Hambatan yang ditemui dalam menangani pelaku tindak Pidana Narkoba Suntik

C. Hambatan yang ditemui dalam menangani pelaku tindak Pidana Narkoba Suntik

Perkembangan teknologi informasi tidak dapat kita hindari, karena berpengaruh terhadap situasi keamanan dan ketertiban masyarakat, dan itu menjadi tantangan tugas yang tidaklah ringan bagi kepolisian sehingga perlu didukung peran serta masyarakat dalam memberikan informasi dan didukung oleh kemampuan dari sumber daya anggota polri dalam mengoptimalkan kemampuan dibidang teknologi, dengan demikian teknologi dan sistem informasi menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan kepolisian bagi kepentingan operasional maupun pembinaan. Setiap kegiatan menghadapi sumber daya yang terbatas dan hasil yang terbatas atas setiap hasil kerja kegiatan tersebut. Keterbatasan-keterbatasn ini disebut “Kendala” constraint. Teori Kendala mengakui bahwa kinerjahasil kerja setiap kegiatan dibatasi oleh kendala-kendalanya. Jika hendak memperbaiki kinerjanya, suatu kegiatan harus mengidentifikasi kendala-kendalanya, mengeksploitasi kendalanya dalam jangka pendek dan jangka panjang, kemudian menemukan cara untuk mengatasinya. 56 a. Faktor Internal. Dalam pelaksanaan fungsi satuan Narkoba Polresta Medan dalam menangani tindak pidana yang dilakukan oleh pengguna Narkoba suntik IDUs, juga ditemukan hambatan yang membuat pelaksanaan tugas fungsi Narkoba tidak maksimal.yaitu: 56 http:dion.staff.gunadarma.ac.idDownloadsfiles14149TEORI+KENDALA.doc Universitas Sumatera Utara Faktor-faktor yang membatasimenghambat pencapaian kinerja yang maksimal yang berasal dari dalam satuan Narkoba Polresta Medan, yaitu:  Personil Secara umum kualitas personil Polri masih sangat kurang, khususnya dalam bidang penyelidikan dan penyidikan kasus Narkoba. Ditambah lagi jumlah personil satuan Narkoba Polresta Medan yang masih sangat kurang …. Orang, dibandingkan dengan jumlah yang dibutuhkan …. Orang sesuai dengan proporsi perbandingan jumlah penduduk kota Medan. Kendala lain sulitnya dilakukan pemberantasan narkoba khususnya di Medan, karena aparat pemerintahan terlibat di dalamnya. Baik PNS maupun oknum TNIPolri banyak bermain dalam bisnis barang haram ini. Keterlibatan PNS, oknum TNIPolri bermain dan menikmati barang haram ini, menjadi hambatan yang paling berat dalam pemberantasan narkoba. Dan hal ini sangat dirasakan di lapangan.Yang paling celaka adalah oknum polisi ikut bermain, sebab seharusnya mereka harus menangkap, bukan malah ikut bermain.  Keterbatasan danaanggaran. Kepolisian mengeluhkan minimnya anggaran yang diberikan untuk memberantas peredaran narkoba yang marak terjadi di Universitas Sumatera Utara Indonesia. Dana yang digunakan sekarang ini, hanya bisa untuk menuntaskan sekira 250 kasus per tahun.“Saat ini Polri menyadari keterbatasan sarana dan prasarana serta anggaran untuk pemberantasan narkoba. Setiap bulan rata-rata 650 kasus narkotik yang ditangani. Tetapi anggaran yang disediakan hanya untuk 250 kasus dalam setahun. tas keterbatasan anggaran tersebut dirinya menjelaskan bahwa nantinya penanganan untuk menyelesaiakan maraknya peredaran narkoba tidak akan terselesaikan. 57  Isu HIV dan AIDS Hampir 75 persen penderita HIVAIDs tertular dari jarum suntik narkoba secara bergantian. 58 57 http:news.okezone.comread20100804339359527berantas-narkoba-kepolisian-terkendala- anggaran 58 http:www.aidsindonesia.or.id75-persen-penyebaran-hivaids-dari-narkoba.html Sehingga apabila ditemukan pengguna narkoba suntik yang melakukan tindak pidan bukan masalah Narkoba, kemungkinan besar yang bersangkutan sudah terinfeksi HIV. Hal ini yang kemudian dimanfaatkan oleh pelaku tindak pidana oleh pengguna narkoba suntik untuk lepas dari jerat hukum. Ditambah ketidak tahuan petugas pada informasi HIV dan AIDS secara benar. Sehingga seringkali pelaku tindak pidana oleh pengguna narkoba suntik dilepaskan oleh petugas kepolisian, dengan alasan agar tidak tertular HIV dan tidak menulari penghuni tahanan lainnya. Universitas Sumatera Utara b. Faktor Ekstenal Faktor-faktor yang membatasimenghambat pencapaian kinerja yang maksimal yang berasal dari luar satuan Narkoba Polresta Medan, yaitu:  UU dan Peraturan yang Kontra Produktif. Terkait dengan perumusan tindak pidana UU Narkoba dimana delik Narkoba diberikan batasan yang terlalu luas. Misalnya rumusan yang terdapat pada pasal 80 ayat 1,pasal 80 ayat 3,pasal 82 dan pasal 88 UU Narkoba yang mana terdapat alternatif hukuman tindak pidana, sehingga penafsirannya menjadi luas. Sedangkan terkait perumusan ancaman hukuman UU Narkoba masih menggunakan perumusan yang pasti atau tidak pasti defenite-indefenite, sehingga ancaman pidana terkait penegakkan UU Narkoba menjadi tidak tegas. Kalaupun ada susunan yang menggunakan sitem defenite, ancaman pidana juga sangat besar sehingga menimbulkan kesulitan untuk diberlakukannya ancaman pidana. 59 Ada hambatan lain yang menyebabkan pemberantasan Narkoba di Kota Medan sedikit terhambat. Hambatan itu adalah adanya edaran Kapolri yang mengharuskan Ketua Pelaksana Harian Kelahar BNP Badan Narkoba Propinsi mengundurkan diri dari jabatannya di instansi kepolisian. “Ada ketakutan pihak kepolisian kalau Kelahar nantinya bakal diperiksa Komisi 59 http:lumbungriset.blogspot.com200907kendala-yuridis-dalam-pemberantasan.html Universitas Sumatera Utara Pemberantasan Korupsi KPK karena menerima gaji dobel yakni dari kepolisian dan dari Pemda.  Kondisi sosial ekonomi masyarakat. Masalah pokoknya berpijak pada kondisi sosial ekonomi masyarakat Indonesia yang jauh di bawah standar, sehingga mudah dijadikan kurir Narkoba. Mental masyarakat kita sangat rapuh, seperti mudah disuap, suka menerabas dan potong kompas, mementingkan diri sendiri, susah diajak koordinasi serta menghindar dari tanggung jawab, yang berakibat sering menjadi bagian dari sindikat Narkoba.  Belum ada keseragaman visi, misi dan interpretasi di seluruh komponen masyarakat. Hingga sini belum ada keseragaman visi, misi dan interpretasi di seluruh komponen masyarakat, bangsa dan negara yang menyatakan bahwa Narkoba adalah musuh bersama dan kejahatan yang harus diperangi. Untuk memutus jaringan distribusi supply, maka harus dilakukan operasi pemberantasan dan pemutusan jaringan yang terus-menerus sepanjang tahun terhadap sindikat Narkoba, baik pemodal, pabrik, pengirim, pembawa kurir, penerima sampai kepada pengedar. Selain itu memetakan titik pengiriman, menutup rute yang dilalui baik melalui bandar udara, pelabuhan laut atau perbatasan sampai titik akhir pengiriman barang gudang. Universitas Sumatera Utara Operasi pemberantasan peredaran gelap Narkoba juga harus dilakukan di daerah kantong-kantong Narkoba, tempat-tempat hiburan, serta pemutusan jaringan sindikat yang dikendalikan dari lembaga pemasyarakatan Lapas. Karena itu, pihak BNP Badan Narkoba Propinsi harus terus meningkatkan kerjasama dengan badan-badan penegak hukum di kota Medan maupun pihak kepolisian internasional. 60 60 http:liranews.commdgs20101029indonesia-harus-menerapkan-bio-metric-untuk-ungkap- jaringan-Narkoba Universitas Sumatera Utara BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini penulis mencoba untuk menyampaikan beberapa hal yang dianggap penting dari uraian-uraian bab terdahulu serta memberikan saran guna perkembangan penanganan Pelaku Tindak Pidana akibat pengaruh Narkoba Suntik di masa yang akan datang. Maka kesimpulan dan saran yang dapat penulis kemukakan, adalah:

A. Kesimpulan