c. Autokorelasi
Uji asumsi autokorelasi dilakukan dengan menggunakan koefisien korelasi Pearson Product Moment. Persamaan regresi dapat diterima jika setiap variabel
X, yaitu: Neuroticism N, Extraversion E, Openness O, Agreeableness A, dan Conscientiousness C tidak saling berkorelasi. Hasil uji autokorelasi dapat
dilihat pada Tabel 12. berikut ini: Tabel 12.
Hasil Uji Autokorelasi
Variabel N E O A C N
1 -0,393 -0,235 -0,134 -0,537
E -0,393 1
0,377 0,215
0,587 O -0,235
0,377 1
0,196 0,423
A -0,134 0,215
0,196 1
0,283 C -0,537
0,587 0,423
0,283 1
Berdasarkan data pada tabel di atas, maka dapat disimpulkan bahwa uji regresi dapat dilakukan pada analisa data karena hubungan antar variabel Y adalah lemah.
2. Hasil Utama Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui apakah terdapat hubungan antara tipe kepribadian big five personality dengan coping stress pada polisi Reserse
Kriminal Poltabes Medan. Maka hipotesa dalam penelitian ini adalah: a.
“Ada hubungan antara tipe kepribadian big five personality dengan problem- focused coping pada polisi Reserse Kriminal Poltabes Medan ”.
b. “Ada hubungan antara tipe kepribadian big five personality dengan emotion-
focused coping pada polisi Reserse Kriminal Poltabes Medan ”.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tujuan penelitian, maka dilakukan analisa statistik dengan menggunakan uji Multiple Regression.
Berdasarkan hasil uji linieritas pada Tabel 11.1. dan Tabel 11.2. diperoleh beberapa variabel kepribadian yang memiliki hubungan yang tidak linier dengan
variabel problem-focused coping dan emotion-focused coping p 0,005. Oleh karena itu, variabel-variabel tersebut tidak diolah pada uji Multiple Regression.
Hasil pengolahan data tampak pada Tabel 13. berikut.
Tabel 13. Hasil Uji Regresi
Tabel 13.1.a.. Hubungan antara Tipe Kepribadian Big Five Personality dengan Problem-Focused Coping PFC
R R Square
Adjusted R Square
F Signifikan 0,776 0,602 0,586 38,315 0,000
Tabel 13.1.b. Koefisien Regresi Tipe Kepribadian Big Five Personality dan Problem-Focused Coping PFC
Variabel B Signifikan Konstanta PFC 53,063
0,000 Neuroticism
-0,614 0,011 Agreeableness
0,481 0,011
Conscientiousness 1,262
0,000
Berdasarkan Tabel. 13.1.a. diperoleh nilai F = 38,315 dan nilai signifikan = 0,000 0,05. Oleh karena itu dapat diambil kesimpulan bahwa ada hubungan
antara tipe kepribadian neuroticsm, agreeableness, dan conscientiousnes dengan problem-focused coping pada polisi Reserse Kriminal Poltabes Medan.
Berdasarkan Tabel 13.1.a.. dapat dilihat bahwa nilai R sebesar 0,776 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara neuroticism,
agreeableness, dan conscientiousness dengan problem-focused coping R 0,5.
Universitas Sumatera Utara
Koefisien determinasi R Square yang diperoleh adalah 0,602, namun karena variabel X lebih dari 2, maka nilai R yang digunakan adalah Adjusted R Square,
yaitu 0,586. Hal ini berarti ketiga variabel X Neuroticism, Agreeableness, dan Conscientiousness memberi pengaruh sebesar 58,6 terhadap problem-focused
coping. Sedangkan sisanya 41,4 100-58,6 dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak terdapat pada penelitian ini.
Berdasarkan Tabel 13.1.b. dapat dilihat bahwa nilai signifikansi p dari variabel neuroticism 0,011, agreeableness 0,011, dan conscientiousness
0,000 lebih kecil dari 0,05 sehingga model regresi dapat digunakan untuk memprediksi problem-focused coping, atau dapat dikatakan bahwa variabel
neuroticism, agreeableness, dan conscientiousness secara bersamaan berpengaruh terhadap problem-focused coping. Berdasarkan koefisien B pada Tabel 13.1.b.
dapat diperoleh persamaan garis regresi, yaitu: Problem-Focused Coping = 53,063 – 0,614 N + 0,481 A + 1,262 C
Persamaan regresi di atas berarti:
1 Nilai konstanta 53,063 berarti jika tidak ada variabel neuroticism,
agreeableness, dan consientiousness, maka skor problem-focused coping adalah 53,063.
2 Koefisien regresi – 0,614 berarti setiap penambahan 1 skor neuroticism akan
mengurangi skor problem-focused coping sebesar 0,614. 3
Koefisien regresi 0,481 berarti setiap penambahan 1 skor agreeableness akan menambah skor problem-focused coping sebesar 0,481.
4 Koefisien regresi 1,262 berarti setiap penambahan 1 skor conscientiousness
akan menambah skor problem-focused coping sebesar 1,262.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 13.2.a. Hubungan antara Tipe Kepribadian Big Five Personality dengan Emotion-Focused Coping EFC
R R Square
Adjusted R Square
F Signifikan 0,452 0,204 0,194 20,020 0,000
Tabel 13.2.b. Koefisien Regresi Tipe Kepribadian Big Five Personality dan Emotion-Focused Coping EFC
Variabel B Signifikan Konstanta EFC 29,560
0,000 Extraversion
0,935 0,000
Berdasarkan Tabel. 13.2.a. diperoleh nilai F = 20,020 dan nilai signifikan = 0,000 0,05. Oleh karena itu dapat diambil kesimpulan bahwa ada hubungan
antara tipe kepribadian estraversion dengan emotion-focused coping. Berdasarkan Tabel 13.2.a.. dapat dilihat bahwa nilai R sebesar 0,452 yang
berarti hubungan antara extraversion dengan emotion-focused coping dapat dikatakan lemah R0,5. Koefisien determinasi R Square adalah 0,204 yang
berarti variabel extraversion memberikan pengaruh sebesar 20,4 terhadap emotion-focused coping dan sisanya sebesar 79,6 100-20,4 dipengaruhi
oleh variabel lain yang tidak terdapat pada penelitian ini. Berdasarkan Tabel 12.2.b. dapat dilihat bahwa nilai signifikansi p dari
variabel extraversion 0,000 lebih kecil dari 0,05 sehingga model regresi dapat digunakan untuk memprediksi emotion-focused coping. Berdasarkan koefisien B
pada Tabel 12.2.b.. dapat diperoleh persamaan garis regresi, yaitu: Emotion-Focused Coping = 29,560 + 0,935 E
Persamaan di atas berarti:
Universitas Sumatera Utara
1. Nilai konstanta 29,560 berarti jika tidak ada variabel extraversion, maka skor
emotion-focused coping adalah 29,560. 2.
Koefisien regresi 0,935 berarti setiap penambahan 1 skor extraversion akan menambah skor emotion-focused coping sebesar 0,935.
3. Hasil Tambahan Penelitian