sempurna kelenjar-kelenjar endokrin, dan sebab itu memandang hukum pidana sebagai a system on ignorance.
3. Keberatan Sosial
Keberatan ini mempertanyakan kewenangan negara untuk menghukum, karena negara sendiri yang secara langsung maupun tidak
menetapkan syarat-syarat atau batasan kriminalitas. Lacassagne, salah
satu pendukung aliran sosiologis Perancis menyatakan: tout le monde est coupable du crime, excepte le criminel tiap orang sanggup melakukan
delik atau dinyatakan bersalah, terkecuali si penjahat.
1. Sebelum berlakunya UU No.35 Tahun 2009 tentang Narkoba.
Pada awalnya, Narkoba digunakan untuk kepentingan umat manusia, khususnya untuk pengobatan dan pelayanan kesehatan. Namun,
dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, peruntukan Narkoba mengalami perluasan hingga kepada hal-hal yang negatif.
Didunia kedokteran, Narkoba banyak digunakan khususnya dalam proses pembiusan sebelum pasien dioperasi, mengingat di dalam Narkoba terkandung
zat yang dapat mempengaruhi perasaan, pikiran serta kesadaran pasien. Oleh karena itu, agar penggunaan Narkoba dapat memberikan manfaat bagi
kehidupan umat manusia, maka peredarannya harus diawasi secara ketat, sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 3 Undang-undang No.22 Tahun 1997
tentang Narkoba, yang menyebutkan: Pengaturan Narkoba bertujuan untuk:
45
1. Menjamin ketersediaan Narkoba untuk kepentingan
45
http:www.bpkp.go.idunithukumuu199722-97.pdf
Universitas Sumatera Utara
pelayanan kesehatan danatau pengembangan ilmu penegtahuan; 2.
Mencegah terjadinya penyalahgunaan Narkoba; 3.
Memberantas peredaran gelap Narkoba.
Pentingnya peredaran Narkoba diawasi secara ketat dikarenakan saat ni pemanfaatannya banyak untuk hal-hal yang negatif. Di samping itu, melalui
p erkembangan teknologi informasi dan komunikasi, penyebaran Narkoba s udah menjangkau hampir ke semua wilayah di Indonesia hingga ke pelosok-
pelosok. Daerah yang sebelumnya tidak pernah tersentuh oleh peredaran Narkoba lambat laun berubah menjadi sentra peredaran Narkoba. Begitu
pula, anak-anak yang pada mulanya awam terhadap barang haram ini telah berubah
menjadi sosok
pecandu yang
sukar untuk
dilepaskan ketergantungannya.
Harus diakui bersama, masalah
penyalahgunaan Narkoba merupakan salah satu persoalan yang tidak mudah untuk ditemukan
solusinya. Kondisi ini tidak hanya ditemukan dinegara berkembang seperti Indonesia. tetapi juga di negara-negara maju seperti, Amerika Serikat,
Australia dan negara-negara di benua Eropa. Peredaran Narkoba secara illegal harus segera ditanggulangi mengingat efek negatif yang akan ditimbulkan
tidak saja pada penggunanya tetapi juga bagi keluarga, komunitas hingga bangsa dan negara.
Sebelum lahirnya Undang-Undang No.35 Tahun 2009 tentang Narkoba, , Narkoba diatur dalam Undang-undang No. 9 Tahun 1966 tentang
Narkoba Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1976 Nomor 36,
Universitas Sumatera Utara
Tambahan Lembaran negara Republik Indonesia Nomor 3086, namun undang - undang ini tidak dapat dipertahankan lagi keberadaannya
karena adanya perkembangan kualitas kejahatan Narkoba yang sudah menjadi ancaman serius
bagi kehidupan umat manusia. Pengguna Narkoba sangat beragam dan menjangkau semua lapisan masyarakat, mulai dari anak-anak hingga orang
dewasa, orang awam hingga artis bahkan hingga pejabat publik. Penanganan penyalahgunaan Narkoba dan obat-obatan terlarang bagi
daerah sekitarnya maupun nasional. Pemberian perlindungan kepada korban Narkoba, tentu tidak dapat dibebankan sepenuhnya kepada pemerintah, peran
serta masyarakat pun diharapkan ada salah satunya diterimanya kembali mantan para pengguna dalam lingkungannya tanpa melakukan tindakan-
tindakan yang sifatnya diskriminatif bahkan dengan memposisikan mereka sebagai warga kelas dua yang harus dijauhi.
2. Setelah berlakunya UU No.35 Tahun 2009 tentang Narkoba.