Tinjauan Kepustakaan. Tinjauan Kriminologis Dan Hukum Pidana Terhadap Peranan Kepolisian Dalam Menangani Pelaku Tindak Pidana Akibat Pengaruh Narkoba Suntik Di Kota Medan (Studi Di Polresta Medan)

b. Manfaat Praktis Penulisan skripsi ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pemerintah, pembentuk Undang-undang, serta masyarakat.

D. Keaslian Penulisan

Sebagai suatu karya tulis ilmiah yang dibuat sebagai pemenuhan syarat untuk memperoleh gelar sarjana hukum, maka seyogianya skripsi ditulis berdasarkan buah pikiran yang benar – benar asli tanpa melakukan tindakan peniruan plagiat baik sebagian maupun keseluruhan dari karya orang lain. Dengan demikian penulis berdasarkan pengetahuan dan informasi yang dimiliki dapat menjamin keaslian skripsi yang berjudul ”Tinjauan Kriminologis dan Hukum Pidana Terhadap peranan Kepolisian dalam menangani Pelaku Tindak Pidana akibat pengaruh Narkoba Suntik di Kota Medan Studi di Polresta Medan” ini sebagai karya tulis ilmiah yang asli original dan benar – benar merupakan hasil pemikiran dan usaha dari penulis tanpa meniru atau plagiat.

E. Tinjauan Kepustakaan.

Sejalan dengan skripsi ini, maka perlu bagi penulis untuk memberikan pengertian tentang judul skripsi ini, agar tidak menimbulkan keragu-raguan sebelum hingga pada akhir pembahasan dalam penyusunan lebih lanjut pada bab – bab berikutnya. 1. Pengertian Kriminologi. Dalam Pasal 13 UU No.2 Tahun 2002 disebutkan bahwa tugas pokok Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah : 1 memelihara Universitas Sumatera Utara keamanan dan ketertiban masyarakat; 2 menegakkan hukum dan; 3 memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat. Penyalahgunaan dan Ketergantungan adalah istilah klinis medik-psikiatrik yang menunjukan ciri pemekaian yang bersifat patologik yang perlu di bedakan dengan tingkat pemakaianpsikologik-sosial, yang belum bersifat patologik: a. PENYALAHGUNAAN NAPZA adalah penggunaan salah satu atau beberapa jenis NAPZA secara berkala atau teratur diluar indikasi medis,sehingga menimbulkan gangguan kesehatan fisik, psikis dan gangguan fungsi sosial. b. KETERGANTUNGAN NAPZA adalah keadaan dimana telah terjadi ketergantungan fisik dan psikis, sehingga tubuh memerlukan jumlah NAPZA yang makin bertambah toleransi, apabila pemakaiannya dikurangi atau diberhentikan akan timbul gejala putus zat withdrawal syamptom. Oleh karena itu ia selalu berusaha memperoleh NAPZA yang dibutuhkannya dengan cara apapun, agar dapat melakukan kegiatannya sehari- hari secara “normal”. 14 14 http:www.bppsdmk.depkes.go.idindex.php?option=com_contentview=articleid=126:- penyalahguna-napza-korban-yang-perlu-dimanusiakancatid=37:artikel Universitas Sumatera Utara 2. Pengertian Narkoba dan Jenis-jenis Narkoba. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas pengertian Narkoba adalah singkatan dari Narkoba dan obatbahan berbahaya. Selain Narkoba, istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah Napza yang merupakan singkatan dari Narkoba, Psikotropika dan Zat Adiktif. Semua istilah ini, baik Narkoba atau napza, mengacu pada sekelompok zat yang umumnya mempunyai risiko kecanduan bagi penggunanya. Narkoba adalah zat kimia yang dapat mengubah keadaan psikologi seperti perasaan, pikiran, suasana hati serta perilaku jika masuk ke dalam tubuh manusia baik dengan cara dimakan, diminum, dihirup, suntik, intravena, dan lain sebagainya. Narkoba dapat digolongkan menjadi 3 tiga golongan, yaitu : a. Narkoba - untuk menurunkan kesadaran atau rasa. b. Psikotropika - mempengaruhi psikis dari pengaruh selektif susunan syaraf pusat otak c. Obat atau zat berbahaya Menurut pakar kesehatan, Narkoba sebenarnya adalah psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak dioparasi atau obat- obatan untuk penyakit tertentu. Namun kini presepsi itu disalah gunakan akibat pemakaian yang telah di luar batas dosis. Golongan Psikotropika adalah zat atau obat baik alami maupun sintetis namun bukan Narkoba Universitas Sumatera Utara yang berkhasiat aktif terhadap kejiwaan psikoaktif melalui pengaruhnya pada susunan syaraf pusat sehingga menimbulkan perubahaan tertentu pada aktivitas mental dan perilaku. 15 Jenis Narkoba yang sering disalahgunakan adalah morfin, heroin putauw, petidin, termasuk ganja atau kanabis, mariyuana, hashis dan kokain. Sedangkan jenis Psikotropika yang sering disalahgunakan adalah amfetamin, ekstasi, shabu, obat penenang seperti mogadon, rohypnol, dumolid, lexotan, pil koplo, BK, termasuk LSD, Mushroom. Zat adiktif lainnya disini adalah bahanzat bukan Narkoba Psikotropika seperti alkoholetanol atau metanol, tembakau, gas yang dihirup inhalansia maupun zat pelarut solven. Dari segi efek dan dampak yang ditimbulkan pada para pemakai Narkoba dapat dibedakan menjadi 3 tiga golongan jenis : Dalam UU No.35 Tahun 2009 tentang Narkoba pasal 1,yang dimaksud Narkoba adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongan - golongan sebagaimana terlampir dalam Undang-Undang ini. 16 15 http:www.facebook.comgroup.php?gid=55453521113 16 http:bomberpipitpipit.wordpress.comjenis-jenis-narkoba Universitas Sumatera Utara a. Upper Upper adalah jenis Narkoba yang membuat si pemakai menjadi aktif seperti sabu-sabu, ekstasi dan amfetamin. b. Downer Downer adalah golongan Narkoba yang dapat membuat orang yang memakai jenis Narkoba itu jadi tenang dengan sifatnya yang menenangkan sedatif seperti obat tidur hipnotik dan obat anti rasa cemas. c. Halusinogen Halusinogen adalah napza yang beracun karena lebih menonjol sifat racunnya dibandingkan dengan kegunaan medis. 17 3. Teori-teori Kriminologi. Dalam UU No.35 Tahun 2009, yang di maksud dengan :“Penyalah Guna adalah orang yang menggunakan Narkoba tanpa hak atau melawan hukum. Sedangkan Pecandu Narkoba adalah orang yang menggunakan atau menyalahgunakan Narkoba dan dalam keadaan ketergantungan pada Narkoba, baik secara fisik maupun psikis. 18 Teori – teori penyalahgunaan Narkoba: 19 a. Teori Biologis : Struktur otak yang mentoleransi penggunaan obat yang berfungsi untuk menghilangkan gejala anxiety. b. Teori Psikologis : Psikologis perkembangan. 17 http:bomberpipitpipit.wordpress.comjenis-jenis-Narkoba 18 Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 143. 19 http:te.effendi.googlepages.comNarkobaIdanII.pdf Universitas Sumatera Utara c. Teori Psikoanalisa : Narkoba sebagai factor pengganti kepuasan, adanya dorongan bawah sadar yang tidak dapat dikontrol. d. Teori Perilaku : Narkoba sebagai penguat utama,penguat sekunder,penguat negative dan penguat negative sekunder. e. Teori Psikiatri : Penggunaan Narkoba sebagai gangguan kepribadian. f. Teori Sosiologi : Adanya hubungan kejahatan dengan perilaku social. 4. Latar belakang penggunaan Narkoba Suntik. Penyebab penyalahgunaan NAPZA sangat kompleks akibat interaksi antara factor yang erkait dengan individu, faktor lingkungan dan faktor tersedianya zat NAPZA. Tidak terdapat adanya penyebab tunggal single cause Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya penyalagunaan NAPZA adalah sebagian berikut : 20 1. Faktor Individu Kebanyakan penyalahgunaan NAPZA dimulai atau terdapat pada masa remaja, sebab remaja yang sedang mengalami perubahan biologik, psikologik maupun sosial yang pesat merupakan individu yang rentan untuk menyalahgunakan NAPZA. Anak atau remaja dengan ciri-ciri tertentu mempunyai risiko lebih besar untuk menjadi penyalahguna NAPZA. 20 http:gilar-remaja.webnode.comnewsmengenal-jenis-dan-faktor-penyebab-penyalahgunaan- napza Universitas Sumatera Utara 2. Faktor Lingkungan Faktor lingkungan meliputi faktor keluarga dan lingkungan pergaulan baik disekitar rumah, sekolah, teman sebaya maupun masyarakat. 3. Faktor NAPZA - Mudahnya NAPZA didapat dimana-mana dengan harga “terjangkau”. - Banyaknya iklan minuman beralkohol dan rokok yang menarik untuk dicoba. - Khasiat farakologik NAPZA yang menenangkan, menghilangkan nyeri, menidur-kan, membuat euforiaflystonehighteler dan lain-lain. Faktor-faktor tersebut diatas memang tidak selau membuat seseorang kelak menjadi penyalahguna NAPZA. Akan tetapi makin banyak faktor-faktor diatas, semakin besar kemungkinan seseorang menjadi penyalahguna NAPZA. Faktor individu, faktor lingkungan keluarga dan teman sebayapergaulan tidak selalu sama besar perannya dalam menyebabkan seseorang menyalahgunakan NAPZA. Sedangkan alasan – alasan orang menggunakan Narkoba antara lain: 21 a. Mereka yang ingin mengalami pengalaman baru experiences seekers. 21 http:antigadis.wordpress.com20071231Narkoba-dan-disfungsi-seksual Universitas Sumatera Utara b. Mereka yang bermaksud menjauhi atau mengelakan realita hidup the oblivion seekers. c. Mereka yang ingin mengubah kepribadiannya personality change. 5. Akibat Penggunaan Narkoba Suntik. Pada dasarnya akibat penyalahgunaan Narkoba dapat dibagi menjadi akibat fisik dan psikis. Akibat yang terjadi tentu tergantung kepada jenis Narkoba yang digunakan, cara penggunaan, dan lama penggunaan. Beberapa akibat fisik ialah kerusakan otak, gangguan hati, ginjal, paru-paru, dan penularan HIVAIDS melalui penggunaan jarum suntik bergantian. Sebagai contoh, sekitar 70 persen pengguna Narkoba suntikan di Cina tertular HIV AIDS. Di Indonesia, sejak beberapa tahun terakhir ini jumlah kasus HIVAIDS yang tertular melalui penggunaan jarum suntik di kalangan pengguna narkotik tampak meningkat tajam. Akibat lain juga timbul sebagai komplikasi cara penggunaan Narkoba melalui suntikan, misalnya infeksi pembuluh darah dan penyumbatan pembuluh darah. 22 Di samping akibat tersebut di atas, terjadi juga pengaruh terhadap irama hidup yang menjadi kacau seperti tidur, makan, minum, mandi, dan kebersihan lainnya. Lebih lanjut, kekacauan irama hidup memudahkan timbulnya berbagai penyakit. Akibat psikis yang mungkin terjadi ialah 22 http:antigadis.wordpress.com20071231Narkoba-dan-disfungsi-seksual Universitas Sumatera Utara sikap yang apatis, euforia, emosi labil, depresi, kecurigaan yang tanpa dasar, kehilangan kontrol perilaku, sampai mengalami sakit jiwa. Akibat fisik dan psikis tersebut dapat menimbulkan akibat lebih jauh yang mungkin mengganggu hubungan sosial dengan orang lain. Bahkan acapkali pula merugikan orang lain. Sebagai contoh, perkelahian dan kecelakaan lalu lintas yang terjadi karena pelaku tidak berada dalam keadaan normal, baik fisik maupun psikis. Penggunaan Narkoba dapat menimbulkan ketergantungan. Ketergantungan terhadap Narkoba ternyata tidak mudah diatasi. Meski cukup banyak remaja yang berjuang untuk keluar dari ketergantungan Narkoba, acap kali mereka jatuh kembali. Penggunaan Narkoba suntikan amat berisiko menularkan penyakit Hepatitis C dan HIV. 23

F. Metode Penelitian