Degradasi Polimer Mikroba Tanah

Sifat fisik dan mekanis polimer-terplastisasi yang kompatibel ini akan merupakan fungsi distribusi dari sifat komposisi pemlastis yang masing-masing komponen dalam sistem. Bila antara pemlastis dengan polimer tidak terjadi percampuran koloid yang tak mantap polimer dan pemlastis tidak kompatibel dan menghasilkan sifat fisik polimer yang berkulitas rendah. Karena itu, ramalan karakteristik polimer yang terplastisasi dapat dilakukan dengan variasi komposisi pemlastis. Interaksi antara polimer dengan pemlastis dipengaruhi oleh sifat affinitas kedua komponen, jika affinitas polimer-pemlastis tidak terlalu kuat maka akan terjadi plastisasi antara struktur molekul pemlastis hanya terdistribusi diantara struktur. Plastisasi ini hanya mempengaruhi gerakan dan mobilitas struktur. Jika terjadi interaksi polimer-polimer cukup kuat, maka molekul pemlastis akan terdifusi kedalam rantai polimer rantai polimer amorf membentuk satuan struktur globular yang disebut bundle menghasilkan plastisasi infrastruktur intra bundle. Dalam hal ini molekul pemlastis akan berada diantara rantai polimer dan mempengaruhi mobilitas rantai yang dapat meningkatkan pemlastis melebihi batas ini, maka akan terjadi sistem yang heterogen dan plastisasi berlebihan, sehingga plastisasi tidak efisien lagi Wirjosentono, 1995.

2.7. Degradasi Polimer

Degradasi polimer merupakan suatu proses kerusakan atau penurunan mutu yang pada dasarnya berkaitan dengan terjadinya perubahan sifat, karena putusnya p d f Machine I s a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application you can use pdfMachine. Get yours now Universitas Sumatera Utara ikatan rantai. Selama proses pengolahan menjadi barang setengah jadi atau barang jadi, bahan polimer mengalami degradasi secara mekanis dan panas. Pada pemakaiannya menjadi barang jadi, bahan polimer ini juga mengalami degradasi oleh pengaruh radiasi ultra violet dalam sinar matahari. Di samping itu kondisi lingkungan seperti adanya oksigen atau bahan-bahan kimia oksidator turut pula mempengaruhi kecepatan degradasi. Jika bahan baku polimer dikenakan terhadap kondisi tertentu maka akan mengalami degradasi. Perubahan yang diamati selama degradasi dapat dihasilkan dari perubahan struktur bahan polimer, kehilangan atau perubahan dalam setiap bahan senyawa dan perubahan sifat-sifat mekanis Kudoh, 1996. Valdya 1994 menyelidiki biodegradasi campuran polimer yang mempunyai gugus fungsi dan polimer alam misalnya: Karbohidrat, protein. Selama pencampuran, kedua polimer dapat mengalami reaksi kimia dengan polimer yng dapat terbiodegradasi dan menghasilkan ikatan diantara kedua polimer.

2.8. Mikroba Tanah

Menurut Salle 1984, bakteri selulotik tanah dibedakan atas empat kelompok yaitu mesofilik aerobik, termofilik aerobik, mesofilik anaerobik dan termofilik anaerobik. Lebih lanjut Alexander 1997 dan Salle 1984 menjelaskan bahwa bakteri selulotik yang mesofilik aerobik meliputi anggota-anggota dari genus celvacicula, celvibrio, cellalomonas, sporocytophage, pseudomonas, cytophaga dan vibrio. p d f Machine I s a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application you can use pdfMachine. Get yours now Universitas Sumatera Utara Kisaran jenis mikroorganisme dalam tanah sangat luas yang terdiri dari bakteri, virus, protozoa, dan fungi, dengan populasi bakteri merupakan populasi mikroorganisme yang dominan. Jumlahnya dapat mencapai 2,5 juta selgram, sedangkan tingkat pertumbuhannya dalam tanah dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu: jumlah dan macam zat hara, kelembaban, tingkat aerasi, temperatur, pH dan perlakuan pada tanah. Pada tanah yang ber pH asam populiasi fungi dominan, sedangkan pada tanah yang digenangi air mikroba anaerob lebih dominan. Panas, konsentrasi ion hidrogen pH, adanya air, oksigen dan cahaya mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme. Enzim dapat mempercepat reaksi kimiawi. Suhu di mana enzim berfungsi sempurna disebut suhu optimum. Bila suhu ini menyimpang dari suhu optimum maka aktivitas enzim menurun. Kisaran suhu untuk aktivitas enzim menentukan sifat pertumbuhan mikroorganisme. Suhu tertinggi di mana mikroorganisme masih dapat tumbuh disebut suhu maksimum. Sedangkan minimum adalah suhu terendah di mana mikroorganisme tidak dapat tumbuh. Kisaran suhu tidak saja mempengaruhi aktivitas enzim, namun mempengaruhi sifat fisik membran sel. Permeabilitas membran sel tergantung pada kandungan dan jenis lipida. Peningkatan 5 o – 10 o C di atas suhu optimum dapat menyebabkan proses lisis dan kematian mikroorganisme. Lazimnya, mikroorganisme tumbuh pada pH sekitar 7,0 namun ada juga yang dapat tumbuh pada pH 2,0 dan pH 10,0. Fungi dapat tumbuh pada kisaran pH cukup luas, kelompok ini dapat tumbuh pada pH asam Lay dan Hastowo, 1992. p d f Machine I s a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application you can use pdfMachine. Get yours now Universitas Sumatera Utara

2.9. Toksikologi