Berdasarkan data pada matriks di atas, dapar diperoleh kesimpulan bahwa 55 orang 68,75 memiliki coping stress yang efektif skor PFC dan EFC
tinggi dan hanya 5 orang 6,25 yang memiliki coping stress yang tidak efektif skor PFC dan EFC rendah dari 80 orang sampel yang diteliti. Sedangkan
sisanya 20 orang 25 memiliki coping stress yang tidak tergolongkan.
b. Gambaran Kepribadian Big Five Personality pada Polisi Reserse Kriminal Poltabes Medan
Kategorisasi skor inventori kepribadian pada polisi Reserse Kriminal Poltabes Medan dapat diperoleh melalui uji signifikansi perbedaan antara mean
skor empiris dan mean skor teoritik. Inventori kepribadian terdiri dari 27 item dengan empat pilihan jawaban yang bergerak dari 1 sampai 4. Ke-27 item ini
dibedakan menjadi lima bagian sesuai dengan tipe kepribadian big five personality, yaitu neuroticism 6 item, extraversion 5 item, openness 6 item,
agreeableness 5 item, dan conscientiousness 5 item. Pengelompokan nilai mean empirik dan hipotetiknya dapat dilihat dengan lebih jelas pada Tabel 16
berikut:
Tabel 16. Perbandingan Mean Hipotetik dan Mean Empirik Tipe Kepribadian Big Five Personality
Variabel Empirik Hipotetik
Min Max Mean SD Min Max Mean
SD Neuroticism
7 19 13 2,846 6 24 15 3 Extraversion
6 18 11,375 2,533 5 20 12,5 2,5 Openness
6 21 13,513 3,230 6 24 15 3 Agreeableness
6 18 13,238 3,119 5 20 12,5 2,5 Conscientiousness
6 20 12,675 3,036 5 20 12,5 2,5
Universitas Sumatera Utara
Berdasakan mean hipotetik sebesar 15 dan standar deviasi sebesar 3, dapat dibuat kategorisasi neuroticism seperti yang terlihat dalam Tabel 17. berikut ini:
Tabel 17. Kategorisasi Data Variabel Neuroticism
Variabel Rentang Nilai
Kategori Jumlah
Persentase Neuroticism
X 15
Tinggi 25 31,25
X 15 Rendah
55 68,75
Total 80 100
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa subjek yang memiliki kepribadian neuroticism tinggi sebanyak 25 orang, dan kepribadian neuroticism rendah
sebanyak 55 orang. Mean empirik variabel neuroticism 13 berada pada kategori rendah X15.
Berdasakan mean hipotetik sebesar 12,5 dan standar deviasi sebesar 2,5, dapat dibuat kategorisasi extraversion seperti yang terlihat dalam Tabel 18.
berikut ini: Tabel 18. Kategorisasi Data pada Variabel Extraversion
Variabel Rentang Nilai
Kategori Jumlah
Persentase Extraversion
X 12,5
Tinggi 26 32,5
X12,5 Rendah 54 67,5 Total 80
100
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa subjek yang memiliki kepribadian extraversion tinggi sebanyak 26 orang, dan kepribadian extraversion rendah
sebanyak 54 orang. Mean empirik variabel extraversion 11,375 berada pada kategori rendah X12,5.
Berdasakan mean hipotetik sebesar 15 dan standar deviasi sebesar 3, dapat dibuat kategorisasi openness seperti yang terlihat dalam Tabel 19. berikut ini:
Tabel 19. Kategorisasi Data pada Variabel Openness
Variabel Rentang Nilai
Kategori Jumlah
Persentase
Universitas Sumatera Utara
Openness X
15 Tinggi
25 31,25 X 15
Rendah 55
68,75 Total 80
100
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa subjek yang memiliki kepribadian openness tinggi sebanyak 25 orang, dan kepribadian openness rendah sebanyak 55
orang. Mean empirik variabel neuroticism 13,513 berada pada kategori rendah X15.
Berdasakan mean hipotetik sebesar 12,5 dan standar deviasi sebesar 2,5, dapat dibuat kategorisasi agreeableness seperti yang terlihat dalam Tabel 20.
berikut ini: Tabel 20. Kategorisasi Data pada Variabel Agreeableness
Variabel Rentang Nilai
Kategori Jumlah
Persentase Agreeableness
X 12,5
Tinggi 53 66,25
X12,5 Rendah 27 33,75
Total 80 100
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa subjek yang memiliki kepribadian agreeableness tinggi sebanyak 53 orang, dan kepribadian agreeableness rendah
sebanyak 27 orang. Mean empirik variabel agreeableness 13,238 berada pada kategori tinggi
X 12,5
. Berdasakan mean hipotetik sebesar 12,5 dan standar deviasi sebesar 2,5,
dapat dibuat kategorisasi conscientiousness seperti yang terlihat dalam Tabel 21. berikut ini:
Tabel 21. Kategorisasi Data pada Variabel Conscientiousness
Variabel Rentang Nilai
Kategori Jumlah
Persentase Conscientiousness
X 12,5
Tinggi 40 50
X12,5 Rendah 40 50 Total 80
100
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa subjek yang memiliki kepribadian conscientiousness tinggi sebanyak 40 orang, dan kepribadian conscientiousness
rendah sebanyak 40 orang. Mean empirik variabel conscientiousness 12,675 berada pada kategori tinggi X
12,5. Berdasarkan hasil pengkategorian coping stress dan tipe kepribadian big
five personality, maka dapat diperoleh tabel matriks antara variabel coping stress dengan setiap tipe kepribadian big five personality pada tabel-tabel berikut:
Tabel 22 Matriks Coping Stress dengan Kepribadian Neuroticism Tabel 22.1. Matriks Problem-Focused Coping PFC dengan Kepribadian
Neuroticism
Coping Stress Neuroticism
Tinggi Rendah PFC
Tinggi 17 orang 21,25
49 orang 61,25 Rendah
8 orang 10 6 orang 7,5
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat jumlah sampel terbesar berada dalam kategori problem-focused coping tinggi dengan neuroticism rendah, yaitu 49
orang 61,25. Dan jumlah sampel terkecil berada dalam kategori problem- focused coping rendah dengan neuroticism rendah, yaitu 6 orang 7,5.
Tabel 22.2. Matriks Emotion-Focused Coping EFC dengan Kepribadian Neuroticism
Coping Stress Neuroticism
Tinggi Rendah EFC
Tinggi 18 orang 22,5
46 orang 57,5 Rendah
7 orang 8,75 9 orang 11,25
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat jumlah sampel terbesar berada dalam kategori emotion-focused coping tinggi dengan neuroticism rendah, yaitu 46 orang
57,5. Dan jumlah sampel terkecil berada dalam kategori emotion-focused coping rendah dengan neuroticism rendah, yaitu 7 orang 8,75.
Tabel 23 Matriks Coping Stress dengan Kepribadian Extraversion Tabel 23.1. Matriks Problem-Focused Coping PFC dengan Kepribadian
Extraversion
Coping Stress Extraversion
Tinggi Rendah PFC
Tinggi 25 orang 31,25
41orang 51,25 Rendah
1 orang 1,25 13 orang 16,25
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat jumlah sampel terbesar berada dalam kategori problem-focused coping tinggi dengan extraversion rendah, yaitu 41
orang 51,25. Dan jumlah sampel terkecil berada dalam kategori problem- focused coping rendah dengan extraversion tinggi, yaitu 1 orang 1,25.
Tabel 23.2. Matriks Emotion-Focused Coping EFC dengan Kepribadian Extraversion
Coping Stress Extraversion
Tinggi Rendah EFC
Tinggi 25 orang 31,25
39 orang 48,75 Rendah
1 orang 1,25 15 orang 18,75
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat jumlah sampel terbesar berada dalam kategori emotion-focused coping tinggi dengan extraversion rendah, yaitu 39
orang 51,25. Dan jumlah sampel terkecil berada dalam kategori problem- focused coping rendah dengan extraversion tinggi, yaitu 1 orang 1,25.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 24. Matriks Coping Stress dengan Kepribadian Openness Tabel 24.1. Matriks Problem-Focused Coping PFC dengan Kepribadian
Openness
Coping Stress Openness
Tinggi Rendah PFC
Tinggi 23 orang 28,75
43 orang 53,75 Rendah
2 orang 2,5 12 orang 15
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat jumlah sampel terbesar berada dalam kategori problem-focused coping tinggi dengan openness rendah, yaitu 43 orang
53,75. Dan jumlah sampel terkecil berada dalam kategori problem-focused coping rendah dengan openness tinggi, yaitu 2 orang 2,5.
Tabel 24.2. Matriks Emotion-Focused Coping EFC dengan Kepribadian Openness
Coping Stress Openness
Tinggi Rendah EFC
Tinggi 24 orang 30
40 orang 50 Rendah
1 orang 1,25 15 orang 18,75
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat jumlah sampel terbesar berada dalam kategori emotion-focused coping tinggi dengan openness rendah, yaitu 40 orang
50. Dan jumlah sampel terkecil berada dalam kategori emotion-focused coping rendah dengan openness tinggi, yaitu 1 orang 1,25.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 25. Matriks Coping Stress dengan Kepribadian Agreeableness Tabel 25.1. Matriks Problem-Focused Coping PFC dengan Kepribadian
Agreeableness
Coping Stress Agreeableness
Tinggi Rendah PFC
Tinggi 47 orang 58,75
19 orang 23,75 Rendah
6 orang 7,5 8 orang 10
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat jumlah sampel terbesar berada dalam kategori problem-focused coping tinggi dengan agreeableness tinggi, yaitu 47
orang 58,75. Dan jumlah sampel terkecil berada dalam kategori problem- focused coping rendah dengan agreeableness tinggi, yaitu 6 orang 7,5.
Tabel 25.2. Matriks Emotion-Focused Coping EFC dengan Kepribadian Agreeableness
Coping Stress Agreeableness
Tinggi Rendah EFC
Tinggi 48 orang 60
16 orang 20 Rendah
5 orang 6,25 11 orang 13,75
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat jumlah sampel terbesar berada dalam kategori emotion-focused coping tinggi dengan agreeableness tinggi, yaitu 48
orang 60. Dan jumlah sampel terkecil berada dalam kategori emotion-focused coping rendah dengan agreeableness tinggi, yaitu 5 orang 6,25.
Tabel 26. Matriks Coping Stress dengan Kepribadian Conscientiousness Tabel 26.1. Matriks Problem-Focused Coping PFC dengan Kepribadian
Conscientiousness
Coping Stress Conscientiousness
Tinggi Rendah PFC
Tinggi 39 orang 48,75
27 orang 33,75
Universitas Sumatera Utara
Rendah 1 orang 1,25
13 orang 16,25
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat jumlah sampel terbesar berada dalam kategori problem-focused coping tinggi dengan conscientiousness tinggi, yaitu 39
orang 48,75. Dan jumlah sampel terkecil berada dalam kategori problem- focused coping rendah dengan conscientiousness tinggi, yaitu 1 orang 1,25.
Tabel 26.2. Matriks Emotion-Focused Coping EFC dengan Kepribadian Conscientiousness
Coping Stress Conscientiousness
Tinggi Rendah EFC
Tinggi 38 orang 47,5
26 orang 32,5 Rendah
2 orang 2,5 14 orang 17,5
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat jumlah sampel terbesar berada dalam kategori emotion-focused coping tinggi dengan conscientiousness tinggi, yaitu 38
orang 47,5. Dan jumlah sampel terkecil berada dalam kategori emotion- focused coping rendah dengan conscientiousness tinggi, yaitu 2 orang 2,5.
c. Perbedaan Coping Stress pada Polisi Reserse Kriminal Poltabes Medan ditinjau dari Faktor Demografis
1 Perbedaan Coping Stress pada Polisi Reserse Kriminal Poltabes Medan
ditinjau dari Usia
Perbedaan coping stress pada polisi Reserse Kriminal Poltabes Medan ditinjau dari usia dapat dilihat pada Tabel 27. berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 27. Perbedaan Coping Stress pada Polisi Reserse Kriminal Poltabes Medan
Ditinjau dari Usia
Tabel 27.1. Perbedaan Problem-Focused Coping PFC pada Polisi Reserse Kriminal Poltabes Medan Ditinjau dari Usia
Variabel Usia Jumlah Mean
SD F p PFC
21-30 28 68,46 8,43 0,444 0,722
31-40 23 66,04 8,48 41-50 27 67,44 6,08
50 2 69 7,62
Berdasarkan tabel di atas, nilai mean skor problem-focused coping paling tinggi terdapat pada polisi yang berusia 50 tahun 69 dan nilai mean skor
problem-focused coping paling rendah terdapat pada polisi yang berusia antara 31-40 tahun 66,04. Namun bila dilihat dari nilai p=0,772 0,05, dapat
disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan problem-focused coping pada polisi Reserse Kriminal Poltabes Medan bila ditinjau dari usia.
Tabel 27.2. Perbedaan Emotion-Focused Coping EFC pada Polisi Reserse Kriminal Poltabes Medan Ditinjau dari Usia
Variabel Usia Jumlah Mean
SD F p EFC
21-30 28 41,46 5,39 1,079 0,363
31-40 23 40,17 5,99 41-50 27 39,07 4,34
50 2 38 4,24
Berdasarkan tabel di atas, nilai mean skor emotion-focused coping paling tinggi terdapat pada polisi yang berusia 50 tahun 69 dan nilai mean skor
emotion-focused coping paling rendah terdapat pada polisi yang berusia antara 21- 30 tahun 41,46. Namun bila dilihat dari nilai p=0,363 0,05, dapat
disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan emotion-focused coping pada polisi Reserse Kriminal Poltabes Medan bila ditinjau dari usia.
Universitas Sumatera Utara
2 Perbedaan Coping Stress pada Polisi Reserse Kriminal Poltabes Medan
ditinjau dari Jenis Kelamin
Perbedaan coping stress pada polisi Reserse Kriminal Poltabes Medan ditinjau dari jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 28. berikut:
Tabel 28. Perbedaan Coping Stress pada Polisi Reserse Kriminal Poltabes Medan
Ditinjau dari Jenis Kelamin Tabel 28.1. Perbedaan Problem-Focused Coping PFC pada Polisi Reserse
Kriminal Poltabes Medan Ditinjau dari Jenis Kelamin
Variabel Jenis
Kelamin Jumlah
Mean SD F p
PFC Laki-laki 65 68,09 7,73
2,607 0,110 Perempuan 15 64,60 6,65
Berdasarkan tabel di atas, nilai mean skor problem-focised coping paling tinggi terdapat pada polisi yang berjenis kelamin laki-laki 68,09 dan nilai mean
skor problem-focised coping paling rendah terdapat pada polisi yang berjenis kelamin perempuan 64,60. Namun bila dilihat dari nilai p=0,110 0,05, dapat
disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan problem-focised coping pada polisi Reserse Kriminal Poltabes Medan bila ditinjau dari jenis kelamin.
Tabel 28.2. Perbedaan Emotion-Focused Coping EFC pada Polisi Reserse Kriminal Poltabes Medan Ditinjau dari Jenis Kelamin
Variabel Jenis
Kelamin Jumlah
Mean SD F p
EFC Laki-laki 65 40,08 5,51
0,187 0,665 Perempuan 15 40,73 3,97
Berdasarkan tabel di atas, nilai mean skor emotion-focised coping paling tinggi terdapat pada polisi yang berjenis kelamin perempuan 40,73 dan nilai
mean skor emotion-focised coping paling rendah terdapat pada polisi yang
Universitas Sumatera Utara
berjenis kelamin laki-laki 40,48. Namun bila dilihat dari nilai p=0,665 0,05, dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan emotion-focised coping pada polisi
Reserse Kriminal Poltabes Medan bila ditinjau dari jenis kelamin.
3 Perbedaan Coping Stress pada Polisi Reserse Kriminal Poltabes Medan
ditinjau dari Tingkat Pendidikan
Perbedaan coping stress pada polisi Reserse Kriminal Poltabes Medan ditinjau dari tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 29. berikut:
Tabel 29. Perbedaan Coping Stress pada Polisi Reserse Kriminal Poltabes Medan
Ditinjau dari Tingkat Pendidikan
Tabel 29.1. Perbedaan Problem-Focused Coping PFC pada Polisi Reserse Kriminal Poltabes Medan Ditinjau dari Tingkat Pendidikan
Variabel Tingkat
Pendidikan Jumlah
Mean SD F p
PFC SMA
Sederajat 59 67,31 7,15
2,687 0,074 Diploma 3 77,00
11,79 S1 18
66,28 7,84
Berdasarkan tabel di atas, nilai mean skor problem-focused coping paling tinggi terdapat pada polisi dengan tingkat pendidikan diploma 77,00 dan nilai
mean skor problem-focused coping paling rendah terdapat pada polisi dengan tingkat pendidikan S1 66,28. Namun bila dilihat dari nilai p=0,074 0,05,
dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan problem-focused coping pada polisi Reserse Kriminal Poltabes Medan bila ditinjau dari tingkat pendidikan.
Tabel 29.2. Perbedaan Emotion-Focused Coping EFC pada Polisi Reserse Kriminal Poltabes Medan Ditinjau dari Tingkat Pendidikan
Variabel Tingkat
Pendidikan Jumlah
Mean SD F p
EFC SMA 59
40,29 5,46
0,36 0,965
Universitas Sumatera Utara
Sederajat Diploma 3 39,67
3,51 S1 18
40,00 4,92
Berdasarkan tabel di atas, nilai mean skor emotion-focused coping paling tinggi terdapat pada polisi dengan tingkat pendidikan SMA Sederajat 40,29 dan
nilai mean skor emotion-focused coping paling rendah terdapat pada polisi dengan tingkat pendidikan Diploma 39,67. Namun bila dilihat dari nilai p=0,965
0,05, dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan emotion-focused coping pada polisi Reserse Kriminal Poltabes Medan bila ditinjau dari tingkat
pendidikan.
4 Perbedaan Coping Stress pada Polisi Reserse Kriminal Poltabes Medan
ditinjau dari Suku
Perbedaan coping stress pada polisi Reserse Kriminal Poltabes Medan ditinjau dari suku dapat dilihat pada Tabel 30. berikut:
Tabel 30. Perbedaan Coping Stress pada Polisi Reserse Kriminal Poltabes Medan
Ditinjau dari Suku
Tabel 30.1. Perbedaan Problem-Focused Coping PFC pada Polisi Reserse Kriminal Poltabes Medan Ditinjau dari Suku
Variabel Suku Jumlah Mean SD F p
PFC B. Toba
31 66,710
7,963
0,410 0,937 Jawa 29
66,724 8,017
Tapanuli 5 70,000 4,301
Karo 5 65,800
11,212 Aceh 3
72,667 4,619
Tiong Hoa 2
71,500 3,536
Melayu 1 70,000 - Mandailing 1 70,000 -
Padang 1 73,000 - Sunda 1 72,000 -
Simalungun 1 67,000 -
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel di atas, nilai mean skor problem-focused coping paling tinggi terdapat pada polisi yang bersuku Padang 73,000 dan nilai mean skor
problem-focused coping paling rendah terdapat pada polisi yang bersuku Karo 65,800. Namun bila dilihat dari nilai p=0,937 0,05, dapat disimpulkan bahwa
tidak ada perbedaan problem-focused coping pada polisi Reserse Kriminal Poltabes Medan bila ditinjau dari suku.
Tabel 30.2. Perbedaan Emotion-Focused Coping EFC pada Polisi Reserse
Kriminal Poltabes Medan Ditinjau dari Suku
Variabel Suku Jumlah Mean SD F p
EFC B. Toba
31 39,161
6,050
0,521 0,869 Jawa 29
31,172 5,050
Tapanuli 5 42,200 6,686
Karo 5 40,000
1,049 Aceh 3
39,667 0,333
Tiong Hoa 2
40,500 1,500
Melayu 1 35,000 - Mandailing 1 38,000 -
Padang 1 46,000 - Sunda 1 38,000 -
Simalungun 1 40,000 -
Berdasarkan tabel di atas, nilai mean skor emotion-focused coping paling tinggi terdapat pada polisi yang bersuku Padang 46,000 dan nilai mean skor
emotion-focused coping paling rendah terdapat pada polisi yang bersuku Jawa 31,172. Namun bila dilihat dari nilai p=0,869 0,05, dapat disimpulkan bahwa
tidak ada perbedaan emotion-focused coping pada polisi Reserse Kriminal Poltabes Medan bila ditinjau dari suku.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
Bab ini berisi jawaban-jawaban dari pertanyaan-pertanyaan penelitian ini yang diperoleh dari hasil perhitungan statistik pada bab sebelumnya, yang
selanjutnya akan didiskusikan. Pada akhir bab akan dikemukakan saran-saran bagi penelitian di masa mendatang dengan tema yang hampir sama.
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisa dan interpretasi data penelitian dapat diperoleh beberapa hasil, yaitu:
1. Hasil Utama
a. Terdapat hubungan yang kuat antara tipe kepribadian neuroticism,
agreeableness, dan conscientiousness dengan problem-focused coping pada polisi Reserse Kriminal Poltabes Medan dengan koefisien korelasi
sebesar 0,776. Ketiga tipe kepribadian tersebut memberi pengaruh terhadap problem-focused coping sebesar 58,6, dengan persamaan
regresi: Problem-Focused Coping = 53,063 – 0,614 N + 0,481 A + 1,262 C
Persamaan regresi di atas berarti: 1
Nilai konstanta 53,063 berarti jika tidak ada variabel neuroticism, agreeableness, dan consientiousness, maka skor problem-focused
coping adalah 53,063.
Universitas Sumatera Utara