Model Pembelajaran Tipe Group investigation

3 Sistem Sosial The Social System yaitu pola hubungan guru dengan siswa pada saat terjadinya proses pembelajaran situasi atau suasana dan norma yang berlaku dalam penggunaan model pembelajaran tertentu. 4 Sistem Pendukung Support System yaitu segala sarana, bahan dan alat yang diperlukan untuk menunjang terlaksananya proses pembelajaran secara optimal. 5 Dampak lnstruksional Instructional Effect dan Dampak Pengiring Nurturant Effects. Dampak instruksional adalah hasil belajar yang dicapai atau yang berkaitan langsung dengan materi pembelajaran, sementara dampak pengiring adalah hasil belajar samapingan iringan yang dicapai sebagai akibat dan penggunaan model pembelajaran tertentu.

2.1.4 Model Pembelajaran Tipe Group investigation

Model pembelajaran tipe Group investigation berawal dari perspektif filosofis terhadap konsep belajar. Untuk dapat belajar, orang harus memiliki pasangan atau teman. Pada tahun 1916 John Dewey menulis sebuah buku berjudul Democrazy and Education Arends, 1998. Dalam buku tersebut, Dewey menggagas konsep pendidikan bahwa kelas seharusnya merupakan cerminan masyarakat dan berfungsi sebagai laboratorium untuk belajar tentang kehidupan nyata. Pemikiran Dewey yang utama tentang pendidikan Jacob et al., 1996 adalah: 1 Learning by doing; 2 belajar didasari motivasi intrinsic; 3 pengetahuan berkembang; tidak sersifat tetap; 4 kegiatan belajar hendaknya sesuai dengan kebutuhan dan minat siswa; 5 pendidikan harus mencangkup kegiatan belajar dengan prinsip saling memahami dan saling menghormati satu sama lain; dan 6 kegiatan belajar hendaknya berhubungan dengan dunia nyata. Gagasan Dewey akhirnya diwujudkan dalam model pembelajaran Group Investigation yang kemudian dikembangkan oleh Hebert Thelen. Mudrika 2007:15 mengemukakan bahwa Group Investigation dikembangkan oleh Herbert Thelen sebagai upaya untuk mengkombinasikan strategi mengajar yang berorientasi pada pengembangan proses pengkajian akademis. Thelen berpendapat bahwa kelas hendaknya merupakan miniatur demokrasi yang bertujuan mengkaji masalah-masalah sosial antar pribadi. Kemudian Joyce dan Weil 1980:230 menambahkan bahwa pendidikan dalam masyarakat demokrasi seyogyanya mengajarkan demokrasi langsung. Joiye dan Weil menyebutkan bahwa dalam model pembelajaran tipe Group Investigation, proses demokrasi berperan sebagai sumber belajar “democratic process as a source.” Krismanto 2003:7 mendefinisikan investigasi atau penyelidikan sebagai kegiatan pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan pemahaman melalui berbagai kegiatan dan hasil yang benar sesuai pengembangan yang dilalui siswa. Height menyatakan bahwa to investigation berkaitan dengan kegiatan mengobservasi secara rinci dan menilai secara sistematis Krismanto, 2003:7. Jadi investigasi adalah proses penyelidikan yang dilakukan seseorang, dan selanjutnya orang tersebut mengkomunikasikan hasil perolehannya, dapat membandingkannya dengan perolehan orang lain, karena dalam suatu investigasi dapat diperoleh satu atau lebih hasil. Dengan demikian akan dapat dibiasakan untuk lebih mengembangkan rasa ingin tahu. Hal ini akan membuat siswa lebih aktif berpikir dan mencetuskan ide-ide atau gagasan, serta dapat menarik kesimpulan berdasarkan hasil diskusinya di kelas. Thelen Joyce dan Weil, 1980:232 mengemukakan tiga konsep utama dalam Group Investigation, yaitu sebagai berikut. 1 Inquiry Inquiry atau penelitian, merupakan proses dinamika siswa memberikan respon terhadap masalah dan memecahkan masalah tersebut. 2 Pengetahuan Knowledge, yaitu pengalaman belajar yang diperoleh siswa baik secara langsung maupun tidak langsung. 3 Dinamika kelompok The dynamics of learning group, yang menggambarkan sekelompok siswa saling berinteraksi yang melibatkan berbagai ide dan pendapat serta saling bertukar pengalaman melalui proses saling berargumentasi. Dalam model pembelajaran tipe Group Investigation, interaksi sosial menjadi salah satu faktor penting bagi perkembangan skema mental yang baru. Model pembelajaran tipe ini memberikan kebebasan kepada siswa untuk berfikir analitis, kritis, kreatif, reflektif dan produktif. Slavin 1995 mengemukakan hal penting yang harus diperhatikan untuk melakukan model pembelajaran tipe Group Investigation adalah sebagai berikut. 1 Membutuhkan kemampuan kelompok Di dalam mengerjakan setiap tugas, setiap anggota kelompok harus mendapat kesempatan memberikan kontribusi. Dalam penyelidikan, siswa dapat mencari informasi dari berbagai sumber di dalam maupun di luar kelas. Kemudian siswa mengumpulkan informasi yang diberikan dari setiap anggota untuk mengerjakan lembar kerja. 2 Rencana Kooperatif Siswa bersama-sama menyelidiki masalah mereka, sumber mana yang mereka butuhkan, siapa yang melakukan apa, dan bagaimana mereka akan mempresentasikan proyek mereka di dalam kelas. 3 Peran Guru Guru menyediakan sumber dan fasilitator. Guru memutar diantara kelompok- kelompok, memperhatikan siswa mengatur pekerjaannya dan membantu jika siswa menemukan kesulitan dalam interaksi kelompok. Kemudian Slavin 1995 menjelaskan bahwa model pembelajaran tipe Group Investigation memiliki enam langkah. 1 Tahap pengelompokan Grouping Yaitu tahap mengidentifikasi topik yang akan diinvestigasi serta membentuk kelompok. Pada tahap ini, terdapat beberapa kegiatan meliputi: a siswa mengamati sumber; memilih topik dan menentukan kategori-kategori topik permasalahan; b siswa bergabung pada kelompok-kelompok belajar berdasarkan topik yang mereka pilih, atau menarik untuk diselidiki; dan c guru membatasi jumlah anggota masing-masing empat sampai lima orang berdasarkan keterampilan dan keheterogenan. 2 Tahap perencanaan Planning Pada tahap ini siswa bersama-sama merencanakan tentang beberapa tema berikut: a apa yang mereka pelajari; b bagaimana mereka belajar; c siapa dan melakukan apa; dan d untuk tujuan apa mereka menyelidiki topik tersebut. 3 Tahap penyelidikan Investigation Yaitu tahap pelaksanaan proyek investigasi siswa. Pada tahap ini, siswa melakukan kegiatan sebagai berikut: a siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data dan membuat simpulan terkait dengan permasalahan- permasalahan yang diselidiki; b masing-masing anggota kelompok memberikan masukan pada setiap kegiatan kelompok; c siswa saling bertukar, berdiskusi, mengklarifikasi dan mempersatukan ide dan pendapat. 4 Tahap pengorganisasian Organizing Yaitu tahap persiapan laporan akhir. Pada tahap ini kegiatan siswa adalah sebagai berikut: a anggota-anggota kelompok menentukan pesan-pesan penting dalam proyeknya masing-masing; b anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan dan bagaimana mempresentasikannya; c wakil dari masing- masing kelompok membentuk panitia diskusi kelas dalam presentasi investigasi. 5 Tahap presentasi Presenting Yaitu tahap penyajian laporan akhir. Kegiatan pembelajaran di kelas pada tahap ini adalah sebagai berikut: a penyajian kelompok pada keseluruhan kelas dalam berbagai variasi bentuk penyajian; b kelompok yang tidak sebagai penyaji terlibat secara aktif sebagai pendengar; c pendengar mengevaluasi, mengklarifikasi dan mengajukan pertanyaan atau tanggapan terhadap topik yang disajikan. 6 Tahap Evaluasi Yaitu tahap evaluasi atau penilaian proses kerja dan hasil proyek siswa. Pada tahap ini, kegiatan guru dan siswa di kelas adalah sebagai berikut: a siswa menggabungkan masukan-masukan tentang topiknya, pekerjaan yang telah mereka lakukan, dan tentang pengalaman-pengalaman efektifnya; b guru dan siswa mengkolaborasi, mengevaluasi tentang pembelajaran yang telah dilaksanakan; c Penilaian hasil belajar haruslah mengevaluasi tingkat pemahaman siswa. Slavin 1995 menambahkan tahapan-tahapan kemajuan siswa didalam implementasi model pembelajaran pembelajaran Group Investigation lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut. Tabel 2.1 Tahapan-tahapan Kemajuan Siswa Tahap I Mengidentifikasi topik dan membagi siswa ke dalam kelompok Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk memberi kontribusi apa yang akan mereka selidiki. Kelompok dibentuk berdasarkan heterogenitas Tahap II Merencanakan tugas Kelompok akan membagi subtopik kepada seluruh anggota. Kemudian membuat perencanaan dari masalah yang akan diteliti, bagaimana proses dan sumber apa yang akan dipakai Tahap III Membuat penyelidikan Siswa mengumpulkan, menganalisis dan mengevaluasi informasi, membuat kesimpulan dan mengaplikasikan bagian mereka ke dalam pengetahuan baru dalam mencapai solusi masalah kelompok Tahap IV Mempersiapkan tugas akhir Setiap kelompok mempersiapkan tugas akhir yang akan dipresentasikan di depan kelas Tahap V Mempresentasikan tugas akhir Siswa mempresentasikan hasil kerjanya. Kelompok lain tetap mengikuti Tahap VI Evaluasi Soal tes mencakup seluruh topik yang telah diselidiki dan dipresentasikan Sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Slavin, Joyce dan Weil 1980:237 mengemukakan bahwa langkah-langkah dari model pembelajaran Group investigation adalah sebagai berikut. Pembelajaran dimulai dengan menghadapkan kepada siswa pada sebuah permasalahan stimultan. Permasalahan dihadapkan dapat dengan mempresentasikan secara verbal atau dapat dengan menggunakan pangalaman kasus nyata. Permasalahan juga dapat dimunculkan secara natural atau guru yang memberikan. Jika kemudian siswa-siswa memberi tanggapan, mulai mengarahkan perhatian siswa kepada tanggapan-tanggapan yang muncul, sudut pandang permasalahan yang mereka ambil, apa yang menjadi perhatian mereka, bagaimana mereka mengorganisasikan obyek dan apa yang mereka rasakan. Kemudian siswa-siswa dikelompokkan ke dalam beberapa kelompok berdasarkan minat dan tanggapan mereka sendiri terhadap permasalahan yang ada, guru mengarahkan siswa agar dapat mengolah dan menyusun permasalahan untuk mereka sendiri. Kemudian siswa-siswa menganalisa peran yang dibutuhkan, membagi tugas, menyelesaikan permasalahan dan melaporkan hasilnya. Selanjutnya, masing-masing kelompok mengevaluasi solusi permasalahan mereka dan menyatukannya sesuai dengan tujuan awal. Kegiatan seperti ini dapat diulang terus menerus, dengan dihadapkan pada permasalahan lain ataupun dengan memunculkan permasalahan baru yang didapat dari hasil investigasi kegiatan serupa sebelumnya. Lebih jelasnya, sintaks model pembelajaran Group Investigation menurut Joyce dan Weil dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut. Tabel 2.2 Sintaks Model Pembelajaran Group Investigation Phase one. Encounter puzzling situation planned or unplanned. Phase two. Explore reaction to the situation. Phase three. Formulate study task and organize for study problem definition, role, assignments, etc. Phase four. Independent and group study. Phase five. Analyze progress and process. Phase six. Recycle activity. Joyce dan Weil 1980:237 juga mengemukakan bahwa social system dalam model pembelajaran tipe ini adalah demokrasi, hasil belajar adalah keputusan bersama yang didapat atau minimal disepakati dari hasil pengalaman kelompok dalam mengorganisasi sebuah permasalahan. Kegiatan kelompok berjalan dengan mandiri dan seminimal mungkin campur tangan guru. Siswa dan guru dalam hal tertentu memiliki kesamaan status kecuali dalam hal perbedaan peran. Principles of Reaction dalam model pembelajaran tipe Group Investigation menurut Joyce dan Weil 1980:237, guru berperan hanya sebatas menjadi fasilitator tiap kelompok investigasi siswa. Guru membantu siswa dalam menyusun rencana, bekerja dan mengorganisasi kerja kelompok dan melayani kelompok yang membutuhkan diskusi. Guru secara umum berperan sebagai konselor akademik. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Group Investigation merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa pada sistem sosial dan melalui pengalaman untuk mencari sendiri materi informasi pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat mencari melalui internet secara bertahap belajar menerapkan metode ilmiah untuk menemukan kesimpulan-kesimpulan. Dengan demikian kelas menjadi sebuah miniatur demokrasi yang menghadapi masalah-masalah dan melalui pemecahan masalah, memperoleh pengetahuan dan menjadi sebuah kelompok sosial yang lebih efektif. Siswa dilibatkan sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Model pembelajaran tipe ini menuntut siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok. Group Investigation memenuhi unsur-unsur pembelajaran kooperatif yang diketengahkan oleh Iswahyudi 2010:10 yaitu: 1 para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka “tenggelam atau berenang bersama;” 2 para siswa harus memiliki tanggungjawab terhadap siswa atau peserta didik lain dalam kelompoknya, selain tanggungjawab terhadap diri sendiri dalam mempelajari materi yang dihadapi; 3 para siswa harus berpandangan bahwa mereka semua memiliki tujuan yang sama; 4 para siswa membagi tugas dan berbagi tanggungjawab di antara para anggota kelompok; 5 para siswa diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut berpengaruh terhadap evaluasi kelompok; 6 para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh keterampilan bekerja sama selama belajar; dan 7 setiap siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif. Model pembelajaran Group Investigation dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran. Model ini lebih menekankan pengembangan kemampuan memecahkan permasalahan dalam suasana yang demokratis di mana pengetahuan tidak diajarkan secara langsung kepada siswa, tetapi diperoleh melalui proses pemecahan masalah.

2.1.5 Pemecahan Masalah Matematika