Saran Tinjauan Kriminologis Dan Hukum Pidana Terhadap Peranan Kepolisian Dalam Menangani Pelaku Tindak Pidana Akibat Pengaruh Narkoba Suntik Di Kota Medan (Studi Di Polresta Medan)

 Perlunya peningkatan kualitas penyidik Polri khususnya pada satuan narkoba, peningkatan anggaran penyelidikan dan penyidikan kasus Narkoba, peningkatan sarana dan prasarana pendukung, guna lebih memberdayakan Polri dalam mengungkapkan kasus penyalahgunaan Narkoba.  Perlunya pemberian informasi yang benar tentang HIV dan AIDS kepada personil Satuan Narkoba Polresta Medan. Hal ini dimaksudkan agar jangan ada lagi personil satuan Narkoba yang melepaskan pelaku tindak pidana yang dilakukan oleh pengguna narkoba suntik dengan alasan yang bersangkutan sudah terinfeksi HIV. 4. Melalui kegiatan preventif yang bersifat informatif dan edukatif, Narkoba dapat diajarkan di lembaga-lembaga pendidikan formal dengan tidak mengiliminasi jalur pendidikan non formal. Kegiatan ini pada jalur pendidikan formal dirasa dapat membantu proses penanggulangan Narkoba lebih efektif. Selain itu dengan materi-materi yang diberikan, para pelajar tidak hanya ampu mengatasi permasalahaan dirinya tapi melahirkan konselor-konselor di sekitarnya.

B. Saran

Saran-saran yang dapat penulis kemukakan berkaitan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 1. Setelah diperhatikan, peraturan mengenai Narkoba yaitu Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 dirasa perlu diperbaiki. Undang-undang tersebut tidak mengatur dengan jelas bagaimana mekanisme pemidanaan pengguna Narkoba suntik. Undang-undang Narkoba tersebut hanya menyebutkan pemidanaan secara umum. Sehingga jika ditemukan tersangka atau terdakwa pengguna Narkoba suntik yang terindikasi positif HIV,sering kali tidak dapat penanganan yang serius apabila membutuhkan layanan kesehatan,atau bahkan karena ketakutan petugas aparat maka pelaku tindak pidana tersebut dilepaskan begitu saja. 2. Apa yang sudah dilakukan bersama antara masyarakat, pemerintah dan aparat penegak hukum dalam upaya penanggulangan dan pemberantasan Narkoba selama ini tentu harus tetap dilakukan dan ditingkatkan kualitas maupun kuantitasnya secara berkelanjutan. Namun demikian, perlu juga untuk dilakukan evaluasi dari waktu ke waktu mengingat karakteristik Narkoba sebagai kejahatan terorganisir, memiliki jaringan yang luas, modus kejahatan yang terus diperbaharui dengan melihat kelemahan pengawasan aparat penegak hukum dan kontrol sosial masyarakat, serta Narkoba menjadi bisnis yang menggiurkan ketika harga segala kebutuhan hidup naik dan lapangan kerja tidak ada. Walaupun ada tidak akan terjaring karena keterampilan yang minim dan tingkat pendidikan yang rendah. Ini menunjukkan upaya pemberantasan Narkoba tidak hanya dengan memenjarakan atau menghukum mati pelaku, tetapi merupakan masalah multidimensi yang membutuhkan upaya bersama lintas sektoral.. Universitas Sumatera Utara 3. Dalam politik kriminal, upaya penanggulangan kejahatan menggunakan dua sarana, yaitu sarana penal hukum pidana dan sarana non penal non hukum pidana. Sarana penal selama ini sudah banyak dilakukan. Mulai dari pembaharuan undang-undang terakhir UU No. 352009 sampai dengan menangkap dan memenjarakan bahkan menghukum mati pelaku Narkoba. Namun sayangnya upaya penal yang sering kita andalkan ini lebih bersifat represif dan bukan preventif. Ditambah lagi dengan keterbatasan SDM dan sarana yang ada tentu tidak mampu secara maksimal menghentikan peredaran Narkoba. Kini tidak hanya modus peredaran Narkoba saja yang semakin kreatif dan inovatif guna mengelabui petugas, seperti dalam kemasan permen coklat dan pengiriman via pos, namun target pengguna Narkoba pun telah meraba segmen yang semakin beragam namun memperihatinkan. Ketika sosialisasi anti Narkoba banyak dilakukan di kalangan pelajar dan mahasiswa, karena menurut BNN sekarang target pengedaran Narkoba sudah masuk ke pintu- pintu sekolah dan perguruan tinggi, peristiwa mengejutkan terjadi di Babel ketika yang terjaring razia Narkoba justru oknum pejabat publik di lembaga eksekutif dan legislatif, serta aparat penegak hukum yang seharusnya berperan aktif memberantas Narkoba.. 4. Guna meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat serta tercapainya situasi Kamtibmas yang kondusif, perlu dilakukan revisi perundang-undangan yang mengatur pemberian sanksi kepada pengguna Narkoba khususnya bagi mereka yang pertama kali menggunakan, untuk Universitas Sumatera Utara tidak diberikan pidana kurungan tetapi berupa peringatan keras sampai dengan sanksi sosial seperti pembinaan social, kerja sosial dan sebagainya. Kenyataan menunjukkan bahwa pidana kurungan terhadap mereka yang tidak punya niat jahat tersebut tidak akan membuat yang bersangkutan menjadi lebih baik tetapi sebaliknya akan menjadi lebih jahat di kemudian hari. Pengalaman dipenjara selain membuat masa depan menjadi hancur juga akibat pergaulan dengan narapidana lain seperti pembunuh, perampok dan lain-lain akan menjadi pemicu atau mengilhami mereka untuk melakukan hal yang sama dikemudian hari jika mengalami kegagalan dalam kehidupan berma-syarakat. 5. Perlu membuat Lembaga Pemasyarakat khusus Narkoba, jika hal ini masih sulit untuk direalisasikan maka perlu dilakukan pemisahan sel antara narapidana Narkoba dan narapi-dana bukan Narkoba, agar pembinaannya lebih mudah, terfokus dan mereka tidak terpengaruh oleh narapidana kejahatan konvensional yang lain. Dengan demikian setelah mereka keluar dari LP benar-benar dianggap baik, dapat bersosialisasi dan hidup produktif kembali ditengah-tengah masyarakat. Universitas Sumatera Utara BAB II KAJIAN KRIMINOLOGI DAN HUKUM PIDANA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA NARKOBA SUNTIK IDU’s

A. Pandangan Kriminologi.