Pengaruh Gambaran Tubuh terhadap Depresi pada Remaja Awal

4. Perkembangan Fisik Remaja Awal

Masa remaja dimulai dengan terjadinya pubertas, yaitu masa atau periode yang singkat dalam pematangan fisik yang melibatkan perubahan hormonal dan tubuh yang dimulai sejak awal masa remaja. Perubahan hormonal tersebut menyebabkan terjadinya perubahan fisik pada tubuh Santrock, 1998. Perubahan fisik yang terbesar pengaruhnya pada perkembangan jiwa remaja adalah pertumbuhan tubuh yaitu badan menjadi semakin panjang dan tinggi. Selanjutnya, mulai berfungsinya alat-alat reproduksi yang ditandai dengan haid pada perempuan dan mimpi basah pada laki-laki. Perubahan-perubahan fisik itu menyebabkan kecanggungan bagi remaja karena ia harus menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi pada dirinya Sarwono, 2006.

D. Pengaruh Gambaran Tubuh terhadap Depresi pada Remaja Awal

Masa remaja adalah masa transisi atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Keadaan ini diawali dengan terjadinya pubertas. Pubertas menurut Santrock 1998 adalah masa atau periode yang singkat dalam pematangan fisik yang melibatkan perubahan hormonal dan tubuh yang dimulai sejak awal masa remaja. Pada masa remaja, khususnya remaja awal terjadi perubahan fisik yang pesat sehingga menimbulkan respon tersendiri bagi remaja yang berupa tingkah laku yang sangat memperhatikan perubahan bentuk tubuhnya Hurlock, 1999. Pertumbuhan anggota-anggota badan pada masa ini lebih cepat daripada badan, Universitas Sumatera Utara hal ini membuat remaja memiliki proporsi tubuh yang tidak seimbang. Tangan dan kakinya lebih panjang dalam perbandingan dengan badannya Monks, 2001. Menurut Monks 2001, seringkali penyimpangan dari bentuk badan khas perempuan atau khas laki-laki menimbulkan kegusaran batin yang cukup mendalam karena pada masa ini perhatian remaja sangat besar terhadap penampilan dirinya. Dacey Kenny Davison McCabe, 2006 menjelaskan bahwa karakter fisik menjadi pusat dari sense of self bagi remaja. Bagaimana mereka memandang diri mereka sangat berperan dalam fungsi sehari-hari mereka. Mereka memiliki pandangan sendiri mengenai tubuh mereka. Pandangan inilah yang disebut dengan gambaran tubuh oleh Hughes Noppe 1985. Menurut Cash Deagle dalam Jones, 2002 gambaran tubuh dapat juga didefinisikan sebagai derajat kepuasan seseorang terhadap dirinya secara fisik meliputi bentuk, ukuran, dan penampilan umum. Pada masa ini, hanya sedikit remaja yang merasa puas dengan tubuhnya Hurlock, 1999. Simons, Rosenberg, Rosenberg Davison McCabe, 2006 juga mengatakan bahwa remaja awal dikarakteristikkan dengan adanya kesadaran dan kepedulian yang tinggi mengenai bagaimana evaluasi teman sebaya mengenai mereka. Pendapat ini didukung oleh Hili dan Monks dalam Monks, 2001 yang menyatakan bahwa remaja sendiri merupakan salah satu penilai yang penting terhadap badannya sendiri sebagai rangsang sosial. Kejadian-kejadian yang terjadi dengan teman sebaya memiliki pengaruh bagi remaja, termasuk yang berkaitan dengan keadaan fisik mereka. Davison 2002 mengatakan bahwa remaja mendapati penampilan fisik mereka menjadi Universitas Sumatera Utara fokus percakapan yang tidak menyenangkan dari teman-teman sebaya. Hal ini membuat remaja sangat sensitif terhadap penampilan fisik dan juga terhadap persepsi dari teman-teman mereka, sehingga mereka sangat memperhatikan daya tarik mereka dan secara kritis menilai tubuh mereka. Evaluasi negatif mengenai penampilan dapat membuat mereka mengalami kesulitan dalam hubungan interpersonal karena yang dinilai menariklah yang akan mendapat penerimaan dalam interaksi sosial Davison McCabe, 2006. Mereka menyadari bahwa daya tarik fisik berperan penting dalam hubungan sosial dan bahwa mereka yang menarik biasanya diperlakukan dengan lebih baik daripada mereka yang kurang menarik Hurlock, 1999. Mereka akan sangat menderita manakala suatu saat tidak diterima atau bahkan diasingkan oleh kelompok teman sebayanya Ali Asrori, 2004. Teman sebaya lebih besar pengaruhnya dalam lingkungan sekolah. Hal ini disebabkan karena para remaja lebih banyak menghabiskan waktunya di sekolah daripada di tempat lain di luar rumah Yusuf, 2004. Dalam pergaulan di sekolah, terdapat kelompok tertentu yang dipandang populer dan terdapat banyak kegiatan seperti dalam organisasi dan olahraga. Respon negatif dari orang lain juga dapat merusak pembentukan diri, tidak kompeten, dan perasaan inferior Breakey, 1997. Keadaan ini mengarah pada terjadinya depresi. Penolakan dari teman-teman sebaya juga dapat memicu skema negatif yang menurut teori Beck berperan penting dalam depresi Davison, 2002. Pendapat ini didukung oleh Nolen-Hoeksema dan Girgus dalam Krenke Stemmler, 2002 yang mengatakan bahwa perubahan hormonal dan hal-hal yang Universitas Sumatera Utara berkaitan dengan kensekuensi psikologis seperti ketidakpuasan pada bentuk tubuh dan faktor sosial pada remaja awal, seperti negative life event dapat menyebabkan depresi. Ali dan Asrori 2004 juga menyatakan bahwa tidak setiap remaja dapat menerima perubahan kondisi tubuhnya, sehingga tidak jarang menyebabkan remaja cenderung menyendiri, merasa terasing, kurang perhatian dari orang lain, atau bahkan merasa tidak ada yang mau mempedulikannya. Hal ini terlihat sebagai munculnya gejala depresi, yaitu depressednegative affect atau perasaan- perasaan negatif. Beberapa penelitian seperti penelitian yang dilakukan oleh Konstanski Gullone pada tahun 1998 dalam Davison McCabe, 2006 juga mengindikasikan bahwa terdapat hubungan antara gambaran tubuh dengan depresi pada remaja. Menurut Monks 2001, pada remaja yang mengerti bahwa badannya memenuhi persyaratan, maka hal ini berakibat positif terhadap penilaian dirinya. Hal ini seperti yang dinyatakan oleh Hurlock 1999 bahwa bagi remaja yg menerima perubahan fisik yg terjadi pada dirinya, menganggap hal tersebut merupakan suatu hal yang wajar karena memang akan dialami oleh semua orang yang melalui masa pubertas Berdasarkan pemaparan di atas, dapat diketahui bahwa gambaran tubuh memiliki pengaruh terhadap depresi pada remaja awal. Gambaran tubuh yang negatif akan berdampak terjadinya depresi pada remaja awal.

E. Hipotesa