempelajari matematika tersebut.
Dari beberapa pendapat mengenai pengertian pembelajaran matematika di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika merupakan serangkaian
aktivitas guru dalam memberikan pengajaran terhadap siswa untuk membangun konsep-konsep dan prinsip-prinsip matematika dengan kemampuan sendiri
melalui proses internalisasi, sehingga konsep atau prinsip itu terbangun dengan metode atau pendekatan mengajar dan aplikasinya agar dapat meningkatkan
kompetensi dasar dan kemampuan siswa. Dalam menjalankan pembelajaran matematika di sekolah, guru hendaknya memilih dan menggunakan model
pembelajaran yang dapat menciptakan iklim dan interkasi secara optimal seta melibatkan siswa agar aktif dalam belajar, baik secara mental maupun sosial
dengan menggunakan berbagai sumber belajar.
2.1.3 Model pembelajaran